JAKARTASATU – Pengamat politik dari Pusat Kajian Komunikasi Politik (PKKPI) Gede Soekawati melihat bahwa jika saja petahana yang baru saja kalah di Pilgub Jakrta masuk Kabinet, maka dipastikan Kabinet makin memble

“Saya melihat itu sebuah spekulasi jika Jokowi mengangkat dia jadi Menteri,”ujar Gede Soekawati kepada Redaksi Jakartasatu.com Selas 25 April 2017.

Nama Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, juga disebut-sebut bahkan ramai beredar di WAG ia kan menjadi mendagri dan nanti akan bisa melantik Anies Baswedan yang Mengalahkan Ahok di pertarungan Pilkada Jakarta 2017.

Sebenarnya sinyal adanya reshuffle atau pergantian kabinet kerja juga disampaikan Presiden Joko Widodo saat Kongres Ekonomi Umat di Hotel Sahid, Sabtu 22 April 2017.

Beredar kabar, Basuki Tjahaja Purnama akan masuk dalam Kabinet Kerja Jokowi-JK menggantikan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo. Lantas kenapa Tjahjo yang diganti.

Gede menilai mungkin saja Pak Tjahjo digeser tidak diganti tapi isu rombak kabinet sudah lama. “Saya tidak mau komentar lebih kan Presiden yang punya hak bongkar pasang menteri, namun saya melihat jika bongkar pasang dengan pasangan yang yang publik sudah tahu track record harusnya hati-hati, apalagi kan yang diisukan baru keok di Pilkada,” ujar Disen Universiatas Pancasila ini.

Gede juga melihat bahwa sangat sulit jika Ahok dipasang pubilk akan terima. pasti ada polemik panjang.

“Tapi namanya juga politik kita sulit menebak, jadi kita lihat saja nanti speerti apa jika memang ada  reshuffle,” beber kandidat Doktor Politik Komunikasi Universitas Padjajaran Bandung ini berargumen.

Dalam hal reshuffle kabinet memang banyak spekulasi  namun ada banyak faktor baik itu dari poliytik partai atau juga link Presiden dan juga tentu ada pertimbangan para pakar di limgkaran Istana.

“Jelas kalau kabinet asal-asalnya maka kabinet bukan malah baik tapi malah Memble, saran saya pilih yang baik dan kuat selamanya dalam periode kepemimpinan, karena bongkar pasang itu tak mutu, kan kerja untuk bangsa ini masih banyak yang lain, dari pada gaduh politik gara-gara mau ada reshuffle,” pungkasnya. |ATA/JKST