by Tarmidzi Yusuf
Pengamat Politik dan Sosial
“Kita dianggap baik kadangkala bukanlah karena kita benar-benar baik, Namun karena Allah menutupi aib kita.”
Kata-kata bijak ini tak tahulah punya siapa. Sangat menyentuh bagi yang tersentuh. Kecuali bagi pembohong dan pengumbar kepalsuan melalui pencitraan.
Dalam kasus Menteri Sosial, aib Mensos tak habis-habisnya jadi buah bibir. Kementerian ‘basah’ yang punya budget hampir Rp 100 triliun. Banyak yang tergoda dan jadi bancakan partai.
Jadi buah bibir bukan karena prestasi. Satunya, ngembat dana bansos covid-19. Satunya lagi sibuk pencitraan. Mungkin ngincer posisi Anies Baswedan, Gubernur Jakarta saat ini.
Menteri Sosial dari PDIP, Juliari Peter Batubara telah mendekam dibalik jeruji besi, korupsi dana bansos covid-19. Kalah lihai dengan Harun Masiku. Sedangkan Tri Rismaharini, akrab disapa Risma, Mensos pengganti Juliari Batubara sibuk masuk kolong tol dan menyapa gelandangan. Entahlah, alami atau settingan. Soalnya, Risma telah terlatih untuk itu. Ketika jadi Walikota Surabaya, Risma pun kerap melakukan pencitraan.
Mengalihkan isu korupsi bansos covid-19 yang melibatkan partainya Risma sambil ‘nyenggol’ Anies Baswedan dengan aksi masuk kolong tol dan peduli gelandangan. Sayangnya ‘senggolan’ Risma, senjata makan tuan. Publik meragukan ketulusan Risma. Indonesia tidak hanya Jakarta. Lagian, politik blusukan sudah tidak laku lagi. Rakyat trauma. Tidak mau tertipu untuk kesekian kalinya.
Banyak nama yang disebut di pusaran korupsi bansos covid-19. Ada anak ‘Pak Lurah’. Uji nyali KPK, berani tidak tangkap anak Pak Lurah. Konon juga mengalir untuk calon kepala daerah lain dari PDIP. Partai yang mengklaim paling Pancasila tapi banyak terlibat mega skandal korupsi. Tagar bubarkan PDIP bergema di dunia maya.
Blusukan Risma ke kolong tol dan gelandangan setidaknya telah mengalihkan isu korupsi bansos covid-19. Publik tergiring opininya. Dibelakang layar elit PDIP tepuk tangan.
Citra PDIP sebagai partai Harun Masiku ‘ditutup’ manis dengan blusukan Mensos rasa Kadinsos. Hukuman mati untuk Juliari Batubara pun tak terdengar lagi.
23 Jumadil Awwal 1442/7 Januari 2020