Ilustrasi AI/JaKSaT

CATATAN AENDRA MEDITA*)

ADA yang menarik dari jumlah pertemuan mingguan Senin sore kemarin, kita bahas soal  Oligarki. Kenapa ada Oligarki?  Timbul diskusi panjang dan kenapa muncul Oligarki itu, ternya karena sejumlah elemen / kombinasi faktor ekonomi, politik, dan sosial yang memungkinkan segelintir orang atau kelompok mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan. Nah alasan utama mengapa oligarki ada karena :

Konsentrasi Kekayaan

Ketimpangan Ekonomi, Ketika sumber daya ekonomi tidak merata, segelintir orang atau kelompok menguasai kekayaan yang besar. Mereka menggunakan kekayaan ini untuk memengaruhi kebijakan, menjaga dominasi, dan memperbesar aset mereka.

Sistem Ekonomi: Sistem kapitalis yang tidak diatur dengan baik sering menghasilkan penguasaan pasar oleh beberapa perusahaan besar, yang kemudian mendukung terciptanya apa yang disebut oligarki.

Ada Kelemahan Sistem Politik

Dalam hal ini jika lemah cenderung muncul namanya Korupsi. Dalam sistem yang korup ini, kelompok kaya dapat membeli pengaruh politik melalui lobi, masuk lewat sumbangan kampanye, atau kontrol langsung terhadap pejabat publik, bahkan mempengaruhi regulasi.

Hal ini akibat kurangnya Transparansi. Sistem politik yang kurang transparan dan lemah dalam penegakan hukum memudahkan oligarki untuk beroperasi tanpa banyak perlawanan semua tunduk akibat kekuatan faktor kendali itu.

Hal lainnya akibat regulasi yang lemah. Kebijakan yang tidak mengatur monopoli atau penyalahgunaan kekuasaan ekonomi memungkinkan oligarki subur tumbuh.

Warisan Sejarah

Peninggalan lama yaitu Kolonialisme di negara-negara bekas jajahan, seperti Indonesia, struktur ekonomi dan politik sering kali diwariskan dari penguasa kolonial, yang mendukung konsentrasi kekuasaan pada segelintir elit, bahkan,mereka cenderung kolaborasi.

Adanya pewarisan kekayaan sering kali diwariskan dalam lingkaran keluarga, dinasti atau kelompok tertentu, menciptakan oligarki antar generasi yang baru tumbuh.

Selain itu juga sistem sosial yang mendukung di Indonesia ini masuk pada wilaya koneksi Sosial yang banyak di masyarakat. Akses ke kekuasaan sering bergantung pada jaringan keluarga atau teman. Hal ini menciptakan “oligarki sosial” yang sulit ditembus oleh pihak luar. Ditambahkan juga budaya patronase lahir dan berkembang bukan saja di Indoneisa, di beberapa negara, budaya patron-klien memperkuat posisi oligarki. Orang-orang yang mendukung elit tertentu mendapatkan keuntungan, sementara yang lain tetap diabaikan. Bahkan dibuat terpuruk

Globalisasi dan Teknologi

Apa yang ada di Globalisasi Ekonomi kaiatan perusahaan multinasional dan individu yang menguasai teknologi global dapat memengaruhi kebijakan di berbagai negara, termasuk negara berkembang, sehingga memperkuat oligarki. Teknologi Digital kini dominasi perusahaan teknologi besar (seperti yang terjadi di negara maju) telah menciptakan oligarki digital yang baru. Dan ini sudah nyata terjadi di dunia.

Pertanyaan lanjutan apa yang Membuat Oligarki Bertahan?

Ada kontrol terhadap Media: Oligarki sering kali memiliki atau memengaruhi media untuk mengontrol opini publik dan menyembunyikan aktivitas mereka. Semua di sumpal, bahkan dikauasi medianya.

Ketergantungan Sistem Politik: Partai politik dan kandidat sering kali bergantung pada dukungan finansial dari oligarki.

Kurangnya Partisipasi Publik: Ketika masyarakat tidak aktif dalam politik atau merasa tidak memiliki kekuatan untuk membuat perubahan, oligarki bisa bertahan tanpa tantangan.

Lalu Bagaimana Mengatasi Oligarki?

Hasilnya temuan di PKKPI Mingguan Senin sore kemarin kami sampaikan bahwa harus:  Reformasi Politik, Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pemerintahan, Membatasi pengaruh uang dalam politik melalui regulasi yang ketat, Redistribusi Kekayaan, Memperkuat pajak progresif untuk mengurangi ketimpangan ekonomi, Membatasi monopoli dan mendukung usaha kecil.

Pendidikan dan Kesadaran Publik: Meningkatkan pendidikan politik dan kesadaran masyarakat untuk melawan sistem oligarki. Penguatan Lembaga Demokrasi: Memperkuat lembaga hukum dan anti-korupsi untuk memastikan penegakan hukum yang adil.

Karena Oligarki adalah hasil dari ketidakseimbangan kekuatan, dan melawannya memerlukan kombinasi usaha politik, sosial, dan ekonomi yang berkelanjutan.

Jika kita bicara dunia, Oligarki, baik di Indonesia maupun di negara lain, memiliki kesamaan dalam hal pengertian dan mekanisme dasarnya: kekuasaan politik dan ekonomi terkonsentrasi pada sekelompok kecil individu atau kelompok elit. Namun, implementasi dan karakteristik oligarki bisa berbeda, tergantung pada konteks sosial, politik, budaya, dan sejarah setiap negara.

Jika harus jadi perbandingan antara oligarki di Indonesia dan di dunia: Maka jika mau bicara Perbedaan Oligarki Indonesia dan Dunia, mungkin masuk ke Sejarah dan Asal-usul: Indonesia: Oligarki modern di Indonesia banyak dipengaruhi oleh warisan rezim Orde Baru, di mana konglomerat yang dekat dengan penguasa mendapatkan keuntungan besar. Reformasi 1998 tidak sepenuhnya memutus hubungan ini.

Dunia: Di negara-negara seperti Rusia, oligarki muncul setelah privatisasi besar-besaran pasca-komunisme. Di Amerika Serikat, oligarki cenderung muncul dari dominasi korporasi besar dan pengaruh kelompok lobi.

Sumber Kekayaan: Indonesia: Kekayaan oligarki sering terkait dengan sumber daya alam (tambang, kelapa sawit, batu bara) dan monopoli bisnis tertentu.

•Dunia: Di negara maju, kekayaan oligarki lebih sering berasal dari sektor teknologi, keuangan, atau manufaktur.

Hubungan dengan Pemerintah:

Indonesia: Banyak oligarki secara langsung terlibat dalam politik, baik sebagai politisi, sponsor kampanye, atau pemilik partai politik.

•Dunia: Di negara-negara seperti Amerika Serikat, oligarki lebih sering beroperasi melalui lobi atau PACs (Political Action Committees).

Regulasi dan Transparansi, Dunia Meski oligarki ada, regulasi lebih ketat dan transparansi lebih tinggi, meskipun tidak sempurna. Sedang Indonesia: Penegakan hukum dan transparansi seringkali lemah, memungkinkan oligarki bertahan tanpa banyak perlawanan.

Kesamaan Oligarki: Pengaruh Ekonomi terhadap Politik: Oligarki biasanya muncul dari hubungan erat antara kekuatan ekonomi (pemilik modal) dan politik. Di banyak negara, kelompok kaya menggunakan kekayaan mereka untuk memengaruhi kebijakan pemerintah.

Di Indonesia, oligarki sering terlihat dalam hubungan erat antara pebisnis besar dan pejabat politik.

Konsentrasi Kekuasaan: Baik di Indonesia maupun negara lain, kekuasaan terpusat pada sedikit orang yang menguasai sumber daya ekonomi, politik, atau keduanya.

Pengaruh terhadap Demokrasi: Oligarki sering menghambat demokrasi substantif, karena kebijakan lebih banyak diatur oleh kepentingan elit dibandingkan kepentingan publik.

Jadi Implikasi di Indonesia, Oligarki memiliki dampak besar pada kebijakan publik, mulai dari eksploitasi sumber daya alam hingga sistem politik yang cenderung koruptif. Meski demokrasi formal berjalan, kekuatan oligarki sering kali mendistorsi tujuan demokrasi yang sebenarnya, yaitu mewakili kepentingan rakyat. Sementara itu, di negara maju, meski oligarki juga memengaruhi sistem, ada kontrol masyarakat sipil dan media yang lebih kuat, sehingga dampaknya lebih bisa diminimalkan.

Jika ambil kesimpulan, Oligarki di Indonesia memiliki ciri khas yang terkait dengan konteks sejarah dan politiknya, tetapi pada intinya tetap serupa dengan oligarki di dunia, kekuasaan dan pengaruh yang terkonsentrasi pada segelintir orang, seringkali dengan mengorbankan kesejahteraan publik. Nah itulah kenapa ada oligarki, jadi saya ngopipagi dulu ya…Agar upaya mengurangi dampaknya cengkaraman memang memerlukan kombinasi antara reformasi hukum, peningkatan transparansi, dan penguatan partisipasi masyarakat. Bukan begitu? TABIK…!!!

*)Analis & Strategi, Pusat Kajian Komunikasi Politik Indonesia (PKKPI) Jakarta

CATATAN CILANDAK TB SIMATUPANG, JAKARTA SELATAN 10 Desember 2024