Oleh K.H. Athian Ali
Belum atau mungkin tidak akan pernah pupus dan pudar rasa duka yang sangat mendalam dengan syahidnya insya Alloh keenam laskar FPI, ummat Islam kemudian dibuat lebih prihatin lagi dengan ditetapkannya Habib Riziek Syihab (HRS) sebagai tersangka dan langsung ditahan di rutan Polda Metro Jaya.
Jangankan ummat, bahkan sosok seperti K.H. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) sekalipun yang dikenal di kalangan haroqah sebagai figur yang lebih suka memilih untuk tidak bersikap atau paling tidak sangat berhati-hati dalam mengomentari sesuatu yang “sensitif” di mata pemerintah, konon sempat menangis tatkala menyaksikan dilayar kaca HRS diborgol layaknya seorang penjahat.
Beliau pun lalu mengeluarkan pernyataan yang kemudian mengantarkan salah seorang Ketua PBNU entah dalam kapasitas apa menegurnya.
Kegusaran pulalah kiranya yang telah mengantarkan sebagian ummat Islam mendatangi Polres di berbagai daerah dengan tuntutan : “Bebaskan HRS! Bila tidak, kami siap ditahan bersama HRS”.
Keresahan dan kegusaran sebagian ummat pulalah kiranya yang telah membuat mantan kepala BIN Hendropriyono mengungkapkan kekhawatirannya akan potensi kemungkinan turunnya ke jalan jutaan ummat menuntut HRS dibebaskan.
Yang pasti, syahidnya insya Alloh keenam Laskar FPI yang disusul kemudian dengan ditahannya HRS, serta semakin tidak jelasnya penyebab kematian keenam syuhada insya Alloh, semakin membuat kegaduhan di negeri yang sedang sakit parah karena kondisi ekonomi yang sedang terpuruk, banyaknya orang yang kehilangan sumber kehidupan karena di PHK, serta membengkaknya jumlah kemiskinan dan juga kematian akibat covid-19.
Kita tentunya berharap, pemerintah dan aparat bisa lebih bijak dan adil dalam menentukan kebijaksanaan dan penerapan hukum, agar kondisi dan situasi negeri ini bisa kondusif dan masyarakat bisa lebih berkonsentrasi dan berperan aktif dalam mengatasi covid-19 dan memulihkan kondisi ekonomi.
Sebab tanpa pemerintah melakukan penegakan hukum yang adil dalam peristiwa syahidnya insya Alloh keenam laskar FPI dan penahanan HRS, maka kegaduhan demi kegaduhan akibat ketidakpuasan sebagian masyarakat akan semakin sulit dihindari.
Yang perlu diingat oleh siapa pun, bahwasanya masyarakat khususnya ummat Islam ketika dihadapkan oleh ketidakberdayaan dan ketidakjelasan pihak mana yang benar dan mana yang dzalim, maka ummat memiliki senjata pamungkas yaitu “Do’a”. Dengan memohon kepada Alloh SWT Yang Mahatahu dan Mahakuasa untuk menentukan siapa yang benar dan siapa yang dzalim, di antaranya dengan meminta kepada Alloh SWT agar segera menurunkan azab dan laknat-Nya kepada pihak yang berbuat dzalim.
Cepat atau lambat, doa pasti akan dikabulkan, sebab Rasulullah SAW menjamin lewat sabdanya, bahwasanya salah satu dari tiga pihak yang doanya tidak akan pernah ditolak oleh Alloh SWT adalah doa dari orang yang terdzolimi.
Jika do’a seorang yang terdzolimi saja, baik sholeh atau tidak soleh, pasti akan dikabulkan Alloh SWT, maka bagaimana pula jika pihak yang terdzolimi dan atau yang merasa terdzolimi lalu berdoa itu bukan hanya seorang tapi sekian juta orang yang sholeh!