Wajah kini normalisasi Sungai Ciliwung di Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (26/10/2017). Warga Bukit Duri yang mengajukan gugatan class action (gugatan yang diajukan seseorang atau sekelompok kecil orang atas nama sebuah kelompok besar) telah dimenangkan majelis hakim di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada Rabu (24/10/2017). Mereka berhak untuk menerima ganti rugi setidaknya Rp 18,6 miliar/IST

JAKARTASATU.COM – Pernyataan blak-blakan Menteri PUPR Basuki Hadi Mulyono yang terkesan menyalahkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terkait penanganan banjir yang menurutnya dikarenakan Pemprov DKI Jakarta mengabaikan masalah normalisasi sungai, sejumlah aktivis segera bereaksi menanggapi pernyataan tersebut.

“Mohon maaf bapak gubernur, selama penyusuran kali Ciliwung ternyata sepanjang 33 km itu yang sudah dinormalisasi baru 16 km,” ujar Basuki kritisi Anies sepert yang dikutip berbagai media pada Rabu (1/1/2020) kemarin.

Salah seorang aktivis yang langsung menanggapi tudingan Basuki tersebut adalah pakar sejarah Betawi sekaligus aktivis lingkungan, JJ Rizal. Ia menyatakan bahwa Menteri Basuki harus jelas dalam mengungkapkan apa yang dimaksudkannya dengan normalisasi tersebut. Pasalnya menurut JJ Rizal yang sudah dijalankan tersebut bukanlah normalisasi melainkan betonisasi semata.

“Kalau normalisasi yg bpk maksud adalah betonisasi, maka bpk bukan saja sudah menurunkan derajat sungai jadi got raksasa, tapi jg tak memberi kesempatan ciliwung menjalankan fungsi sempadannya u menampung meresapkan luapannya dan hanya mempercepat laju air yg memperparah banjir,” cuit JJ Rizal melalui akun Twitternya, Kamis (2/1/2020).

Menambahkan pertanyaan tegas dari JJ Rizal, aktivis lainnya, Elisa Sutanudjaja juga mengkritisi bahwa normalisasi sungai yang ditudingkan Menteri Basuki bukan satu-satunya penyebab banjir di Jakarta.

“Mungkin Pak Menteri @KemenPU bs jelaskan knp Benhil banjir, Halim banjir, Muara Baru banjir, Tj Duren-Grenvil banjir, Rawa Buaya banjir, Angke Jelambar banjir, dll? Daerah2 itu TIDAK terkoneksi dgn sungai Ciliwung dan ada jalurnya sendiri,” kata Elisa lewat akun Twitternya.

Nah, apa jawaban Menteri PUPR terkait pertanyaan kritis para aktivis tersebut. Sayangnya Menteri Basuki belum menjawabnya hingga saat ini. |WAW-JAKSAT