Purnawirawan TNI Banten Menuntut Kapolri Tangkap Aguan dan Hentikan Proyek PIK-2 Di Wilayah Banten
Oleh : Ahmad Khozinudin, S.H.
Advokat
Koordinator TIM ADVOKASI MELAWAN OLIGARKI RAKUS PERAMPAS TANAH RAKYAT DI PIK 2 (TA-MORPTR-PIK2)
Tepat ba’da Dzuhur, kami memasuki area perkampungan Nelayan dan Wisata Religi Pulau Cangkir, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Banten (Sabtu, 14/12). Sepanjang jalan, kami menemukan sejumlah pedagang menjajakan penganan khas hasil tangkapan nelayan. Ya, keripik udang dan udang goreng, yang telah dikemas dalam cup plastik.
Kami harus memarkir kendaraan jauh dari lokasi acara, sehingga cukup panjang kami berjalan menyusuri area pinggir pantai, lorong-lorong pedagang di pulau cangkir, bertemu salah satu makam keramat, hingga akhirnya kami sampai di Warung paling ujung, tempat berkumpulnya para purnawirawan TNI Banten yang terhimpun dalam Forum Purnawirawan Pejuang Indonesia (FPPI).
Dalam perjalanan, kami mendapat keluhan dari petugas parkir yang khawatir darahnya akan digusur Aguan.
“Pak, tolong kami Pak, ini mau digusur” keluhnya.
“Ya Pak, tolong dukung perjuangan kami ya?” tegas penulis.
Dengan wajah penuh harap sambil menganggukan kepala, petugas parkir memberikan isyarat mengiyakan. Sambil nampak petugas parkir itu memperhatikan penulis, mungkin dalam hatinya bergumam ‘ini seperti Bapak yang videonya viral di YouTube menuntut Aguan”, mungkin saja.
Setelah sampai di lokasi, telah hadir Kolonel TNI (Purn) Sugeng Waras, selaku Sohibul Bait bersama Kolonel TNI (Purn) Muhammad Nur Saman. Telah hadir pula, Mantan Danjen Kopasus Mayjen TNI Purn Soenarko. Rupanya, acara pembekalan FPPI Banten telah usai, lalu penulis diminta menyampaikan pandangan tambahan terkait kasus PSN PIK-2 milik Aguan.
Tak berselang lama, Bang Said Didu dan Bang Edy Mulyadi tiba. Keduanya, juga memberikan pandangan tentang persoalan PIK-2, kepada sejumlah anggota FPPI Banten yang hadir. Selain dari FPPI, juga ada Ust Rusdi dari JBB (Jawara Banten Bersatu), yang menyengaja hadir untuk membersamai dan menambah semangat perjuangan.
Kolonel TNI Purn Sugeng Waras, mewanti-wanti agar seluruh anggota FPPI berani, berani karena benar. Ketua FPPI ini menegakan, perjuangan melawan kezaliman Aguan yang merampas tanah rakyat adalah perjuangan yang benar, sehingga tak boleh ada keraguan. Harus berani.
Selanjutnya, kami diminta untuk disiplin menjalankan agenda selanjutnya, yakni jadwal makan. Menurut ketua FPPI, tentara meskipun sudah Purnawiran harus tetap disiplin, termasuk disiplin soal jadwal makan.
Kami mengantri, mengambil hidangan yang telah disediakan. Dari menu yang tersedia, penulis mengambil nasi dengan lauk sambal, ikan goreng, dan sayur asam. Rasanya, muach….sedap mantabs!
Setelah itu, kami mencari latar pantai di pulau cangkir, yang lautnya dipagari oleh PIK-2. Pagar ini menyulitkan Nelayan untuk melaut, karena harus memutar arah menuju rute melaut, memperpanjang waktu, menambah biaya BBM, dan waktu menangkap ikan menjadi tidak efektif.
Pernah pagar laut itu dijebol, menabrak pagar dengan kapal, namun ditutup kembali. Nelayan dihalau oleh pihak PIK-2.
Setelah mendapatkan latar yang pas, kami berbaris dan agenda pembacaan Pernyataan FPPI Banten dilaksanakan. Salah satu anggota FPPI Banten membacakan pernyataan. Adapun isinya, yakni menyatakan:
Pertama, menuntut Kapolri segera menangkap Saudara Aguan untuk segera diadili, dipidana dan diberi sanksi.
Kedua, apabila tidak segera ditangkap, diadili dan diberi sanksi, akan membahayakan terhadap kedaulatan NKRI, karena Saudara Aguan telah menindas warga / rakyat Banten dengan merampas, menggusur, mengintimidasi, mengkriminalisasi dan mengeksekusi Tanah warga/ rakyat Banten, dengan sewenang-wenang, tidak adil, dan sangat merugikan warga/ rakyat Banten.
Ketiga, apabila Kapolri dan jajaran tidak tegas mengambil tindakan, akan memicu pecahnya peristiwa anti China di tahun 1980 akan kembali terjadi.
Keempat, jika kesabaran dan toleransi warga/ rakyat Banten serta tokoh-tokoh perjuangan kebenaran dan keadilan telah memuncak, bisa jadi akan memakan banyak korban dalam melawan kerakusan, keserakahan dan kedzaliman saudara Aguan.
Kelima, tidak kalah penting kepekaan, kepedulian dan ketegasan Bapak Presiden Prabowo Subianto untuk turun tangan dalam kasus ini, guna menghentikan proyek PIK-2 di Wilayah Bantan.
Diakhir pembacaan pernyataan, Kolonel Sugeng Waras meneriakan yel-yel:
FPPI?
Dari Rakyat !
FPPI?
oleh Rakyat!
FPPI?
Untuk Rakyat.
Merdeka!
Dan diakhir yel-yel, Ust Rusdi katua JBB (Jawara Banten Bersatu) menimpali dengan memekikan seruan takbir yang disambut semua peserta.
Takbir ! Allahu Akbar ! [].