Persatuan Komunis Chung Kuo Internasional Pusat RRC Kuasai Nusantara
(Tidak Sudi Dijajah Cina)
Oleh: Sutoyo Abadi
Agenda Persatuan Komunis Chung Kuo Internasional Pusat RRC garap Nusantara atau Program RRC kuasai Indonesia sangat rapi terencana dan terstruktur dengan tahapan dan capaian yang terukur. Mesin perangkap One Belt One Road (OBOR) sekarang berubah menjadi Belt and Road Initiative ( BRI ), adalah bagian strategi RRC menggilas Nusantara.
Tragis, sadis dan sangat ironis prosesnya dengan memerankan Presiden Jokowi sebagai boneka dan operator RRC menggilas Nusantara berjalan mulus. Riak dan percikan hambatan yang muncul sangat kecil, sekali muncul berpotensi sebagai penghalang langsung di gilas.
Untuk mempercepat dan memperlancar RRC menggilas Nusantara tidak perlu tangan besi dengan kekuatan militer. Cukuplah dengan ternak penguasa dari pusat sampai lapisan kekuasaan terbawah.
Amunisi mematikan tidak perlu menggunakan kekuatan besar dan beresiko, cukuplah dengan membabagikan sedikit sisa atau remah remah dari jarahan Sumber Daya Alam di jadikan ANGPAO sebagai makanan harian ternaknya yang sudah patuh dan jinak.
Sejak awal Jokowi sudah masuk perangkap RRC dengan 23 Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding–Mou) antara pebisnis Indonesia dan China telah diteken setelah pembukaan KTT Belt and Road Initiative (BRI) Forum Kedua di Beijing, Jumat (26/4 /2019 ).
Dampak dari MOU yang sesungguhnya murni Agenda Persatuan Komunis Chung Kuo Internasional Pusat RRC untuk menjajah Nusantara. Dampaknya Indonesia benar benar berantakan.
Kekejaman merambah bukan hanya pada sasaran Politik dan Ekonomi, Persatuan Komunis Chung Kuo Internasional Pusat RRC ikut menyergap dan menguasai
Ipoleksosbudhankam dalam kendalinya.
Kekuatan Chung Kuo Internasional Pusat RRC setelah berhasil melumpuhkan dan menguasai kekuasaan lembaga Kepresidenan, lembaga perwakilan rakyat ( MPR/DPR ) dan Lembaga Peradilan, ternyata nyasar kekuatan rakyat juga di lumpuhkan.
Miskinkan kaum pribumi dengan berbagai sistem, adu domba, benturkan sesama pribumi. Sesatkan kaum pribumi melalui media, sebarkan doktrin dan banggakan, unggulkan product China, jadikan pribumi budak di negaranya.
Tutup semua kebenaran dengan pengalihan isu sehingga kaum pribumi hanya sibuk dengan pengalihan isu di media, viral kan tokoh yang merusak mindset, buat karangan fitnah baru di media.
Kaum pribumi hakekat adalah kekuatan umat Islam. Maka jauhkan ummat Islam dari ajaran agamanya, campur adukkan ajaran agama, tebarkan fitnah dan benturkan intern dan antar umat beragama bahkan sudah mampu membenturkan ulama dan tokoh antar umat beragama.
Kriminalisasi lawan politik yang muslim taat, lurus, pakai jurus maling teriak maling, rusak akun yang menyuarakan kebenaran.
Kekuasaan politik pemerintah, Executive dan Yudikatif sudah dalam genggaman Kekuatan Chung Kuo Internasional Pusat RRC dengan operator dan boneka penguasa kolaborasi dengan Taipan Etnis Cina total sudah menguasai Nusantara. (*)
HIPPDA: Selain Ancaman Saksi, Pemeritah Perlu Sosialisasi Ulang BUMN & Kontraktor EPC Agar Tak Langgar TKDNJAKARTASATU.COM – Ketua Himpunan Pengusaha Pipa, Tubular, dan Aksesoris...
JAKARTASATU.COM- Pendakwah KH Cholil Nafis yang juga Ketua Majelis Ulama Indonesia Pusat (MUI Pusat) meminta sebaiknya dikaji dahulu kalau mau dana zakat untuk makan...
JAKARTASATU.COM- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan bongkar pagar laut di perairan Tangerang, Banten, kalau tidak ada yang mengaku sebagai pemiliknya. KKP memberikan waktu...
TANAH RAKYAT MISKINOleh : Girarda
Pemerhati sosial
Fungsi tanah yang utama adalah untuk tempat tinggal. Kemudian untuk mendapatkan penghasilan. Tanah yang berfungsi untuk mendapatkan penghasilan bisa...
JAKARTASATU.COM- Ketum PKN Anas Urbaningrum mengomentari Ketua DPD Sultan Bachtiar Najamudin yang mengusulkan agar pembiayaan makan bergizi gratis (MBG) menggunakan dana zakat.
“Lebih baik...