Gaya milenial Agnes Mo ketika bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Negara - Sumber Foto: suaradotcom (11/1/2019)
Gaya milenial Agnes Mo ketika bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Negara - Sumber Foto: suaradotcom (11/1/2019)

JAKARTASATU.COM – Mulutmu Hariamaumu, boleh jadi ungkapan ini sudah bosan kita dengar namun faktanya kasus-kasus yang membuktikan kebenaran ungkapan ini terus saja terjadi di sekitar kita. Seperti yang baru ini terjadi dengan selebritis Agnes Monica. Gara-gara menyatakan tidak punya sama sekali darah Indonesia dalam wawancara sebuah acara di Amerika yang dipublikasikan melalui youtubem akhirnya Agnes menuai pro kontra yang berkepanjangan.

Pernyataan Agnez Mo yang mengaku tak memiliki darah Indonesia tersebut tepatnya tercetus dalam wawancara BUILD Series yang dipandu oleh Kevan Kenney. Dalam tayangan YouTube BUILD Series tersebut, awalnya pembawa acara Kevan Kenney menyatakan rasa penasarannya tentang keberagaman Indonesia.

Rasa penasaran Kevin pun dijawab oleh Agnez, ia mengatakan memang Indonesia kaya akan keberagaman budaya. “Iya, ini benar-benar menarik karena Indonesia memiliki lebih dari 18.000 pulau dan setiap pulau kami memiliki pakaian tradisional yang berbeda, alat musik. Bahkan musik secara umum saja begitu beragam,” kata Agnez di kanal YouTube BUILD Series, seperti dikutip Kompas.com, Selasa (26/11/2019). Agnez mengatakan, sejak kecil dirinya sudah terbiasa tumbuh di antara budaya yang beragam itu.

“Saya tumbuh dengan itu. Tapi apa yang lucu adalah saya tumbuh antara musik tradisional tapi di saat bersamaan juga menyanyi di gereja, itu sudah menjadi bagian dari diri saya,” terang Agnes. “Jadi saya rasa ini bukan representasi budaya, ini lebih inklusivitas budaya dan itulah yang saya perjuangkan,” imbuhnya.

Gaya milenial Agnes Mo ketika bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Negara - Sumber Foto: suaradotcom (11/1/2019)
Gaya milenial Agnes Mo ketika bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Negara – Sumber Foto: suaradotcom (11/1/2019)

Kevan kembali bertanya tentang Agnez yang ia pikir berbeda dari orang lain. Pernyataan ini pun dijawab Agnes, “Ya, ehmmm, karena saya sebenarnya tidak memiliki darah Indonesia sama sekali. Jadi saya sebenarnya (berdarah) campuran Jerman, Jepang, China. Saya hanya lahir di Indonesia,” ucap Agnez.

“Mulutmu Hariamaumu, boleh jadi ungkapan ini sudah bosan kita dengar namun faktanya kasus-kasus yang membuktikan kebenaran ungkapan ini terus saja terjadi di sekitar kita.”

“Saya juga (beragama) kristen, di mana mayoritas masyarakat Indonesia adalah muslim, jadi saya selalu merasa… saya tidak akan bilang saya merasa tidak termasuk di sana karena saya selalu merasa orang-orang menerima saya apa adanya, tapi selalu ada rasa ‘ehhh, saya tidak seperti orang lainnya’,” sambungnya.

Kutipan itulah yang akhirnya menjadi polemik ramai di kalangan tokoh dan masyarakat Indonesia. Penegasan Agnes bahwa dirinya taka da darah Indonesia sama sekali itulah yang dianggap merepresentasikan kecilnya nasionalisme yang dimiliki Agnes. Agnes dianggap kacang lupa kulitnya karena sejak kecil dia dan orang tuanya telah tinggal, hidup, mencari nafkah dan memegang kartu kewarganegaraan Indonesia. Bahkan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengecam Agnez  sebagai seorang durhaka seperti sosok dalam dongeng Malin Kundang.

Lebih lanjut, Fadli menduga Agnez Mo tak memiliki kebanggaan untuk mengakui identitasnya sebagai seorang yang lahir di Indonesia. Bahkan, ia menilai Agnez sedang berkelit untuk menyatakan dirinya bukan merupakan orang Indonesia.

“Dan itu kan kebodohan bagi seorang artis mengatakan begitu. Kalau saya sih males ngelihat orang kayak begitu, enggak ada kebanggaan sedikitpun sama orang Indonesia, mendisasosiasi diri, saya melihat itu agak tersinggung sebenarnya,” geram Fadli.

Ia pun lantas membandingkan dengan tokoh lain yang berhasil meniti karier hingga ke tingkat internasional namun masih bangga terhadap identitasnya sebagai orang Indonesia.

“Publik Indonesia kan ratusan juta, harus dibikin bangga. Ini sekarang malah dia mau bikin sebel sebagian besar rakyat Indonesia menurut saya,” tegas Fadli.

Bahkan Pengamat Ekonomi dan Sosial serta Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi yang selama ini tak terlihat peduli pada kiprah artis tiba-tiba turut berkomentar melalui akun Twitternya.

Gaya santai Agnes Mo ketika bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Negara - Sumber Foto: suaradotcom (11/1/2019)
Gaya santai Agnes Mo ketika bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Negara – Sumber Foto: suaradotcom (11/1/2019)

Menurutnya, secara tidak langsung pernyataan Agnez mengkonfirmasi bahwa etnis Tionghoa hanya menumpang lahir dan hidup di Indonesia.

“Secara tidak langsung Agnez mengonfirmasi narasi yg berkembang di kalangan mereka yg anti-Tionghwa bahwa Tionghoa hanya numpang lahir dan hidup di Indonesia. Untung saya ngga pernah ngefans sama Agnez,” ujar Burhan.

Terkait polemic yang dialami Agnez tersebut, seperti yang dikupas kompas doctom (27/11/2019), Guru Besar Antropologi Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof. Dr. Heddy Shri Ahimsa Putra, M.A, M.Phil mengatakan, Agnez Mo tidak bersalah.

“Agnez Mo tidak salah. Yang salah yang mendengar dan membaca pernyataan dia, kemudian mencampuradukkan dengan yang lain,” kata Heddy. “Soal darah, lain dengan nasionalisme dan kebudayaan. Pernyataan Agnez Mo jadi bermasalah karena yang mendengar atau membaca pernyataan itu tidak teliti membedakan darah dengan kebudayaan dan nasionalisme. Padahal, ketiganya jelas berbeda,” terangnya.

Heddy kemudian mencoba menganalisa bahwa darah yang dimaksud Agnez adalah persoalan genetik atau persoalan biologis. Agnez mengaku, nenek moyangnya adalah keturunan China, Jepang, dan Jerman. Namun, ini tidak berarti, Agnez bukan orang Indonesia. Dia mengatakan tidak berdarah Indonesia karena memang tidak memiliki nenek moyang yang berasal dari suku bangsa Indonesia.

Prof. Herawati Soepolo PhD, periset di Lembaga Biologi Molekuler Eijkman,juga menambahkan, “Jika melihat dari pernyataan Agnes Mo yang mengatakan ia memiliki campuran darah Tionghoa, Jepang dan Jerman, jelas memang kebetulan nenek moyang dia tidak ada yang misalnya berasal dari Jawa atau Sumatera atau Sulawesi. Jadi tidak ada yang salah dengan pernyataan itu karena sebelumnya sudah ada pernyataan bahwa ia berasal dari Indonesia yang sangat beragam dan betapa ia memang minoritas tetapi merasa diterima, meskipun ia merasa tidak seperti yang lain.”

Dengan mengacu pada pendapat beberapa pakar anthropologi dan biologi molekuler di atas, seharusnya permasalahan ucapan Agnes sudah selesai. Bukan masalah Agnes tak memiliki darah Indonesia, bukan masalah Agnes lahir di Indonesia ataupun tidak. Pasalnya nasionalisme untuk Indonesia yang beragam dan berbinneka ini bukanlah sekedar darah keturunan dan tempat lahir semata.

Sebenarnya yang mungkin menjadi sensitif adalah masalah pemakaian diksi yang tepat semata. Di luar isi hati dan mental, nasionalisme juga membutuhkan diksi yang menunjukkan kecintaan dan kebanggaan pada bangsa.

Tentunya akan sangat berbeda jika pilihan diksi Agnes tidak seperti yang diungkapkannya pada acara Youtube BUILD tersebut. Tentunya Agnes tidak akan membuat ngenes banyak kalangan jika kemarin kalimatnya semacam ini atau setidaknya bermakna seperti ini. “Meski saya tidak memiliki darah Indonesia sama sekali, tapi saya bangga dan merasa beruntung dilahirkan di Indonesia.” Bukan diksi “hanya numpang lahir” tetapi “bangga dan beruntung dilahirkan di Indonesia”.  (WAW)