JAKARTASATU – Sejak tahun 2010, PT Astra International Tbk (Astra) melalui program SATU Indonesia Awards terus berdedikasi untuk mencari anak-anak muda Indonesia yang kreatif dan mampu memberdayakan serta menggerakkan masyarakat daerah tempat tinggalnya, untuk tujuan positif, mulai dari ujung timur sampai barat Nusantara.

Tahun ini, untuk ke-8 kalinya, Astra kembali memulai program Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards. Dibuka pada hari ini (20/3) di Jakarta, bincang inspiratif SATU Indonesia Awards (SIA) menghadirkan Fasli Jalal, salah satu dewan juri SIA yang merupakan Wakil Menteri Pendidikan Nasional RI 2010-2012 sekaligus Guru Besar Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta. Mewakili bagian timur Indonesia, hadir Risna Hasanuddin dari Papua, penerima apresiasi SIA kategori Pendidikan tahun 2015, serta Ichsan Rusydi dari ujung barat Indonesia, serambi Mekkah Aceh, penerima apresiasi SIA kategori kelompok tahun 2016.

Kedua penerima apresiasi SIA ini dipilih untuk mewakili wilayah bagian Timur sampai Barat Indonesia. Astra menyadari bahwa masih banyak pemuda-pemuda di pelosok Nusantara yang selalu mendedikasikan dirinya dalam berkontribusi positif dan meningkatkan kualitas masyarakat di sekitar mereka.

SATU Indonesia Awards

Program tahunan SATU Indonesia Awards diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda untuk mencari pemuda-pemudi terpilih Indonesia yang telah memberdayakan serta menggerakkan masyarakat daerah tempat tinggalnya. Di HUT ke-60 Astra tahun ini, Astra akan memberikan bantuan dana pengembangan masyarakat sebesar masing-masing Rp60 juta untuk penerima apresiasi tingkat nasional. Selain itu, penerima apresiasi juga akan mendapatkan pembinaan kegiatan dari Astra. Mereka yang terpilih menjadi penerima SATU Indonesia Awards adalah mereka yang memenuhi persyaratan sebagai berikut:

  • Berusia maksimal 35 tahun;
  • Individu atau kelompok dengan jumlah anggota minimal 3 orang;
  • Memiliki kegiatan yang orisinal; Penggiat/kegiatannya telah berlangsung minimal 1 tahun;
  • Belum pernah menerima penghargaan nasional/internasional;
  • Bukan karyawan Grup Astra dan Tempo Media Group.
  • Dapat mendaftarkan orang lain yang memenuhi persyaratan dan ketentuan mengikuti SATU Indonesia Awards 2017.

Kegiatan yang dapat didaftarkan dalam program ini adalah kegiatan yang dapat membantu dan mengusahakan orang lain agar bisa menjadi mandiri, dengan memberikan solusi, cara atau alat, bukan sekadar memberikan sumbangan atau donasi yang berdampak sementara. Juga dapat berupa pelatihan keterampilan sekelompok orang, komunitas atau masyarakat yang kurang beruntung, sehingga mereka punya keahlian dan dapat hidup mandiri.

Kegiatan-kegiatan yang membawa perubahan tersebut akan dinilai berdasarkan parameter berikut:

  • Motif: Ide awal, jenis kegiatan, tujuan/motivasi/sasaran, bidang prestasi, usaha untuk mewujudkan dan pihak-pihak yang bekerjasama dan lembaga pendanaan.
  • Hasil: Kegiatan dan hasil yang telah diciptakan.
  • Jangkauan: Jumlah dan dampak pada orang atau sistem yang telah dibangun melalui program-program yang telah dilakukan.
  • Kesinambungan: Menilai komitmen untuk melanjutkan kegiatan.

Sampai saat ini, telah terdapat 39 orang penerima apresiasi SATU Indonesia Awards yang telah berkarya dalam berbagai kategori Pendidikan, Lingkungan, Wirausaha, Kesehatan, Teknologi dan Kelompok.

Risna Hasanuddin: Semoga Makin Banyak Anak Papua Terpanggil untuk Melayani Daerah Asalnya

Mengabdikan diri di Papua, Risna Hasanudin bukanlah seorang asli Papua. Wanita kelahiran 1988 ini berasal dari Maluku. Ia memutuskan datang ke Kampung Kobrey, Manokwari karena prihatin dan miris melihat nasib anak-anak Papua, khususnya perempuan Arfak. Dia bertekad membantu anak-anak dan perempuan Arfak agar tak menjadi generasi tertinggal. Semua dilakukan dengan jiwa sukarela dan tanpa pamrih.

Pada September 2014, Risna mendirikan rumah belajar (Rumah Cerdas Perempuan Arfak Papua Barat) di Kampung Kobrey dengan tujuan mencerdaskan perempuan Arfak. Saat ini, selain membekali warga dengan literasi pendidikan seperti membaca, menulis, berhitung dan memberi pelatihan tentang usaha kecil, Risna juga mulai menggerakkan Pendidikan Anak Usia Dini, membuka perpustakaan, menyediakan bank sampah serta memulai wisata pendidikan.

Bagi Risna, bergabung dalam SATU Indonesia Awards banyak membuka pikiran dan kesempatan. Salah satu harapannya, semakin banyak anak Papua asli yang mau bergerak melakukan lebih banyak bagi sesama warga Papua.

Ichsan Rusydi: Bekerja Sama Mengembangkan Masyarakat

Dosen Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, ini tergerak untuk membantu masyarakat Kampung Tibang, Banda Aceh, mengembangkan teknologi budidaya tiram dengan menggunakan ban bekas. Dari hasil temuan penerapan teknologi bernama Rumoh Tiram ini, Ichsan dan 10 mahasiswanya berhasil membuat nyaman para petani dalam menuai koloni tiram dan menghasilkan jumlah serta ukuran tiram yang lebih besar; dengan demikian ikut meningkatkan nilai ekonomi yang didapat para petani tiram.

Setelah mengikuti SIA, diakui Ichsan, programnya mendapat perhatian lebih dari pemerintah. “Komoditi tiram adalah salah satu sektor perikanan yang termajinalkan. Awalnya kami kurang mendapat perhatian dari pemerintah, dengan hasil riset sekarang pemerintah mulai memberi perhatian lebih kepada masyarakat. Tapi yang lebih menguatkan hati adalah, SIA membuat kami jadi lebih semangat dan sadar bahwa kami tidak sendiri dalam memberdayakan masyarakat.”

Apresiasi Tingkat Provinsi

Setelah 8 tahun berjalan, Astra percaya, masih banyak pemuda di pelosok Nusantara yang sebenarnya memiliki program pemberdayaan dan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya tetapi belum terjangkau oleh program ini. Hal ini terlihat dari tidak meratanya penyebaran pendaftar di 34 provinsi di Indonesia.

Oleh karena itu, mulai tahun ini, akan diadakan seleksi tingkat provinsi yang juga akan menerima dana apresiasi. Sementara itu, untuk penerima apresiasi tingkat nasional, masing-masing kategori akan mendapatkan dana bantuan sebesar Rp60 juta dan pembinaan kegiatan.

Dewan juri SATU Indonesia Awards 2017 terdiri dari Prof. Emil Salim (Dosen Ilmu Lingkungan Pasca Sarjana Universitas Indonesia), Prof. Nila Moeloek (Menteri Kesehatan Republik Indonesia), Prof. Fasli Jalal (Wakil Menteri Pendidikan Nasional RI 2010-2012 dan Guru Besar Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta), Ir. Tri Mumpuni (Pendiri Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan) dan Onno W. Purbo Ph.D. (Pakar Teknologi Informasi).

Seluruh masyarakat Indonesia yang mengetahui keberadaan dari para pemuda yang memiliki kriteria di atas dapat ikut terlibat dengan merekomendasikan dan mendaftarkan calon peserta mulai dari tanggal 20 Maret 2017 – 10 Agustus 2017. Informasi lengkap dan pendaftaran dapat dilakukan di www.satu-indonesia.com.

Berbagai program lain yang bisa diikuti adalah Sebar SATU Indonesia dan voting pemenang favorit. Sementara itu, perkembangan SATU Indonesia bisa dilihat melalui Facebook Fan Page: Semangat Astra Terpadu, Twitter: SATU_Indonesia dan Instagram: SATU_Indonesia.

Pada prinsipnya, di mana pun Astra berada harus memberikan manfaat bagi lingkungan sekitarnya, sesuai dengan butir pertama filosofi Catur Dharma, yaitu “Menjadi Milik yang Bermanfaat bagi Bangsa dan Negara.” |PRS/CSRINDONESIA