Foto: Prof Amien Rais/tangkapan layar

JAKARTASATU.COM– Tokoh reformasi sekaligus Ketua Majelis Syuro Partai Ummat, Prof Amien Rais mengusulkan supaya Jokowi dan anak-anak, serta menantunya segera dicekal. Maksudnya dicekal, dicegah untuk lari ke luar negeri, karena mereka mungkin akan mengamankan dirinya dari amukan sosial politik rakyat Indonesia.

“Maka keluarga Jokowi sudah mati perasaannya, enggak usah takut lagi. Jadi ini betul-betul pesan saya sebagai anak anak bangsa. Kita ini anak bangsa semuanya hidup dalam tumpukan derita, sementara keluarga Jokowi hidup dalam tumpukan kemewahan dan tumpukan kemunafikan,” ujar Amien, di akun YouTube-nya, Jumat (23/8/2024).

Amien seperti menganggap Jokowi pantas dicekal karena telah melakukan kejahatan pada bangsa dan negara Indonesia.

“Nah, dalam Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 38 tahun 2021, pada prinsipnya seorang warga negara Indonesia yang berbuat kejahatan harus dicegah pergi ke luar negeri. Misal dengan merampas paspor oknum penjahat itu dan juga Ditjen Imigrasi bisa mengeluarkan surat pencegahan dan penangkalan bagi setiap warga negara yang tersangkut perkara kriminal,” kata Amien.

“Jadi,instansi yang bisa mengusulkan pencekalan itu adalah Menkeu, Kejaksaan Agung, KPK, Badan Narkotika Nasional, ataupun pimpinan instansi yang mempunyai kewenangan pencegahan pencekalan. Sesungguhnya rakyat Indonesia lebih berhak meminta Ditjen Imigrasi untuk meminta pencekalan, maksudnya pencegahan bagi siapa pun yang sedang menghancurkan bangsa Indonesia,” imbuh Amien.

Jokowi, kata mantan Ketua MPR ini lebih dari pantas untuk segera dicekal, karena di tangannya negara kita telah dibawa ke arah anarkisme.

“Jadi Untuk menghentikan ini saya mengimbau supaya tidak usah tunggu waktu terlalu lama Jokowi dicekal, karena kita bisa mengantisipasi kalau dia merasa tidak aman di negerinya sendiri dia akan bisa lari mencri suka—di mana lagi kalau bukan di Republik Rakyat Tiongkok, China,” kata Amiem.

“Jadi ini imbuan saya, saudara-saudaraku. Insyaallah perjuangan kebenaran, keadilan akan dibantu oleh Allah subhanahu wa taala yang Maha Esa, Maha Kuasa. Kita enggak usah ragu-ragu, apalagi bimbang dan lain-lain. Mari kita bersatu padu—kita bawa Insyaallah, presiden yang telah meruntuhkan negeri kita ini ke proses hukum yang adil seadil-adilnya,” imbuhnya.

Sementara itu, menyoal aksi unjuk rasa kemarin di DPR di banyak tempat, kata Amien, sesungguhnya bangsa Indonesia sudah rindu menyaksikan kapan para pemuda mahasiswa dan buruh menggalang kekuatan politik untuk menjewer rezim zalim pimpinan Jokowi yang ternyata berujung berujung akhir pada kebangkrutan negara.

Sebab menurutnya, demo kemarin dahsyat, sekaligus mengharukan, membanggakan bahkan membahagiakan rakyat Indonesia.

“Sekalipun Joko Widodo sudah menebang pilar-pilar demokrasi, mengacak-acak konstitusi dan dengan arogansinya atau kejumawaannya telah berperilaku seperti gangster penghancur kehidupan moral politik ekonomi dan moral bangsa tetapi bangsa Indonesia itu masih cukup sehat, cerdas dan berani untuk bersama-sama merobohkan Jokowi dan para bolodupanya, para penjilat yang hidup dari rezeki haram,” kata Amien.

“Bila melihat intensitas dan keseriusan rakyat kita untuk segera merobohkan rezim yang telah melahirkan barisan buto cakil dan telah menggadaikan masa depan bangsa kita ke asing, tegasnya ke kelompok mafia, taipan, cukong, maka kita semua harus bersyukur bahwa kehancuran Jokowi dan keluarganya Insyaallah tinggal sebentar lagi. Jokowi telah menjadi musuh besar nomor satu buat bangsa Indonesia,” katanya lagi.

Menurutnya, aksi kemarin diyakini telah menggetarkan saraf bangsa Indonesia. Sebab, durasi demo cukup lama, dari pagi sampai malam.

“Nah, saya melihat demonstrasi besar-besaran itu sebagai ekspresi opini rakyat yang dijamin sepenuhnya oleh undang-undang dasar dan oleh undang-undang juga telah meledak di Jakarta, Bandung, Semarang, dan Surabaya,” katanya.

“Pesan formalnya cukup sederhana, melawan total kemauan busuk DPR yang ingin mementahkan putusan MK. Padahal putusan MK nomor 60/PUU-XXII-2024 sangat bagus karena membuat aturan buat Pilkada lebih demokratis di samping ketentuan umum buat cagup cabuup dan Walikota harus sudah berusia 30 tahun pada hari pendaftaran mereka,” lanjutnya.

Kendati begitu, ia mengimbau kepada rakyat untuk tetap waspada menghadapi rezim Jokowi.

“Mungkin saja Jokowi yang makin bingung dan gelap mata dan tuli telinganya sedang menyiapkan strategi kehancuran Indonesia. Seorang yang berwatak durjana bisa merencanakan politik bumi hangus Indonesia,” kata Amien. (RIS)