Foto: ilustrasi white hat hacker, dok. istimewa

JAKARTASATU.COM– Founder Ethical Hacker Indonesia Teguh Aprianto menyebut bahwa ‘white hat hacker’ di Indonesia itu banyak.

“Bahkan kita sekarang lagi ngebentuk regenerasi biar anak-anak muda—daripada bandel ketangkep, kita arahkan untuk menggunakan hal positif dan make money,” kata Teguh, ketika di podcast Deddy Corbuzier, baru-baru ini.

Namun tampaknya disayangkan oleh Teguh, karena ‘white hat hacker’ belum diakomodir oleh Pemerintah.

Padahal, kata Teguh, ada salah satu lembaga yang tiap tahun bikin acara seperti ‘hacker competion’—di mana pesertanya profesional di bidangnya (hacking).

“Pemerintah yang bikin. Yang ikut jago-jago. Menang. Tapi enggak dipekerjakan. Yang ambil swasta. Goals-nya apa? Malah dimanfaatkan swasta buat nyari talent,” ungkap Teguh.

Pemerintah dianggap Teguh masih bergantung pada vendor. Enggak mau handle semuanya sendiri.

“Pemerintah itu apa-apa vendor. Jadi mereka enggak mau punya internal. Mereka butuh, harusnya,” imbuh Teguh.

‘White hat hacker’, dikutip wikipedia, mengacu pada peretas komputer etis, atau pakar keamanan komputer, yang berspesialisasi dalam pengujian penetrasi dan dalam metodologi pengujian lain yang menjamin keamanan sistem informasi dari sebuah organisasi.