Ketua presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane, menilai instruksi Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Mochamad Iriawan agar anak buahnya melakukan tembak di tempat bagi perusuh jelang Pilkada DKI Jakarta malah akan menimbulkan ketegangan di masyarakat Jakarta.
“Pemublikasian tembak di tempat hanya memicu kegaduhan dan kontroversial yang bisa merugikan Polri,” kata Neta kepada wartawan, Minggu (30/10/2016).
Menurut dia, seharusnya Iriawan sebagai pejabat tinggi di lingkungan Polda Metro Jaya tidak memublikasikan instruksi tembak di tempat bagi perusuh di Jakarta jelang Pilgub DKI. Hal tersebut bisa mencederai integritas Polri di mata masyarakat.
“Polisi memang diijinkan undang-undang untuk melepaskan tembakan atau menembak pelaku kejahatan. Dan penembakan itu ada SOP (standar operasional prosedur)-nya. Seharusnya Kapolda Metro atau pejabat polisi lainnya tidak perlu memublikasikan aksi tembak di tempat. Sebab, semua anggota Polri sudah paham SOP-nya,” katanya.
Lebih lanjut, Neta juga meminta agar instruksi tembak di tempat yang telah dipublikasikan tersebut tidak dijadikan momentum untuk mencari simpati publik.
“Jangan sampai hanya karena hendak mencari popularitas dengan memublikasikan tembak di tempat justru intitusi Polri menjadi rugi dan menjadi bulan-bulanan termasuk dari institusi lain,” kata dia.
Sebelumnya, Iriawan memerintahkan anak buahnya menembak perusuh di bagian kaki. Instruksi tembak di tempat terkait pengamanan jelang Pilkada DKI Jakarta 2017 mendatang dilakukan dalam rangka menjaga keamanan ibu kota supaya tetap kondusif.
“Kami tidak segan bersikap tegas, untuk siapa saja yang membuat onar (Pilkada Jakarta), petugas harus berani untuk menembak dari pantat ke bawah,” kata Iriawan di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis. |RMN