JAKARTASATU – Pengamat Energi dari Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi menilai bahwa pencabutan subsidi 450 VA kebijakan Ultra Neolib.
“Sudah sangat keterlaluan, kalau 900 VA OK lah, tapi kalau subsidi 450 VA, yang sebagian besar pelanggannya rakyat miskin, ini terlalu. Pemerintah sudah tega menambah beban rakyat miskin,” ujarnya kepada Redaksi JAKARTASATU Sabtu 13 Mei 2017.
Doktor jebolan New Castle Inggris ini menilai memang pencabutan subsidi 450 tidak berpengaruh signifikan terhadap kenaikan harga kebutuhan pokok, tapi berpengaruh terhadap beban biaya rakyat miskin.
“Setelah tidak ada lagi subsudi BBM, yang disusul dengan pencabutan total subsidi listrik, semakin mengindikasikan Jokowi menjalankan kebijakan Ultra Neo Liberalism, yang menihilkan peran pemerintah dalam perekonomian,”tegasnya.
Kalau benar, kebijakan ultra liberal diterapkan sangat bertentangan dengan Nawacita.   “Padahal itu yang menjadi dagangan Jokowi saat kampanye Pilpres lalu,”tutup Fahmy. |ATA/JKST