Ahmad Daryoko/IST

Oleh : Ahmad Daryoko
Koordinator INVEST.

Bagi Anda-anda yang bersemangat dengan tekad “NKRI HARGA MATI” ternyata sebenarnya tantangannya besar dan berat yang tidak cukup disikapi hanya dengan “kebulatan tekad”, pemasangan tagar #NKRIHARGAMATI disertai tepuk dada dan teriakan-teriakan  “Merdeka” dst !

Kalau dulu NKRI dikerubuti oleh kekuatan KAPITALIS dengan program GLOBALISASI (AS dkk), saat ini ditambah lagi oleh kekuatan KOMUNIS dengan program OBOR (One Belt One Road) oleh China.

Cara penguasaan NKRI tdk dengan cara-cara konvensional seperti era Belanda dulu ! Tetapi mereka “rusak” ideologi NKRI terlebih dulu. Mereka akan lakukan cara-cara “merangkak” dalam menjajah Indonesia, sehingga setelah Indonesia terjebak hutang yang tidak terbayar, kelak mereka akan giring ke arah “Balkanisasi” (pembagian wilayah dalam bentuk pengaruh/protektorat).

BAGAIMANA CARA MERUSAK “IDEOLOGI” & KONSTITUSI ?

Penulis akan sampaikan bidang yang penulis kuasai yaitu Sektor Ketenagalistrikan (tetapi sektor lain pun pasti sudah terjadi hal yang sama).

Di Sektor Ketenagalistrikan mulai di”garap” oleh mereka dengan memaksa Pemerintah RI menandatangani Letter Of Intent (LOI) pada 31 Oktober 1997 disusul dengan terbitnya “The Power Sector Restructuring Program” pada 1998. Intinya PLN Jawa-Bali harus diserahkan ke Asing sedang luar Jawa-Bali diserahkan ke Pemda (bibit-bibit terjadinya “Balkanisasi”).

Artinya, sebenarnya yang aktif membuat “grand design” saat itu, adalah fihak Globalisasi. Tetapi akhirnya saat ini fihak OBOR yang kuasai kelistrikan ex PLN ( Shen Hua, Huadian, Chinadatang, Chengda, Shinomach, CNEEC dll) karena Rezim Jokowi lebih condong ke China.

Dan faktanya saat ini PLN tidak bisa membuat Laporan Keuangan (yang ada hanya Laporan Teknis terkait daya terpasang, losses, jumlah pelanggan, dsb.) padahal biasanya awal April sudah ada LK dimaksud! Ini menunjukkan kelistrikan di Indonesia sudah bukan PLN lagi. PLN hanya dipinjam namanya dan indikasinya sudah menjadi bagian dari Kartel Liswas yang hanya menangani hal-hal diluar kebijakan keuangan!

Sayangnya ini semua terjadi karena adanya kepentingan pragmatis para oknum pejabat seperti Luhut Binsar P, Erick T, JK, Dahlan Iskan, dll. Dengan melawan UUD 1945 pasal 33 ayat (2). Artinya kalau mau merusak NKRI itu yang dirusak dulu Konstitusi. Otomatis Pancasila juga ikut dirusak karena Konstitusi hanya penjabaran dari “Ideologi” PancaSila !

UPAYA PERLAWANAN

Sejak tahap “grand design” SP PLN sudah melawan lewat Seminar di ITB,UI,ITS dll, RDPU di Komisi VII DPR RI, talkshow di Tv One, Metro tv, Judicial Review di MK, demo SP PLN , SP Anak Perusahaan bahkan sampai 10.000 massa. Yang semuanya harus ditebus penulis (saat itu sebagai Ketum SP PLN) dipanggil BIN, INTELKAM, WANTANAS. Serta terpaksa pernah tidur di “hotel prodeo” Polda Metro.

Artinya, semua harus ada “ihtiyar”. Dan ini meskipun terlihat hanya masalah sepele soal kelistrikan, tetapi kental dengan “nuansa politik”. Kalau terlambat akan terjadi penjajahan gaya baru (bahkan sebenarnya sdh terjadi karena indikasinya tentara merah pun sudah berjaga di pembangkit-pembangkit swasta itu).

Respon dan serangan balik harus cepat. Pak Harto saat peristiwa G 30 S/PKI memiliki “judgement”/respon yg cepat ! Kalau banyak pertimbangan saat itu, bisa2 saat ini PKI yang berkuasa!

Rasululloh SAW saat perang Badar dan perang Uhud terjadi pada bulan Ramadhan , saat itu perang phisik ! Nah sekarang perang opini atau “ghizwul fiqroh” ! In prinsip , sama !

Percuma hanya teriak-terial NKRI HARGA MATI ! SAYA PANCASILA ! Tetapi hanya sebatas “Kebulatan Tekad” ! Tidak ada perlawanan !!

MUSUH SUDAH DIDEPAN MATA !

AYO LAWAN !!

ALLOHUAKBAR !!

JAKARTA, 19 APRIL 2021.