Effendi Saman, Advokat Senior/ist

JAKARTASATU  – Membidik itu hampir sama dengan persekusi, sudah lama Amin Rais dicari kesalahanya, dimasa lalu partai yang menang dan unggul suara terbanyak gagal jadi Presiden.

Kini menjadi logis ketika Islam mulai kaya dengan edukasi pergerakan bernegara, ia pun ikut mewarnainya bersama Aa Gim, Habib Riziek dan ulama-ulama Islam lainya, yang bisa jadi bagian dari yang sasar juga.

Tiba-tiba Jokowi bicara banyak tentang PKI, konon sudah tak ada tempat katanya, melanggar ini dan itu, pokoknya berbau konstitusi dan hukum. Cerita lain ditempat lain bicara pelan ucapkan kata gebuk, hampir serupa dengan yang diucapkan oleh rezim penguasa orba dimasa lalu.

Memori dimasa lalu mengingatkan kita ketika Militer semakin kuat dan dominan, itu bisa meruntuhkan kerna tak menjaga keseimbangan dan dianggap terlalu solid dan mendominasi.

Pendek cerita lahirlah ICMI sebagai penyeimbang. Saya jadi semakin tau kalo menjaga keseimbangan itu dipahami oleh semua pemimpin, oleh semua Presiden. Tapi beda perspektif keseimbangan sosial dan alam dan kekuasaan.

Hampir serupa ketika fenomena PKI, Islam dan militer dianggap saling tarik menarik dan ditarik juga dan tetap saja ada korban dan terjerunus dan tumbang dimasa kepemimpinan Soekarno.

Sebaiknya sejarah jangan terulang kembali, jika tidak ingin terjerumus dilobang yang sama. Jangan merasa lebih pintar dan atau lebih bodoh, keseimbangan palsu pasti terjeramah juga jatuh ke lumpur. | EFFENDI SAMAN