Tujuh staf khusus Presiden Joko Widodo yang baru dari kalangan milenial, ada CEO Amartha, Andi Taufan Garuda Putra, Perumus Gerakan Sabang Merauke Ayu Kartika Dewi, Pendiri Ruang Guru Adamas Belva Syah Devara, CEO dan Founder Creativepreneur Putri Indahsari Tanjung, Mantan Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia/PMII Aminuddin Maruf.
Tujuh staf khusus Presiden Joko Widodo yang baru dari kalangan milenial, ada CEO Amartha, Andi Taufan Garuda Putra, Perumus Gerakan Sabang Merauke Ayu Kartika Dewi, Pendiri Ruang Guru Adamas Belva Syah Devara, CEO dan Founder Creativepreneur Putri Indahsari Tanjung, Mantan Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia/PMII Aminuddin Maruf.

[note to mySelf]

Satu sisi, saya yang juga merintis usaha sejak resign dari dunia Kantoran tahun 2005, mengacungi apresiasi untuk Belva, dalam usia seperti itu dia sudah bisa mencapai jejaring eco-system usaha yang dirintis…Kenapa begitu? Waktu, saya dulu mau resign, Ibu saya mengatakan saya mau ngapain anak-anak masih kecil… saya katakan mau usaha, karena kesepakatan juga dengan istri..Ibu saya nanya usaha apa? Saya jawab belum tau, nanti juga ketemu sendiri…

Lalu, kakak saya menelpon saya dan minta ketemu, dia nanya saya ini harus rasional… saya jawab ya, kalo usaha itu kata saya rumusnya N2, Nekat dan Networking…Lalu, kakak saya bilang ya kalo sudah yakin maka itu sudah setengah jalan, dan dia bilang Ibu saya didoakan aja lah…

Cukup intronya hehe, kembali ke Belva saya yakin dia ada unsur Nekat dibalik Idenya, dan sisi yang saya apresiasi adalah dia mencapai sisi networking, jejaring…Hanya saja, dalam eco system “equity model”, atau yang dijual oleh sang penemu adalah valuasi modalnya yang membesar, bukan murni barang dan jasa dihasilkan, maka dunia bisnis start up digital ya digelutinya membutuhkan persepsi besar untuk memancing valuasi besar bertumbuh…Di sisi itu, bermain start-up di Indonesia, kue yang selalu diliat adalah konsumsi yang besar…

Di negara berkembang kue konsumsi itu juga banyak yang berhimpit dengan belanja pemerintah (keuangan negara)…

Makanya, yang selalu ditanya seberapa besar anda punya relasi dengan pemerintah?Di sisi mata uang itulah Belva dan siapapun dari kita harus belajar antara “bisnis” dan “konflik kepentingan” sangat tipis jaraknya…Saya sendiri punya start-up, tapi tak berkembang…

Kawan saya berbisnis pertama kali di tahun 2005, dan berpisah karena beda fokus bisnis di tahun 2009, pas saya ke pupuk Indonesia sebagai Komisaris Independen, kontak saya…Dia bilang ini saat yang tepat, untuk masuk ke start-up fin-tech di pertanian? Karena, gimanapun data terbesar itu ada di petani gurem penerima subsidi…

Saya bilang dia, “ngak lah, kalo itu yang mau dirintis justru bukan saat yang tepat disaat gw dapat penugasan negara, gw udah janji ama anak-istri tidak ada KPK dalam menerima amanah ini…”Lalu, kawan saya ini juga presentasi di pupuk, dan saya tidak ikut apa-apa, bahkan permintaan dikenalkan ke Direksi pun saya tolak…

Waktu saya diberhentikan, dia bilang ke saya dari dulu gw bilang lu bisnis aja…. ya, semua karena konflik kepentingan yang saya hindari membuat balik kanan ke bisnis akan memulai kembali ke titik nol…Menyesalkah saya? Sebagai manusia biasa ya tentu saja, tapi sebegai seorang anak, suami, terutama Ayah tak ada yang saya sesali…Saya bilang anak saya, gimanapun kita diberi kesempatan berkontribusi meski kecil kepada negara ini, disini saya tau dunia yang sebelumnya tidak saya kenal, pertanian, petani dan desa…

Bukan, bermaksud ngajarin, semoga Belva juga belajar, hidup ini memilih, tapi satu hal yang tidak semua orang punya kesempatan berbuat bagi bangsanya, saat itu datang tinggalkanlah dulu bisnis….

Kalo pendapat saya, terlepas dari apapun, value ditentukan oleh sikap, anda mungkin merasa saya ini ada barangnya (bisnis saya) tapi anda juga jangan pura-pura lupa persepsi valuasi dan juga akses ke belanja pemerintah itu karena anda dalam jejaring pemerintahan… boleh setuju, boleh tidak… tapi posisi publik menuntut anda “peka” lebih besar dari “merasa benar”Status ini nitip aja di fesbuk, ngak ada maksud apa-apa… tapi suatu saat minimal anak-cucu saya punya bacaan bagaimana kita mengendalikan vitamin N2 (Nekat dan Networking) jika bersinggungan dengan N (Negara)….#enjoyAja

 Dari FB Yanuar Rizky