Screenshot

EDITORIAL JAKARTASATU: PARTAI, PEJUANG & YANG MUNAFIK

PANASNYA pilkada paska pilpres 2024 makin bergulir. Ada yang sibuk cari koalisi, bahkan ada yang mau bangkitkan Koalisi Indonesia Maju (KIM). Bicara KIM itu kecil jumlah kursi di DPR hanya 280, tapi hanya digulirkan, mungkin hanya ramaikan situasi.

Lalu bukan ujugujug Dr. Ir. Airlangga Hartarto, M.B.A., M.M.T., IPU. adalah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia periode 2019-2024 pada Kabinet Indonesia Maju Presiden Joko Widodo-K.H Ma’ruf Amin dan Ketua Umum Partai Golkar mundur. Sejumlah pengamat berkomentar.  Bismillahirrahmanirrahim, Saya Mundur dari kursi Ketum Partai Golkar. Pengunduran dirinya sebagai Ketua Umum (Ketum) DPP PartaiGolkar terjadi pada Minggu (11/8/2024) kemarin.

Ketua Umum Partai Golongan Karya merupakan jabatan tertinggi dalam struktur kepengurusan Partai Golongan Karya. Ada pengamat yang menilai langkah mundurnya Airlangga terkait benturan kekuatan di internal Golkar dimana tak lepas dari kuatnya faksi-faksi besar mulai berbenturan satu sama lain sejak jelang Pilpres 2024 lalu. Ada juga pengamat berkomentar tentang mundurnya Airlangga Hartarto dari kursi ketum Golkar.sebuah langkah signifikan yang mencerminkan sikap negarawan sejati. Tapi meyakini sejumlah kalangan sebagai alasan akhirnya Airlangga sempat diperiksa lembaga penegak hukum terkait kasus minyak goreng. Nah ini tak bahaya tah….

Pengunduran Diri Airlangga Hartarto dari Ketum Golkar memang bukan fenomena dan ini jadi peristiwa politik partai, bahkan  Airlangga Mundur dari Golkar Hendrajit sangat keras menyakan: “Benarkah Tukang Kayu Memotong Pohon Beringin Hanya Berbekal Kapak?”ungkapnya. Jika kita analisa ini yang terjadi sangat tepat.

“Airlangga mundur dari Ketum Golkar dan diganti oleh Agus Gumiwang, sebetulnya tak ada perubahan berarti dalam platform politik Golkar. Lantaran Airlangga dan Gumiwang sejatinya satu kubu di tataran top eksekutif,” kata analis geopolitik Hendrajit lagi

“Hanya saja di tataran gerbong partai, pasti bisa panas dingin. Terutama yang selama ini tergabung dalam gerbong Airlangga sekadar persamaan taktis yang disatukan kepentingan jangka pendek,” ungkap wartawan senior ini.

Hendrajit melihat, Agus Gumiwang yang pastinya akan semakin memperkuat faksi Ginandjar Kartasasmita di Golkar, bisa jadi tak mengubah tatanan, tapi mengubah aturan main.

***

Baik kita lanjut ke partai lain yang saat ini sedang penuh terobosan dan gerakannya makin kuat. Partai Negoro yang dilahirkan oleh aktivis 98 Faizal Assegaf dimana partai ini sangat kuat bela Palestine dengan semua gerakannya bahkan beberapa waktu bikin dialog panjang paska pembunuhan keji Ketua Biro Politik HAMAS Syekh Ismail Abdul Salam Ahmad Haniyyah di Teheran. Partai Negoro mungkin partai satu-satunya di tanah air ini yang bela Palestinna, kalau ada yang lain silan acungkan tangan partai mana?

Pada saat ini Partai Negoro  juga sangat kuat membela yang diduga Dzolim salah satu tokoh yang akan kemabli maju jadi pemimpin Jakarta. Partai Negoro makanya saat ini seang Konsolidasi Melawan Penjegal Anies, dimana disampaikan Ketum Partai Negoro Faizal Assegaf adanya keprihatinan atas manuver yang dilakukan oleh segelintir elit partai politik (parpol) lain bahkan berpesan kuat dari Partai Negoro dan masyarakat pendukung Anies Baswedan, agar tidak menafikan suara rakyat. Partai Negoro terdepan melawan penjegalan Anies! dan pesan kuat itu mengarah ke parpol yang pernah mendukung Anies, baik di Pilpres maupun “terbaru”—awalnya untuk Jakarta. Namun dikabarkan akan mundur mendukung Anies. Partai-partai itu adalah PKB, NasDem, dan PKS.

Faizal pun menyinggung perolehan suara terhadap ketiga parpol yang cukup signifikan karena efek Anies. Bahkan dalam peringatannya, Faizal mengancam akan mendatangi kantor-kantor ketiga parpol yang dimaksud untuk menegaskan agar jangan abai terhadap suara rakyat.

Yang lebih tajam lagi Faizal menyebut pihak-pihak yang berada di balik keinginan penjegalan Anies itu disebut inisialnya yaitu A, D, dan J. Siapa A, D, J itu?

Ketiga inisial itu dikatakan Faizal telah melakukan konspirasi atau pemufakatan jahat—yang menginginkan Anies gagal dicalonkan sebagai calon gubernur DKI Jakarta.

Hal yang sangat sepaham bahwa Sekjen Partai Negoro Alip Purnomo mengatakan bahwa Anies Rasyid Baswedan merupakan simbol perlawanan rakyat Indonesia.

“Maka mesti dapat dukungan dari kita semua, termasuk Partai Negoro,” kata Alip, Ahad (11/8/2024), di Jakarta.

Alip mengatakan demikian karena Anies dianggap olehnya sedang dalam posisi diserang oleh kejahatan oligarki dan dinasti yang terstruktur.

“Pangkat oligarki dan dinasti itu lebih tinggi daripada korupsi karena dikelola keduanya. Maka dari itu kita lawan untuk kesehatan demokrasi,”  tegasnya.

Partai Negoro memang sedang melawan (oligarki dan dinasti). Partai Negoro berada di satu barisan bersama Anies, karena ia dizalimi. Jadi langkah Partai Negoro adalah yang ideal meski partai non parlemen ini, tapi publik tahu siapa yang sebenarnya Dzalim. 

Jika kita simak tulisan Pemerhati Politik dan Kebangsaan Rizal Fadillah yang mengatakan dalam agama Islam munafik itu perbuatan yang hina dan dikutuk Allah. Orang yang kafir terang-terangan ternyata “lebih terhormat” dibandingkan orang yang mengaku muslim bahkan mu’min, namun hatinya berpindah-pindah. Karakter yang tidak ajeg. Terggoda oleh urusan dunia baik harta maupun tahta. Munafik namanya.

QS An Nisa 145 mengingatkan posisi paling buruk dari perilaku munafik itu.

“Innal munafiqiina fied darkil asfali minannaar. Walan tajida lahum nashiiro”.

(Sesungguhnya orang munafik itu berada di tempat paling bawah dari Neraka. Dan kamu tidak mendapatkan seorang pun penolong bagi mereka).

Kita tentu bukan berbicara tentang PKS di Neraka tetapi sikap mental istiqomah senantiasa diperlukan sebagai keyakinan bahwa pertongan itu datang dari Allah, bukan selainnya.
Ayat di atas mengingatkan jangan sampai kemunafikan itu membawa siapa dan apapun ke tempat yang terhina.

PKS disorot karena mengecewakan rakyat atau umat atas sikap teguh yang biasanya mampu berlawanan dengan arus utama. Kini berubah menjadi ikut bersama arus itu seolah lupa pada keyakinan bahwa ketika lepas pegangan dari Allah, maka Allah akan melepas pegangan-Nya.

Abu Hanifah saat kecil berdebat dengan atheis dewasa, menjawab tentang bukti Tuhan ada  dan berkuasa. Untuk Tuhan ada tapi dimana, maka jawaban Abu Hanifah adalah apakah tuan Dahria hidup ? Ya karena ada nyawa. Nah dimana nyawa ada, di kepala, dada, paha ? Dahria tak mampu menjawab. Tuhan itu ada meski tanpa tahu dimana.

Saat debat Dahria berdiri di mimbar, Abu Hanifah di bawah. Abu Hanifah meminta “gantian” dia yang di mimbar, Dahria di bawah. baru ia akan menjawab tentang kekuasaan Allah. Dahria setuju berganti. Abu Hanifah dari mimbar mengatakan “Inilah bukti kekuasaan Allah”,  kini anak kecil di atas mimbar, Dahria atheis di bawah. Allah telah menunjukkan kekuasaan-Nya.

PKS yang bagus dan sudah berada “di atas” dalam keteguhan prinsip, dikhawatirkan dengan mudah Allah jungkirkan menjadi “di bawah”. PKS yang kehilangan simpati.

Sejalan dengan pemikiran itu maka kita bisa lihat mana partai pejuang mana partai yang  MUNAFIK. Silakan saja Anda nilai…. Tabik..!!!  (AME/RED)