JAKARTASATU– Kasus penistaan agama dengan terdakwa Ahok dinilai akan menjadi besar bagi keberagaman di Indonesia. Ahok yang tidak merasa sensistif dengan ajaran agama orang lain tersebut dapat menggagalkan menjaga saling toleransi antar masyarakat.

“Perlu diketahui, bahwa kasus Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok ini adalah ancaman, karena ia tidak mempunyai sensitifitas terhadap agama orang lain. Dan saya berharap jangan sampai kasus ini kemudian diputarbalikkan yang tidak bersikap melihat Ahok demikian sebagai intoleransi.

Sebaliknya, bersikap adalah salah satu instrumen untuk menjaga toleransi agar tetap utuh dan saling mengerti,” kata Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak beberapa hari yang lalu di Jakarta.

Selain itu, ia yang melihat proses keadilan untuk masyarakat luas terhadap, misalnya tuntutan dari JPU dinilai nampak tidak sesuai dengan fakta atau data yang ada. “Saya ingin berikan saran supaya hakim harus membuat keputusan agar tetap melihat sisi yuridis dan psikologis masyarakat luas. Dengan demikian kita akan meninggalkan sikap penista ke pendusta di mata publik,” tambahnya.

Dahnil, terakhir, mengingatkan agar siapapun harus mempunyai sisi sensitif apabila itu menyangkut agama (baca: SARA) di Indonesia. Selain itu, aparat hukum juga dimintanya agar tetap menjaga komitmen sesuai aturan-aturan yang berlaku.

“Kita harus sensitif agar negeri bersih dari praktik semacam ini. Penting juga agar Joko Widodo merawat komitmen bagi aparat hukum untuk tetap bersih dan profesional.

Apabila tidak mampu berbuat demikian, lebih baik dipertimbangkan untuk mencopot Jaksa Agung sekarang,” tutupnya. | RI