PANCASILA DALAM SAFARI RAMADHAN DEMOKRAT
Oleh : Ferdinand Hutahaean
Komunikator Politik Partai Demokrat
17 hari sudah Ramdhan terlampaui, 17 hari juga sudah umat Muslim berpuasa melawan hawa nafsu duniawi, menahan lapar dan dahaga demi meneguhkan keimanan dalam beragama dan melaksanakan perintah sang Maha Penyayang lagi Maha Pengasih. Bulan penuh berkah, bulan berbagi dan bulan introspeksi bagi seluruh umat.
Demikian juga bagi Partai Demokrat, Ramadhan kali ini adalah bulan introspeksi kedalam dan keluar sebagaimana telah ditetapkan oleh Ketua Umum SBY. Dan atas dasar itu jugalah bertebaran spanduk-spanduk dan baliho Demokrat yang bertuliskan pesan-pesan introspeksi selama Ramadhan. Demokrat ingin bangsa ini mengoreksi dirinya, Demokrat ingin penguasa mengoreksi dirinya, Demokrat ingin seluruh kader juga mengoreksi dirinya. Apa yang harus dikoreksi? Tentu koreksi diri apakah kita sudah lebih memilih melakukan kebaikan dan amanah dalam mengemban jabatan.
Hari ini ditengah introspeksi Ramadhan, adalah hari pertama Safari Ramadhan Partai Demokrat yang langsung dipimpin oleh Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY bersama Ibu Ani Yudhoyono dan beberapa jajaran DPP Partai Demokrat yang turut mendampingi perjalanan religi kali ini di bulan penuh berkah, untuk hadir menyapa masyarakat, menyapa kader dan simpatisan serta menyapa anak-anak yatim dalam suasana berbagi dan suasana penuh kasih sayang di beberapa kota yang di singgahi dalam Safari Ramadhan kali ini.
Siang ini, perjalanan kami awali dari Jakarta menuju Kota Cirebon Jawa Barat. Menggunakan Kereta Api Cirebon Ekspres, kami menyusuri perjalanan yang membawa rombongan larut kedalam kisah dibangunnya infrastruktur jalan dan rel kereta api semasa SBY menjabat sebagai Presiden RI Ke 6. Infrastruktur dengan prasarana yang cukup membanggakan perjalanan ini, karena akhirnya rakyat bisa menikmati Pembangunan meski memang belum bisa se sempurna harapan.
Perjalanan Religi dalam Safari Ramadhan hari pertama ini mengambil thema yang cukup menarik, menyejukkan dan menentramkan bathin yang mungkin masih bergejolak bila menyaksikan situasi politik dan penegakan hukum saat ini. Atas dasar itulah, Ketua Umum Partai Demokrat SBY mengambil thema Safari Ramadhan ini berkaitan dengan Pancasila. Pancasila terklaim hanya oleh sekelompok saja, Pancasila menjadi hanya seperti benda mati yang bisa di Aku kan meski tanpa pemahaman yang utuh tentang Pancasila itu apa. Tentu ini tidaklah tepat dan menjadi keprihatinan bagi Demokrat karena berkaitan erat dengan masa depan Kebinekaan dan masa depan ketentraman dalam ber toleransi terhadap perbedaan yang seharusnya disatukan. Untuk itulah diperlukan introspeksi dan mengoreksi apakah ada ke keliruan dalam bersikap terkait Pancasila.
Safari Ramadhan Demokrat secara umum membawa Ruh Pancasila yang sarat makna dalam perjalanan religius ini. Pesan mulia Safari Ramadhan di hari pertama ini membawa pesan kesejukan dalam berbangsa dan bernegara.
Dengan tetap menjaga teguhnya nilai-nilai Pancasila dan semangat Kebinekaan, prioritas untuk Bangsa Indonesia saat ini adalah Menyatukan semua komponen bangsa dan memperkuat kerkukunan, dan jangan memisah – misahkan di antara mereka dan jangan saling menaburkan rasa kebencian dan permusuhan. Begitulah thema besar Safari Ramadhan hari Pertama yang akan disampaikan Ketua Umum hari ini dalam sambutannya pada acara Buka Bersama di Cirebon. Apa makna luas dari thema itu, akan disampaikan secara lugas dan jernih oleh SBY petang nanti.
Perjalanan masih membawa kami menelusuri rel panjang yang pernah dibangun era SBY demi peningkatan infrastruktur transportasi. Sejenak biarkan kami bercerita menemani suara Kereta yang membawa perjalanan ke Cirebon, hingga nanti tiba dan SBY akan menyampaikan makna luas tentang Ruh Pancasila dalam Safari Ramadhan ini.
Sungguh bagi Demokrat, Pancasila adalah harga mati ideologi Bangsa, persatuan dan kebinekaan adalah keindahan yang harus dirawat dalam toleransi, tidaklah elok jika justru penguasa yang memisah-misahkan rakyatnya antara Pro Pancasila dengan Anti Pancasila. Pancasilais adalah Berketuhanan, Beradab, Bersatu, Musyawarah dalam hikmad dan kebijaksanaan serta berkeadilan sosial.
Jakarta, (Dalam rangkaian gerbong kereta Cirebon Ekspres) 12 Juli 2017