MENYIBAK TABIR MISTERI NUSANTARA – (6)
( “Misteri Munculnya Tanjung Putih” )
Sutoyo Abadi
Lanjutan misteri mencari tempat seseorang memahami dan mengetahui solusi dari apa yang akan terjadi di Nusantara melalui petunjuk Serat Musarar Joyoboyo
Pada bait 27 berbunyi :
“Dene besuk nuli ana, Tekane kang Tunjung putih, semune Pudhak kasungsang, Bumi Mekah dennya lair, Iku kang angratoni, Jagad kabeh ingkang mengku, Juluk Ratu Amisan, Sirep musibating bumi, Wong nakoda milu manjing ing samuwan,”
Bait 28 tertulis :
“Prabu tusing waliyulah, Kadhatone pan kekalih, Ing Mekah ingkang satunggal, Tanah Jawi kang sawiji, Prenahe iku kaki, Perak lan gunung Perahu, Sakulone tempuran, Balane samya jrih asih, Iya iku ratu rinenggeng sajagad.”
Inti misterinya pada bait 27 siapa :
“Kemudian kelak akan datang Tunjung putih semune Pudak kasungsang”. Petunjuknya Ia lahir di bumi Mekah. Yang akan menjadi raja di dunia, bergelar Ratu Amisan, untuk meredakan kemelut di bumi.
Kalau ada yang menebak itu “Satrio Piningit” ( nama muncul di Jawa ). Harus di ingat dalam Serat Musarar Joyoboyo Ia lahir dari bumi Mekah, itu pasti seorang muslim sejati, sangat mungkin Ia Waliyullah. Apakah itu -“Imam Mahdi” ( tetap semua itu masih hasil tebakan ).
Inti misterinya pada bait 28 siapa :
“Raja utusan waliyullah” itu . Yang letaknya dekat dengan gunung Perahu, sebelah barat tempuran.
Bait ini menggambarkan bahwa pemimpin tersebut adalah hasil didikan atau tempaan seorang Waliyullah (Aulia) yang juga selalu tersembunyi.
Sedangkan gunung Perahu seperti telah disinggung di atas adalah Lebak Cawéné. Kembali lagi, dimana tempatnya ? Kita telah membaca bait 22 di atas. Ya di Semarang Tembayat itulah tempatnya.
Sedangkan tempuran adalah pertemuan dua sungai di muara yang biasanya digunakan untuk tempat bertirakat ”kungkum” bagi orang Jawa.
Namun di sini tempuran bermakna ”Watu Gilang” sebagai tempat pertemuan alam fisik dan alam gaib. Dalam budaya spiritual Jawa keberadaan Watu Gilang sangat lekat dengan eksistensi seorang raja ( Insya Allah ).
Pemimpin tersebut akan mampu memimpin Nusantara ini dengan baik, adil dan membawa kepada kesejahteraan rakyat, serta menjadikan Nusantara sebagai ”barometer dunia. ( istilah Bung Karno : ”Negara Mercusuar” ) . ( Bersambung ).
12/1/2025