JAKARTASATU – Menangnya Anies-Sandi, selain ada oknum atau kelompok yang mengingatkan berlebihan soal janjinya, padahal belum diumumkan dan dilantik resmi oleh KPU, pasangan ini juga ternyata menerima “serangan” bahwa kompetisi (Pilkada DKI) disebut sebagai langkah awal menjadi Capres.
“Sebagai acuan untuk Capres tentunya tidak. Tapi jika masuh ke dalam prolog, iya. Misalkan dari susksesnya penyelenggaraan kemarin dapat membuat partai sibuk mengecek suara-suaranya hingga ke bawah,” bantah Eep Saefulloh, konsultan politik Anie-Sandi, belum lama ini, di Jakarta Pusat.
Pilkada DKI ini menurutnya sangat wajar jika dijadikan tolok ukur untuk Capres. Mengingat perhelatannya yang berbeda jauh dengan di daerah.
“Kemudian, dinamika politik di Jakarta variasi untuk di banyak tempat. Sehingga wajar kemudian menjadi alat ukut. Jakarta itu popularitasnya justru menakutkan.
Debat saja ditonton masyarakat seluruh Indonesia. Dan itu pula yang terjadi oleh Jokowi, belum genap lima tahun menjadi Gubernur tapi menjadi Presiden,” tambahnya.
Akan tetapi Eep nampak memastikan Anies tidak akan mungkin mengikuti jejak Jokowi yang sekonyong-konyong menjadi Capres. “Anies akan memegang apa yang pernah diucapkannya. Ia tetap akan menjadi Gubernur hingga ke depan, kecuali Pemilu Capres digelar 1 Mei 2017,” tutupnya. | RI