JAKARTASATU.COM – SMRC atawa kepanjangan dari Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) adalah lembaga yang di dirikan pada tahun 2011 pecahan dari LSI oleh timses Jokowi Saiful Mujani karena tergiur besarnya keuntungan yang bisa di raih dari hasil survey dan polling palsu.

Lembaga survey dan konsultasi yang berakar kuat pada tradisi fake survey untuk mempengaruhi opini publik dengan tak beretika dan tanpa integritas ilmiah agar dapat mewujudkan pelayanan terbaik kepada siapapun yang bayar.

Lembaga survey yang direktur komunikasi-nya di jabat oleh Ade Armando ini rekam jejaknya sedikit sekali survey dan hasil polling yang akurat dan banyak sekali ketidakakuratan seperti salah satu contoh pada tahapan ke dua pilkada dki lalu dimana SMRC merilis hasil survey bahwa Anies Sandi unggul hanya 1 persen, pada kenyataannya Anies unggul hampir 20 persen dari Ahox.

“Bagi pollster profesional,selisih sebesar itu adalah aib,” begitu tulis Radhar Tribaskoro yang sempat viral.

Analysis Syahganda Nainggolan setelah menganalisa menyatakan bahwa SMC tidak ilmiah.
Tokoh hukum NU Djoko Edhi mengecap SMRC sebagai pelacur intelektual.

Tak salah?

Dan jika Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Hanafi Rais mempertanyakan netralitas dan tingkat akurasi data lembaga survei jelang tahun politik Pilkada 2018 dan Pilpres 2019. Termasuk survei yang dikeluarkan baru-baru ini.

“Saya melihat ada perkara sampling dapil yang perlu diklarifikasi. Di Pemilu 2019 akan ada 90 dapil. Kalau unitnya dapil, tapi laporannya provinsi. Itu ada potensi miss leading,” ungkap Hanafi saat di Bilangan Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (2/1/2018).

Hanafi menegaskan tak ada yang netral dan semua punya keberpihakan, termasuk lembaga survei. “Kita tak bisa membuang kenyataan tersebut. Tapi yang diusahakan dimaksimalkan mungkin seideal,” sambungnya.

Anggota DPR RI bahkan meragukan hasil survey yang dilakukan SMRC dengan menempat PAN di bawah PPP dan Nasdem. “Biasanya survei terhadap PAN, 2 persen,” kata dia.

Dirinya menuding hasil bahwa survei SMRC tidak mengedepankan netralitas dan tidak memiliki tingkat keakurasian data yang valid. “Ada indikasi kuat survei atau polling tak mengedepankan akurasi data. Yang kemudian muncul adalah untuk mensiasati opini publik,” ungkap Hanafi.

Sebagai informasi hasil survei SMRC tentang elektabilitas partai sebagai berikut; PDIP 21.4%, Golkar 9.4%, Gerindra 6.8%, Demokrat 5.4%, PKB 4.0%, PKS 2.7%, PPP 2.0%, Nasdem 1,6%, PAN 1.4%. Nah itulah…|RNZ