OLEH AENDRA MEDITA*)
AHY Alias Agus Harimurti Yudhoyono siapa yang tak kenal dia di tanah air ini. Ia sosok yang santun dikenal salah satunya tentu karena ia putra mantan Presiden SBY. Ia juga dikenal gagal jadi Gubernur DKI Jakarta saat itu sama Silviana Murni, tapi AHY kini telah menjadikan dirinya punya personal branding. Ia memang melepaskan diri dari TNI aktif dan memilih nyalon menjadi calon Gubernur Jakarta, meski gagal namun kemudian ia didapuk menjadi Ketua Umum Partai berlambang Mercy besutan bapaknya SBY alias Susilo Bambang Yudhoyono.
Gerak gerik AHY dengan tiga huruf yang kuat saat ini sama namanya dengan tiga huruf bapaknya SBY. Secara brand AHY sempat redup namanya paska kalah di Gubernur DKI Jakarta. Pada 2019 juga AHY disebut-sebut akan maju mendampingi Prabowo sebagai Cawapres, namun nampaknya ada yang gerak cepat yang akhirnya Prabowo memilih Sandiaga Uno. Ah ini sudah lewat dan akhirnya kita semua tahu ternyata juga Capres dan Cawapres Prabowo-Sandi kan sudah berlabuh nyaman di Kabinet Jokowi-Ma’ruf dan ini sejarah di dunia “mungkin” yang awalnya rival bisa bergabung menjadi anak buah presiden terpilih. Hmmmm lupakan…
Kembali ke AHY yang sepekan ini nama AHY muncul lagi di kancah besar nasional. Menjadi pembicaraan yang ramai, bahkan isu kuat mengalahkan korban Covid-19 yang sudah 1 juta lebih. Akan ada yang mendongkel alias kudeta buat Ketum Demokrat ini menjadi pembicaraan yang tajam karean arah kudeta bahkan meluncur dugaan tuduhkan langsung ke lingkaran istana. AHY pun kirim surat ke Istana, namun kabarnya Istana tak akan meresponnya.
Berhenti disitu? Tidak juga karena yang menangkis makin kelihatan, dan yang menyernag makin banyak pula. Drama terjadi, permainan politik garis atas tapi bikin gaduh dan semakin memanas jelang 2024. Partai Demokrat digoyang? Bisa jadi karena banyak merasa terusik bahkan perseteruan kini muncul mantan Panglima TNI Jenderal (purn) Moeldoko dengan kader Partai Demokrat semakin panas. Kader Partai Demokrat Andi Mallarangeng keras bahkan akan membongkar bobrok Moeldoko. Foto viral cium tangan Moeldoko kepada SBY ramai di media sosial.
Andi yang mantan Menpora bahkan mengatakan ada dua kali pertemuan antara Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko dengan kader Demokrat di Hotel Aston, Jakarta. Dalam pertemuan itu, kata Andi, Moeldoko mengungkap keinginan maju capres 2024.
“Jadi pertemuannya dua kali, yang ditelepon kan ada beberapa orang ditelepon untuk datang ke Jakarta, lalu kemudian itu pertemuan di Hotel Aston, bukan di rumah beliau,” katanya, Kamis (4/2/2021).
“Lalu ada lagi pertemuan dengan petinggi Demokrat lain, di Hotel Aston juga, nah di situ dia bicara bahwa rencananya untuk maju di 2024,” lanjut Andi.
Secara langsung juga Andi mengungkap klaim Moeldoko sudah mendapat restu dari dua partai politik, yakni PKB dan NasDem. Untuk itulah dia siap jika Demokrat mendukungnya.
“Dan katanya PKB sudah mendukung, NasDem sudah mendukung, butuh Demokrat dia siap menjadi ketua umum melalui kongres luar biasa. Dan sudah di-planning untuk 300 lebih suara, segala macam,” ujarnya. Moeldoko sendiri heran atas isu dia ingin nyapres via Demokrat. Moeldoko menyebut pekerjaannya setumpuk. Pastilah menumpuk secara tugas Pak Moel kan sebenarnya ekstra. Bahkan Pak Moel pun menepisnya, “Terus dibilangin mau jadi presiden, ya nggak-nggak aja. Kerjaan gue setumpuk begini. Ngurusin yang nggak-nggak aja,” kata Moeldoko saat jumpa pers di kediamannya, Jakarta Pusat, Rabu (3/2/2021).
Ah rame juga ya… Hmmm dan AHY makin naik nih nilai jualnya, meski belum ada lembaga survei yang merilis, namun kisah kudeta di Demokrat dan istana memang mevutri perhatian yang lumayan menguras energi juga. Tapi saya sih #ngopipagi saja yuk ini ada WestJava Arabica Manglayang saya mau nyeduh dulu ya….
*)Wartawan Senior, dan Analis di Pusat Kajian Komunikasi Politik Indonesia (PKKPI)