Jakarta Pusat Peradaban Bangsa, Setya Dharma: Berani Bertahan Dukung Anies Di Pilgub DKI, Sejarah Mencatat!
JAKARTASATU.COM— Panitya Persiapan
Gerakan Perubahan Jakarta (RakHanJak), Setya Dharma Pelawi mengatakan Anies Rasyid Baswedan dan “Gerakan Perubahan” seperti dua keping mata uang yang tak bisa dipisahkan. Setidaknya untuk konteks dinamika politik kebangsaan Indonesia hari ini.
“Momentum pemilihan presiden 2024 lalu menjadi bukti bahwa bangsa Indonesia mendambakan kepemimpinan yang memiliki integritas untuk melakukan perubahan politik,” kata Setya Dharma kepada Jakartasatu, Kamis, 11/7/2024.
“Meskipun hasil akhirnya belum sesuai harapan, namun perjuangan untuk menggerakkan perubahan terus bermekaran. Banyak kalangan baik kaum muda maupun para aktivis senior tak henti hentinya menyuarakan agar perubahan fundamental segera dilakukan,” tambahnya.
Setya Dharma mengemukakan pemilihan gubernur Jakarta tahun 2024 ini harus menjadi medan juang selanjutnya bagi para penggerak perubahan. Anies harus kembali diyakinkan untuk tetap maju menjadi simbol perjuangan masyarakat yang sudah muak dengan situasi politik saat ini. Semua unsur penggerak perubahan harus kembali bersatu padu memastikan mantan Gubernur Ini kembali memimpin Jakarta.
Setya Dharma menegaskan Jakarta adalah pusat peradaban bangsa Indonesia saat ini. Apa yang terjadi di Jakarta akan sangat dengan mudah berdampak terhadap daerah daerah lainnya. Jika pemerintah propinsi Jakarta mampu menciptakan praktek-praktek baik dalam tatakelola pemerintahan maka akan segera terekspos dan disaksikan oleh sebagian besar rakyat Indonesia.
“Karena itu Jakarta harus direbut kembali kepemimpinannya. Orang yang paling tepat dijadikan simbol perjuangan tersebut tak lain adalah Anies Baswedan,” tandas Kang Tia panggilan akrabnya.
Setya Dharma mengungkapkan ada banyak praktek baik hasil kepemimpinan Anies yang telah dihilangkan jejaknya. Karena kekhawatiran rezim Jokowi terhadap popularitas Anies Baswedan, rakyat menjadi korban.
Setya Dharma singgung semua jejak peradaban baik dilulih lantakkan. Mulai dari simbol Kolaborasi sampai dengan infrastruktur yang membuat warga Jakarta hidup nyaman dirubah dengan alasan yang mengada ngada.
“Tugas PJ Gubernur Jakarta saat ini, seolah olah hanya satu saja. “Lenyapkan Anies dari hati dan pikiran warga Jakarta, ” ujarnya.
“Anies adalah hantu yang menakutkan bagi Jokowi. Entah apa sebabnya? Berbagai upaya untuk mengganjal pencalonan di Jakarta, nampaknya terus dilakukan. Lobi-lobi istana kepada partai-partai yang akan memberi tiket kepada Anies tak kunjung reda,” ungkap Setya Dharma.
Bahkan lanjutnya, partai-partai yang mendapat keuntungan elektoral dari pencapresan Anies terkesan mulai menjaga jarak. Ya, partai tentu punya logika politik sendiri. Dinamika internalnyapun pasti sangat dinamis. Anies belum tentu mendapat tiket jika unsur unsur pragmatis di dalam partai politik sudah berhasil dibeli “pihak istana”.
Kaukus Aktifis 89 ini menuturkan harapan utama Gerakan Perubahan kini ada pada gerakan masyarakat sipil. Para aktivis harus segera mengkonsolidasikan diri untuk menyusun strategi. Tugas mendesak saat ini adalah meyakinkan para penggerak perubahan di dalam partai politik agar mereka berani mengambil resiko politik.
Ia menandaskan berani mempertahankan sikapnya untuk tetap mengusung Anies Baswedan sebagai calon Gubernur Jakarta. Sejarah akan mencatat mereka sebagai politisi penggerak perubahan. Bukan politisi penunggang gerakan perubahan yang selalu berubah rubah sikapnya. (Yoss)