empat kakiJAKARTASATU.COM  – LOYALITAS Warnida, 40, sebagai istri memang sangat minim. Sebagai pembelajaran, sengaja Anwari, 45, tinggalkan rumah dalam rangka pisah ranjang. Eh, malah dianggap bukan sanksi, tapi kemerdekaan. Buktinya, saat digerebek suami Warnida tengah main politik “empat kaki” bersama lelaki lain.

Bila pejabat sangat tinggi loyalitasnya pada partai, mestinya istri juga harus sangat loyal pada suami. Sebab dia yang jadi pengayom dan penanggungjawab keluarga. Suami pula yang memberi nafkah lahir dan batin. Tapi dalam kenyataannya, banyak istri atau suami yang tidak loyal pada pasangannya, karena ditinggal royal (main perempuan atau lelaki). Begitu banyak peristiwa semacam itu, sehingga kolom ini tak pernah kehabisan stok.

Warnida warga Jalan Sultan Mahmud Badaruddin, Kelurahan Sukaraya, Kecamatan Baturaja Timur, ternyata termasuk ibu rumahtangga yang diragukan loyalitasnya pada suami. Anak sudah tiga biji, eh…..masih main mata dengan lelaki lain. Bahkan dalam prakteknya, bukan saja main mata, tapi juga main-main dengan yang lainnya. Sayangnya, suami tak bisa membuktikan kabar miring tersebut.

Bila diusut-usut di mana benang itu sampai kusut, sebetulnya terletak pada Anwari sendiri. Usia belum kepala lima, tapi sudah kehilangan semangat juang di percaturan ranjang. Padahal istri dalam usia pas kepala empat dewasa ini, lebih banyak membutuhkan sentuhan dan kehangatan malam. Sialnya, Anwari tak bisa lagi memberikan secara prima. Ibarat kata mandor kawat: “kerja”-nya kendor makannya kuwat!

Seiring dengan musim koalisi Capres, diam-diam Warnida menjalin koalisi dengan lelaki lain. Aksinya ini ternyata tercium tetangga, sehingga ada yang melaporkan pada suami. Anwari pun segera menginterogasi, sampai di mana tahapan koalisi itu. Apakah baru tingkat deklarasi, apa sudah sampai eksekusi. Ternyata Warnida malah menantang, tunjukkan buktinya apa dan di mana. “Kamu bukan timses Capres, jangan coba-coba kampanye hitam atas diriku.” Begitu kata Warnida garang.

Anwari pun tak berkutik. Meski diakui dirinya tak lagi rosa-rosa macam Mbah Marijan, tapi tiada sudilah jika istrinya menjalin koalisi dengan lelaki lain. Maunya Anwari, netral sajalah seperti Partai Demokrat itu lho, tidak ke mana-mana. Cukup besanan sajalah, jadi yang berkoalisi hanya antar anak Ketum PAN dan PD.

Karena bukti koalisi senyap tak ditemukan, tapi baunya sangat terasa, Anwari memilih tinggalkan rumah. Maksudnya ini untuk shock terapi, sehingga Warnida terpukul dan mau mengubah perilaku. Tapi prediksinya meleset, justru kepergian suami dari rumah dianggap sebagai kebebasan untuk lebih mantap menjaring koalisi, sukur-sukur sampai tanggal 9 Juli.

Setelah suami pergi, Warnida memang semakin bebas meninggalkan rumah. Toh anak-anak sudah gede, sehingga bisa mengurus dirinya sendiri. Yang penting Warnida justru mengurus “anak” PIL-nya yang kecil tapi sangat imut-imut dan bisa bikih hanyut. Demi itu pulalah hampir setiap malam dia pergi berkencan ria dengan PIL-nya yang bernama Husin, 44. Lelaki ini memang nyaris tak beda usia dengan suami, tapi sepak terjangnya sangat memukau. Benar-benar dia mitra koalisi yang piawai dalam eksekusi.

Entah sudah berapa kali Warnida- Husin menjalankan koalisi yang berlanjut dengan eksekusi. Lama-lama ada yang mengetahui dan memberi tahu pada suaminya, lengkap dengan detil alamatnya. Maka Anwari pun segera menggerebek pasangan mesum itu di rumah Kompleks Citra Kencana I, Kelurahan Batukuning, Kecamatan Baturaja Barat. Saat mereka baru saja selesai menjalankan politik “empat kaki”, langsung disergap dan diserahkan ke Polres OKU (Ogan Komering Ulu).

Ditinggal pisah ranjang, malah digoyang orang. Kasihan! (JAKS/POSKOTA)