JAKARTASATU.COM – Rektor Universitas Paramadina yang juga salah satu peserta konvensi capres Partai Demokrat (PD) Anies Baswedan mengaku jika dirinya banyak berhutang budi dengan mantan panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal TNI (Purn) Endriartono Sutarto.
Anies berkisah salah satu jasa besar yang akan selalu dikenang olehnya adalah bantuan Jenderal Tarto dalam merealisasikan program Gerakan Indonesia Mengajar (GIM) yang diinisiasi oleh Anies.
“Beliau adalah Ketua Dewan Pembina GIM. Dan beliau sangat berjasa dalam merealisasikan GIM,” kata Anis saat dimintai komentar dalam sebuah acara Peluncuran Buku Endriartono Sutarto ‘Perjalanan 35 Tahun Mengawal Jati Diri TNI dan Konstitusi’ di Hotel Bimasena, Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Jum’at malam (2/5).
Lebih lanjut Anies menjelaskan pertemuan pertama dirinya dengan Ketua Umum 7 Summit Expedition terjadi pada tahun 2009, disaat momentum pemilu presiden (pilpres)n akan berlangsung. Kala itu Anies masih menjadi seorang surveyor, singkat cerita terjadi dialog antara Anies dengab Jenderal Tarto terkait dengan peta politik dan elektabilitas dirinya pada pilpres tahun 2009 lalu.
Dari diskusi intens yang terbangun, maka Anies memberanikan diri meminta bantuan kepada alumnus Akabri tahun 1971 itu untuk merealisasikan idenya dalam membentuk GIM yang terdiri atas pengajar muda dan ditempatkan di berbagai daerah terpencil di seluruh Indonesia.
“ Dan lewat beliaulah kita bisa latih mental anak-anak di Rindam Jaya. Dan kita diberikan surat sakti, dimanapun para pengajar GIM mengalami kesulitan, dapat langsung menemui Koramil setempat. Dan surat tersebut sangat ampuh. Sehingga setiap ada kesulitan pasti langsung dibantu,” tutupnya. (Marc/JKTS)