Pemimpin Mangro Tingal
Sutoyo Abadi
“Mangro Tingal” adalah ungkapan yang berarti bersikap mendua atau mengingkari janjinya. Berbeda yang dijanjikan dan kenyataan.
Mangro Tingal memiliki sikap mendua, berkeyakinan ganda, berkepala / bermuka dua. Kalimat yang lebih keras dan tajam untuk menyebut pengertian ini lebih tepatnya adalah “Munafiq”.
Rakyat hanya bisa mimpi ada pemimpin seperti nenek moyang kita dulu – bertaruh nyawa, harta untuk kemerdekaan negara. Tercatat dalam sejarah sebagai pemimpin yang jujur, ikhlas membantu, memikirkan rakyat dan mencarikan jalan keluar dari kesulitannya
Saat ini semua pemimpin seperti iblis, hanya urusan perut, bangga sebagai penipu, pembohong dan tega mengorbankan dan memangsa sesama ( rakyatnya sendiri ).
Nilai Pancasila itu sakral untuk membimbing bangsa ini, dikerdilkan oleh manusia hedonisme dan materialis. Hilang dari mulut pemimpin kita, bersamaan dengan UUD 45 ( asli ) telah dimusnahkan.
Betapa mulia dan indah rasa belas kasih, kasih sayang, tolong menolong, gotong royong yang itu hak karena nilai itu sakral, bisa mengering berubah menjadi binatang hanya urusan perut dan kesenangan dunia semata ..
Tidak mengenali lagi bahwa kekuasaan itu amanah dan sementara. Yang dipertontonkan perilakunya sadis, bengis dan kejam. Lebih buas dan binal melebihi dari Iblis, melebihi bengisnya Fir’aun.
Tidak sadar akibatnya dari perilaku buruk dan baiknya akan akan berakibat yang pasti terjadi di alam manusia tidak lagi bisa kembali ke alam dunia.
Bangsa dan negara itu pasti akan hancur dan musnah ketika rambu dari para pendiri bangsa ini telah di campakkan pemimpin kita yang tidak semakin baik dan amanah tetapi semakin liar mewujud menjadi pemimpin Mangro Tinggal. (*)