Saat menaiki panggung menerima medali perak sebagai Juara kedua Lomba Robot Internasional di Washington DC

JAKARTASATU – Inilah cerita dibalik Kesuksesan Tim Robot Indonesia di ajang robot internasional. Adalah Madrasah Aliyah (MA) TechnoNatura asal Depok – Kelapa Dua Jawa Barat yang tahun ini terpilih dan diundang untuk mengikuti lomba bergengsi “First Global Competition di Washington DC, Amerika Serikat. Madrasah TechnoNatura adalah madrasah di bawah naungan CREATE Foundation, pimpinan Ilham Habibie yang telah berdiri sejak tahun 2004 dan menggunakan sistim pembelajaran berbasis kompetensi dengan pendekatan tematik dan berbasis proyek.

TechnoNatura menjadi sekolah madrasah berbasis teknologi dan alam dengan sistem pembelajaran yang progresif dengan tenaga pengajar yang kompeten dalam bidang teknologi. Selain  melakukan pendekatan tematik dan berbasis proyek,TechnoNatura pun satu-satunya madrasah bertaraf internasional  berbahan ajar kurikulum modern dengan konsep memadukan pendekatan alam, teknologi dan agama sebagai konsep pendidikan yang dilakukannya.

TechnoNatura adalah sebuah lembaga/ yayasan  pendidikan yang didalamnya banyak dikelola oleh para alumnus IPTN  lulusan terbaik luar negeri yang pernah mengikuti program BPPT dalam meraih pendidikan diluar.

Sebut saja salah satu nama yang ikut langsung terjun mendevelop kurikulum pendidikan dan juga bagian dari konsultan pendidikan nasional yang banyak mengembangkan kurikulum pendidikan dasar menengah (Dikdasmen-Departemen Pendidikan), pada bidang ICT.

A Riza Wahono, Msc, Phd  adalah seorang  doktor lulusan University Manchester Of Technology (UMIST) – UK 1995, yang membidani berdirinya Madrasah TechnoNatura yang banyak memberi gagasan kurikulum berbasis teknologi. Riza Wahono pula yang mengembangkan  Madrasah TechnoNatura pada materi ajar kompetetif dimana implementasi pembelajaran abad 21 menyikapi jaman yang semakin kompetetif  dalam 4 hal; Critical thinking and problem solving, Creativity and Innovation, Communication, Collaboration.

Pada karakteristik ini, peserta didik dituntut untuk memahami, mengelola dan menciptakan komunikasi efektif dalam berbagai bentuk dan materi secara lisan, tulisan dan multimedia. Peserta didik diberikan kesempatan menggunakan kemampuannya untuk mengutarakan ide-idenya baik saat berdiskusi dengan teman-temannya maupun ketika menyelesaikan masalah pada pendidikannya (mandiri).

Disini bedanya Madrasah TechnoNatura dengan madrasah-madrasah yang ada di Indonesia, selain anak didik dituntut memiliki  dan mengembangkan wawasannya sendiri, juga dihadapkan pada hal dalam memecahkan masalah sendiri agar terbangun kemandirian yang sangat dibutuhkan bagi generasi mendatang.

Tras Rustamaji Msc, salah satu teknolog dan ahli IT yang cukup dikenal di kalangannya, merupakan  seorang Kepala Sekolah Madrasah Internasional TechnoNatura. Tras merupakan salah satu anak bangsa berprestasi, dimana di tahun 1989 pernah mengikuti olympiade Matematika Internasional di kota Braunschweig Jerman Barat. Tras merupakan almamater program BPPT, dari jurusan elektro UI menyelesaikan studi yang sama di UMIST Inggris tahun 1996.

Selain alamamater program BPPT, Tras juga jebolan  IPTN (Industri Pesawat Teknologi Nusantara) Nurtanio Bandung yang ikut sumbangsih penciptaan radar CN 235 dan CN 250 beberapa tahun silam.

Dua orang teknolog inilah yang kini meggawangi Madrasah TechnoNatura Depok, yang sering membuat Madrasah Aliyah TechnoNatura ini memenangkan ajang bergengsi teknologi internasional seperti INAICTA, IMAGINE dan iCAD. Atas dasar prestasi itu Kedutaan Besar Amerika di Indonesia beberapa kali mengundang siswa-siswi madrasah TechnoNatura untuk berdiskusi dengan siswa-siswi SMA di Amerika seputar teknologi robotik.

Beberapa kali mereka mengirimkan scientist dan engineer dari Amerika seperti dari NASA ke Madrasah TechnoNatura untuk memberikan presentasi atau workshop di bidang teknologi robotik.

Tim Robot TechnoNatura

Lewat undangan informasi yang diberikan kedubes Amerika di Jakarta untuk  ajang “First Global Challenge Olympic Robot Competition 2017” di Washington DC Amerika Serikat pada 16-18 Juli inilah, tim dipersiapkan dengan membuat pelatihan khusus (bootcam) pada anak didik terpilih selama 3 bulan dalam mempersiapkan  metode meraih  10 kategori yang akan dilombakan.

Siswa Madrasah TechnoNatura Saat Tanding dalam Ajang Robot Internasional di Washington DC/Tras

Kesepuluh siswa terpilih dibagi ke dalam 3 kelompok yaitu kelompok Hardware, Software dan Media. Kelompok hardware bertanggung jawab untuk merancang dan membuat bentuk robot yang sesuai dengan persyaratan lomba. Kelompok software memberikan “ruh” pada robot sehingga robot bisa “hidup” dan melaksanakan tugasnya. Sedangkan kelompok media bertugas mendokumentasikan proses pembuatan ini dan perjalanan menuju Washinton DC.

Final Tanding dalam Ajang Robot Internasional di Washington DC/Tras

“Dalam bootcamp yang kami lakukan di Madrasah TechnoNatura Depok, kami membagi menjadi 3 tim; Hardware (merangkai robot), Software (sistem kerja robot) dan media ( pembuatan dokumentasi dan multimedia) yang akan menjadi penilaian disana,” ujar Tras Rustamaji, Kepala Sekolah Madrasah TechnoNatura  (12/7/2017) yang juga merupakan salah satu mentor dan pembimbing dalam  penciptaan robot yang akan dilombakan dalam ajang bergengsi Internasional ini.

Tantangan yang mereka hadapi tidaklah sedikit karena selain mereka harus mempelajari perangkat hardware yang baru mereka kenal, harus pula mempelajari lingkungan pemrograman Java (Andoid Studio), dimana mereka juga harus meyakinkan sponsor untuk bisa membantu membiayai perjalan. Tak banyak dukungan materil diberikan pihak sponsor khususnya suport pemerintah kepada tim yang membawa harum nama bangsa di dunia internasional ini. Namun tekad dan semangat tim Madrasah TechnoNatura tak mengendur.

Pembekalan dan motivasi sempat di berikan sehari sebelum keberangkatan ke Amerika oleh wakil gubernur terpilih Sandiaga Uno. Kamis tanggal 13 Juli mereka berangkat dengan sederhana tanpa pelepasan khusus pihak pemerintah dari bandara Soekarno Hatta menuju Abudhabi (transit) dilanjutkan  ke bandara JF Kennady NewYork (transit), hingga akhirnya sampai Ke washington DC menenmpuh 18 jam lebih perjalanan dari Jakarta.

Kemandirian, semangat kuat mengharumkan nama bangsa begitu besar mendasari tekad mereka, walau sebagian dilakukan dengan swadaya tim dari sisi materil. Ditambah saat juri memeriksa/inspeksi robot buatan Indonesia sebelum dilombakan , kekaguman juri atas Wowwi (red; nama robot ciptaan Tim robot Madrasah TechnoNatura) menambah keyakinan tim semakin percaya diri apa yang diciptakannya masuk penilaian cukup baik menandingi 160 negara lain yang ikut.

“Seluruh generasi muda dunia dilevel SMA berkumpul di ajang First Global dalam rangka memecahkan  masalah di dunia yaitu membersihkan air sungai dari limbah.” ujar A Riza Wahono Founder Madrasah Technonatura di Washington DC di lomba yang mengangkat  tema “Access to clean water” yang merupakan salah satu dari 14 tantangan engineering global saat ini.

Di hari pertama lomba robot pada first Global Competition 2017, memberi pemandangan yang sangat luar biasa dimana 3 negara tim dari 3 negara berbeda, saling bahu membahu dalam perlombaan tersebut yang dibagi menjadi 3 sesi pertandingan, Pukul 10;57 pagi waktu Amerika ; tim robot Indonesia bersama tim robot Burundi, Kyrgyztan melawan tim robot Spanyol, Jordania, Tanzania .  Pukul 11;27 siang Tim Indonesia bersama Sudan, Lithuania, melawan Tim Nicaragua, Rumania, Libya. Hingga pukul 5:20 Tim Indonesia bersama Singapore,dan Austria melawan tim Malta, Rusia dan trinidad Tubago negara kepulauan di karibia. Dihari pertama Tim robot Indonesia sempat mendapat insiden lepasnya kabel power akibat tertabrak robot pihak lawan, namun itu segera dapat teratasi.

“ I expected this kind of robot comes from japan, UK or Germany. But i’am surprised it is Indonesia that build this robot, “ujar  Tras Rustamaji menceritakan  salah satu celotehan juri yang tidak menyangka Indonesia bisa menciptakan robot yang masuk standard kriteria baik diajang itu. “Well tidak masalah, karena mereka tidak tahu. Walau Madrasah asal Depok, namun mentor-mentornya juga alumni UK (Inggris), hehehe.” canda Tras menanggapinya.

Walau sempat mengalami kekalahan score dironde ke 5, tapi tim robot Indonesia tetap senang karena semua fitur smart bekerja dengan baik. Tidak disangka-sangka pula Senior First Global sempat mendatangi tim saat hari pertandingan terakhir dilaksanakan (18 Juli 2017) dan bertanya mengutarakan keinginannya untuk mendownload program yang digunakan tim robot Indonesia dengan alasan agar mereka bisa membuat First Global menjadi lebih baik lagi kedepan.

Dan kegembiraan bercampur haru pun terjadi setelah juri mengumumkan Tim Robot Indonesia meraih Juara kedua Innovation di ajang Robot First Global Competition 2017 ini. Sujud syukur dilakukan oleh tim robot Indonesia mendengar kabar gembira di arena pertandingan itu. Begitupula masyarakat Indonesia begitu bangga dan haru mendengar berita baik ini, Sesuatu yang membanggakan datang dari Madrasah asal Depok – Jawa barat.

“ Alhamdulillah, perjuangan berbulan-bulan yang dilakukan kini berbuah manis juga,” ujar Tras mendengar berita itu disela-sela acara seremoni penutupan yang begitu meriah dengan warna warni bendera dari 160 negara diseluruh dunia. Bravo Technonatura | Beng Aryanto/JAKSAT