JAKARTASATU – Ada dugaan bahwa info-info hoax justru lahir dan dipelihara ketakutan karena adaya masalah yang cukup serius, salah satunya adalah kenaikkan tariff dasar listrik.
“Saya merenung, kenapa kegilaan ini kalian pertontonkan dengan masif bahkan menjadi berita besar di media-media. Saya jadi menduga-duga dengan sedikit pikiran yang hampir gila, jangan-jangan kalian produksi penulis hoax itu untuk menutupi keluhan rakyat atas harga Listrik yang terus naik, menutupi operasi pemerintah mengubah skema subsidi gas elpiji, dan menutupi kenaikan harga-harga yang sudah mulai diluar kemampuan rakyat,” demikian siaran pers pengamat politik Ferdinand Hutahean yang didapat jakartasatu.com, Ahad (11/06/2017).
Tidak hanya itu, kegilaan lainnya menurut Ferdinand adalah adanya upaya dan dugaan kriminalisasi terhadap ulama. “Masih banyak kegilaan lain yang terus diproduksi oleh rejim ini.
Kegilaan penegakan hukum menjadi salah satu kegilaan yang belum tampak ujungnya. Lihatlah kasus pornografi atau chat sex salah satu Ulama besar itu. Barang buktinya saja didapatkan dengan cara ilegal dan tidak sesuai dengan KUHAP.”
Menurutnya, penetapan status hukumnya pun tidak kuat karena diragukan keabsahan sumbernya. “Barang buktinya tidak diketahui dari mana sumbernya, tapi penegak hukum berani-beranian menetapkan sang Ulama jadi tersangka bermodal bukti yang tidak jelas sumbernya. Ah, gila ini barang!”. | RI/JKST