Aksi Dedi Mulyadi Menginspirasi
AKSI Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi bertajuk peduli. Semestinya menjadi inspirasi bagi para kepala daerah di seantero negeri.
Kang DM, sapaan populernya — tak baru melangkah. Jauh sebelum terpilih Jabar-1, ia sudah gemar “turba” (turun ke bawah -pen). Menyapa hingga peduli derita warga yang perlu sentuhan dan perhatian dalam kebijakan.
Aksi peduli bermakna merakyat. Tanpa model kampanye dahsyat yang cenderung sesat. Mengecoh harapan rakyat. Itu pula yang memberi “jalan bebas hambatan” menuju Gedung Sate. Kantor Pemerintah Provinsi Jawa Barat di Bandung, yang bahkan belum disentuhnya. Kang DM memilih menimba dan inventarisasi masalah dari lapangan sebagai medan garapan, selama lima tahun ke depan.
Tak mudah berharap aksi Dedi Mulyadi menjadi inspirasi. Justru saat politik kekuasaan sudah bergeser ke arah pragmatisme. Secara sederhana, sejumlah biaya dikeluarkan selama proses pilkada. Sangat mungkin, dioptimalkan bisa “balmod” alias balik modal.
Skenario kepemimpinan atau kekuasaan mungkin saja berubah. Tapi orientasi kapitalisasi perlu diwaspadai. Tak sekadar memoles permukaan dengan ikut menampik pengadaan mobil dinas kepala daerah.
Kang DM telah unjuk aksi konkrit. Bentuk peduli kebijakan pro rakyat. Bencana banjir dan sampah yang kian nyata bermasalah. Semua berpulang pada tekad pengabdian dan mengembalikan pada penanganan di hulu. Bahwa perubahan sistem di semua lini, sudah harus dievaluasi dan dibenahi.
Pendekatan “pemadam kebakaran” sudah harus ditinggalkan. Berbagai masalah di depan mata, kian menggunung. Tak bijak mendalihkan “dokter datang, pasien modar”. ***
– imam wahyudi (iW)
jurnalis senior di bandung