Foto: massa KSBSI membakar alat peraga setelah aksi tolak Tapera disudahi, Selasa (9/7/2024) sore, dok. istimewa

JAKARTASATU.COM– Presiden Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) Elly Rosita Silaban mau menakut-nakuti presiden terpilih Prabowo Subianto terkait Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera).

“Kita harus ketemu Pak Prabowo. Kita takut-takuti dia—kalau Tapera tidak dibatalkan maka buruh akan terus melakukan aksi unjuk rasa,” kata Presiden KSBSI, Elly, saat orasi penutup aksi unjuk rasa tolak Tapera di dekat patung kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta Pusat, Selasa (9/7/2024).

Selain ingin bertemu untuk meminta Tapera dibatalkan, Elly juga ingin meminta Prabowo, sebagai presiden nanti, membatalkan Omnibus Law UU Cipta Kerja (Ciptaker).

“Kita akan terus aksi,” imbuhnya.

Keinginan Elly itu disambut antusias para anggota KSBSI yang datang dari berbagai daerah. Sampai-sampai Elly menanyakan tentang setuju atau tidaknya jika ia bertemu Prabowo—membicarakan pembatalan Tapera dan Omnibus Law UU Ciptaker.

“Setuju atau tidak?! tanya Elly tegas.

Siapa di sini yang kemarin milih Prabowo? Ngacung. Sama mah enggak,” lanjut Elly.

KSBSI dengan tegas menolak kehadiran Tapera. Tapera tidak menguntungkan buruh. Malah sebaliknya.

Aksi jalanan yang dipilih KSBSI bukan satu-satunya. KSBSI juga menempuh jalur hukum/konstitusi ke Mahkamah Konstitusi (MK).

“Sudah tahu, belum? Kami sudah daftarkan gugatan judicial review ke Mahkamah Konstitusi terkait Tapera,” kata Elly memberi tahu.

Jalan yang ditempuh itu, diharapkan KSBSI, Tapera bisa dibatalkan. Kalau tidak, kata Elly, maka KSBSI akan terus melakukan aksi sampai tahun 2027, di mana Tapera diimplementasikan. (RIS)