Aku Gagal Paham Sama Panglima TNI”
Setelah Panglima TNI Gatot Nurmantio berbicara didepan seniornya di Mabes TNI menyatakan ” ada institusi akan melakukan impor senjata berat dengan mencatut nama Presiden ” pada tanggal 23/9/2017 telah menimbulkan sikap pro dan kontra diruang publik, bahkan ada menuding bahwa sikap Panglima itu tidak pantas dan ada motif politiknya , bahkan tudingan amat sadis itu datangnya dari kelompok ” IQ sekolam 200 ” sampai meminta Panglima TNI Gatot Nurmantio meletakkan jabatannya .
Untuk itu mari kita bedah apakah sikap Panglima TNI itu benar atau salah , adalah gagal paham kalau ada sekolompok orang meragukan informasi yang disampaikan oleh Panglima TNI adalah ” A1 ” , sehingga perlu dipahami bahwa dihampir semua negara yang ada kedutaan Indonesia pasti selalu ada jabatan ” atase meliter / athan ” dibawah koordinasi ka Bais , sehingga sudah pasti setiap adanya kegiatan rencana import senjata dari intitusi apapun dalam negeri , perusahaan importir seharusnya melakukan koordinasi kepada ” athan ” kecuali akan menyeludupkan senjata , sudah pasti ” athan ” melaporkan rencana kegiatan itu ke Bais sebagai bagian organ intelijen Panglima TNI , disisi lain adanya pertanyaan mengapa Panglima TNI tidak melaporkan adanya institusi diliuar TNI akan melakukan impor senjata yg bisa menghancurkan ” tank dan pesawat ” kepada Presiden ? .
Kalaulah kita menyimak kata kata Panglima TNI dengan seksama didepan para senior ” pak Wiranto sebetulnya bersikap lebih soft” dan ” ada yang menjual nama Presiden ” , maka dari bahasa Panglima TNI tersebut saya memaknai bahwa kegiatan rencana import senjata itu telah dilaporkan terlebih dahulu oleh Panglima TNI kepada Panglima Tertinggi TNI dan sudah mendapat konfirmasi bahwa Presiden tidak tau , dan pak Wiranto juga harusnya sudah tau bahwa hal ini pernah dilaporkan ke Presiden , kalau belakangan ada kalimat pak Wiranto bahwa ada komunikasi yang belum tuntas , itu kalimat yg terpaksa dia buat untuk mengkonsidi di publik bahwa persoalan sudah selesai jangan gaduh saja dan sifatnya lebih politis , walaupun faktanya tidak seperti itu .
Terbukti dari dokumen yg beredar luas , bahwa Polri juga mengakui bahwa benar telah mengimpor 280 pucuk senjata berat atas keterangan pers Kadiv humas Irjen Setyo Wasito di mabes Polri 30/9/2017 , bahkan berdasarkan informasi yg beredar akan ada tambahan dalam jumlah besar oleh importir PT Mustika Duta Mas milik Jimmy Wijaya dioperatori anaknya G , dan perusahaan tersebut adalah sebagai pemasok besar juga alat alat komunikasi di BIN .
Sehingga KPK harus pro aktif memantau sepak terjang JW dan G di DPR dalam dugaan mengatur anggaran , apalagi saat ini komisi III bungkam dalam kekisruhan ini.
Untuk tidak menimbulkan kebingungan di publik , sebaiknya Presiden membentuk Tim Pencari Fakta atas dugaan yang disampaikan oleh Panglima TNI apa benar atau salah ?, bila salah tentu Panglima TNI juga harus menerima hukumannya , akan tetapi bila benar , maka Presiden harus melakukan tindakan keras dan mencopot siapapun yg terlibat dalam tindakan melawan UU yang bisa mengancam keutuhan NKRI.
Jakarta 1 Oktober 2017
????????????
CERI -Yusri Usman