Lebih Berbahaya! Mereka Bisa Menebak Arah Bangsa Ini, Jika Data Dimodelkan dengan AI
JAKARTASATU.COM— Ketua Umum Partai Ummat Ridho Rahmadi mengungkapkan dirinya menggeluti bidang data science. Hal itu disampaikan dalam paparanya terkait Pusat Data Nasional yang beberapa waktu lalu ditakedown hacker di akun X-nya pada Senin 15/7/2024.
“Kebetulan saya memang belajarnya data science,” kata Ridho Rahmadi.
“Betapa sekarang data itu selain informasi yang kita bisa baca langsung, sifatnya privat, berbahaya kalau publish, lebih berbahaya lagi kalau data itu dimodelkan dengan AI. Seperti pemalsuan identitas,” tambahnya.
Ridho kemukakan kejadian INAFIS (Indonesia Automatic Fingerprint Identification System) yang diretas.
“Kalau foto-foto seperti INAFIS (Indonesia Automatic Fingerprint Identification System) kemarin kan juga diretas ya. Foto-foto sidik jari itu mereka modelkan dengan AI. Dan dia (si peretas, red) bisa melakukan replikasi , bisa melakukan faking ya. Pemalsuan identitas dan segala macam,” urai Doktor bidang Data Science dan Machine ini.
“Nah kalau ini ada motif politik (Misalkan). Kalau saya ya akan menggunakan data ini untuk prediksi. Prediski yang akurat lho. Bukan prediski yang ngawur, dengan model-model AI tadi. Mana arah ini dan segala macam,” jelas Ridho.
Ridho singgung mengolah data dengan model AI
“Kan itu rata-rata kuantitatif datanya. Itu semua bisa diolah dengan model-model AI, model machine learning, deep learning dan seterusnya,” terangnya.
Lanjutnya lebih jauh, bahwa hal Itu lebih berbahaya menurut saya. Kedepannya karena dia bisa menebak arah kita sebagai negeri ini, sebagai bangsa preferensinya dalam konteks segala macam aspek. Mau aspek ekonomi juga ada, bisa prediksi preferensinya. Berdasarkan data buka berdasarkan asumsi. Itu sangat akurat.
“Bahaya sekali karena tahu road map kita,” ucapnya.
Ridho sebutkan dunia digital memiliki wujud yaitu wujudnya data.
“Jadi kita ini di dunia digital tuh punya wujud. Wujud kita adalah data, profile negara kita itu ada di PDN sebagian besar jatuh ke tangan orang tertentu nantinya, dimodelkan sebagai bangsa tadi,” papar Ridho.
“Ini dari kacamata data science. Sejauh mana kita bisa menggunakan data untuk sebagai senjata,” tutupnya. (Yoss)