DISALIN OLEH: Dr. Syahganda Nainggolan
Saya kenal Agus dari masih “kecil” sampai mengantarkannya sekarang. Hidupnya susah belum pernah senang, tapi tidak pernah mengeluh soal dirinya. Tidak pernah iri soal jabatan dan harta orang lain. Selalu kalau bertemu Agus pasti membahas kondisi bangsa, soal ketidakadilan, soal keberpihakan.
Itulah ciri khas aktivis, kita semua yang ada disini, yang menamakan dirinya kaum aktivis. Aktivis itu panggilan jiwa, bukan pekerjaan.
Kita semua disini bisa mempunyai pekerjaan apa pun, seperti Agus yang mempunyai kedai kopi buat kehidupannya sehari-hari. Tapi bila ada persoalan-persoalan ketidakadilan yang mengusik jiwanya maka aktivis akan tampil didepan membela kaumnya.
Jadi disitulah keunggulan aktivis dari orang biasa, aktivis itu terkadang gak perduli diri dan keluarganya, kalau sudah terlibat soal-soal keberpihakan. Dan aktivis juga gak takut berbeda pendapat dengan yang lain, dengan penguasa atau temannya sekalipun.
Mau dimusuhin banyak orang sekalipun kalau menurut dia benar maka dia akan lawan. Makanya aktivis yang bener itu rata-rata melarat, kebanyakan mikirin bangsanya daripada diri sendiri. Tapi disitulah juga solidaritas penting, aktivis terkadang gak sempat urus diri dan keluarganya. Disitulah kita saling bantu urus keluarga aktivis yang ditinggalkan sebagai sesama komunitas aktivis.
=====
(catatan: Agus Lenon adalah aktifis 80an, dengan spektrum ideologi kiri dan kanan, serta berhasil mengkader banyak aktifis2 besar di Indonesia, a. l. Anies Baswedan)