Optimasi Potensi Negri dan Diversifikasi Energi – Strategi Kunci Energy Security Ibu Pertiwi

JAKARTASATU.COM— Program webinar vol.1 Digital, Energi, Mineral dan Investasi (DEMI) Alumni Connect PPI Dunia bersama KMI menyoroti strategi konkrit dan komprehensif untuk menguatkan Energy Security Tanah Air.

Menurut Muhammad Iksan Kiat – Ketua DEMI Alumni Connect PPI Dunia, Indonesia baiknya tidak masuk dalam permainan yang dibuat negara lain yang belum tentu cocok dengan situasi dan kondisi nasional.

“Negri ini punya potensi, konsentrasi dan cara dominasi sendiri. Seperti dalam balapan, kita punya rail sendiri punya momen sendiri untuk jadi game changer, dan yang penting di akhir kita jadi juara, game owner.” ujar Muhammad Ikhsan kepada wartawan, Sabtu, 27/7/2024.

“Untuk itu Undang-undang, masterplan, kebijakan, program, project sampai tugas setiap pihak harus dibuat berdasarkan kajian komprehensif, dibahas inklusif dan diikat semangat kolektif. Eksekusinya juga harus adaptif, masif, kreatif, inovatif dan transformatif.” – tutur Iksan,

Muhammad Ikhsan merupakan satu-satunya Orang Indonesia pemegang 3 Red diplom (summa cumlaude) dari Negeri Beruang Merah.

Hal-hal tersebut dapat dilihat dari pendapat para pihak di bawah ini:

Dr. Julian A. Shiddiq (Direktur Pembinaan Program Minerba ESDM) menekankan bahwa batubara tetap penting bagi Indonesia hingga energi terbarukan mencapai target. Teknologi inovatif seperti Biomass Cofiring dan IGCC & CCS diperlukan untuk mengurangi dampak perubahan iklim.

Dr. Nuki Agya (Direktur Utama ASEAN Center for Energy) mengingatkan bahwa menghapus batubara dapat menurunkan keamanan pasokan energi karena ketergantungan pada sumber energi dan teknologi asing, seperti produksi PV dan WIND yang sebagian besar berasal dari China.

Dr. Ardian Nengkoda (Senior Professional Sudi Aramco) menyarankan agar keterampilan di industri migas, seperti drilling engineer, dialihkan ke energi terbarukan. Indonesia perlu mengisi kekurangan dalam produksi migas dengan bioresource dan energi terbarukan.

Dr. Anggawira (Ketua ASPEBINDO) mengungkapkan bahwa pelaku usaha menengah kesulitan meningkatkan produksi karena masalah pembiayaan dan alat berat, dan membutuhkan kebijakan keuangan yang lebih fleksibel.

“Program ini bertujuan untuk melakukan edukasi, mewadahi aspirasi, dan membuka ruang diskusi antar ahli dan pemangku kepentingan serta pihak-pihak terkait. Ini adalah gerakan intelektual penta-helix untuk mengkonsolidasi berbagai peran guna mewujudkan kebijakan dan bisnis yang berkelanjutan dan berdaya saing global,” tutur Wakil Ketua Pemuda ICMI bidang Global Investasi dan Inovasi Energi .

Webinar penta-helix ini menghadirkan pembicara terkemuka dari berbagai sektor, dari regulator sampai eksekutor, dan berbagai latar belakang negara studi seperti Arab Saudi, Jepang, USA dan Indonesia, dengan Rusia, China dan Australia berperan sebagai negara latar belakang studi MC, Moderator dan Penyampai Opening Remarks.

Acara yang disiarkan langsung melalui  YouTube PPI TV ini menarik perhatian peserta dari kalangan akademisi, birokrat, pegawai BUMN, pihak swasta, aktivis, dan pengusaha serta masyarakat pegiat energi.

Acara ini didukung oleh berbagai organisasi, termasuk ASIDA, HIPMI, SPA, WPC, IATMI, PERHAPI, dan FOKAL. Mitra media seperti Energy World, OG Indonesia, Ruang Energi, CSR, Jakarta Satu dan Listrik Indonesia juga berperan penting dalam mempromosikan acara ini. Untuk informasi lebih lanjut ada di saluran YouTube PPI TV. (Yoss)