by Tarmidzi Yusuf
Pegiat Dakwah dan Sosial
Kemarin sore (27/4) Munarman, mantan Sekretaris Umum FPI ditangkap Densus 88. Munarman ditangkap di rumahnya, Perumahan Modern Hills Pamulang Tangerang Selatan oleh Densus 88. Mengerikan dan menakutkan. Baru terduga. Belum pernah diperiksa. Apa alasan Polisi memperlakukan Munarman seperti itu?
Tak berselang lama dari penangkapan Munarman. Markaz FPI di Petamburan Jakarta digeledah Densus 88. Katanya ditemukan bahan peledak. Sudah diduga arahnya kemana.
Lebih mengerikan lagi. Saat tiba di Polda Metro Jaya, tangan Munarman diborgol dan mata ditutup kain hitam. Seru seperti di film G 30 S/PKI. Jangankan teroris, penjahat aja bukan.
Penangkapan Munarman disiarkan secara Live di sebuah stasiun televisi. Menjelang berbuka lagi. Biasanya banyak yang di depan televisi. Framing dan stigmatisasi. Tontonan di bulan Ramadhan yang sangat menyakiti ummat Islam. Ada apa? Bukankah ini bagian dari ‘cuci tangan’ pembantaian dan pembunuhan enam laskar FPI? Terorisasi FPI dan Islam. Tujuannya? Dugaan keterlibatan seorang jenderal dan kelompok sekuler kiri radikal dalam kejahatan KM 50 tidak bisa dituntut dan diungkap?
Apakah Munarman teroris? Apakah ada bukti atau hanya berdasarkan pengakuan dari seorang mantan anggota FPI yang dikaitkan dengan bom Makassar Maret 2021 yang lalu? Katanya baiat ISIS. Bukankah ISIS itu organisasi teror buatan MOSSAD, CIA dan SAVAK? Alasan yang kurang logis.
Mengapa Densus 88 hanya menangkap Munarman yang dituduh teroris? Sementara OPM yang telah membunuh Kepala BIN Daerah Papua, Brigjen IGP Danny, Densus 88 tidak turun tangan.
Apakah ada bukti otentik kalau Munarman dan FPI pernah melakukan teror? Berapa orang yang mati terbunuh akibat tindakan teror oleh Munarman dan FPI? Boleh dong publik ingin mengetahui. Asal datanya valid. Agar tidak ada dusta diatas dusta.
Mengapa Densus 88 tidak turun tangan menghadapi OPM yang jelas-jelas ingin memisahkan diri dari NKRI? Bahkan Mabes Polri seperti dilansir CNN Indonesia (27/4), menolak menyebut Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua sebagai Kelompok Separatis dan Teroris (KST). Wajar bila ummat Islam curiga. Standar ganda? Keras terhadap ummat Islam. Lembek ke non Islam. Mau merdeka lagi bro. Omong kosong dengan NKRI harga mati yang disuarakan oleh agama tertentu dan etnis minoritas radikal.
Apakah belum cukup bukti pembunuhan dan tindakan kekerasan yang dilakukan OPM dengan label KKB? Kepala BIN Papua Brigjen IGP Danny tewas terbunuh oleh OPM. Kenapa yang ditangkap Munarman bukan OPM oleh Densus 88? Publik berhak mendapat penjelasan yang masuk akal. Bukan penjelasan pembenaran.
Ada apa dengan Densus 88? Apakah betul Densus 88 dibentuk targetnya hanya Islam dan ummat Islam? Kita masih ingat terorisasi terhadap Ustadz Abu Bakar Ba’asyir beberapa tahun silam. Ummat Islam percaya? Tidak.
Desas-desus siapa dibelakang Densus 88 ramai diperbincangkan di media sosial. Menyebut tokoh dari etnis minoritas tertentu dan kelompok sekuler kiri radikal. Ummat Islam patut curiga. Pasalnya, yang nyata-nyata gerakan separatis dan teroris seperti OPM/KKB Papua tidak diapa-apain. Apa karena OPM mayoritas beragama Kristen sehingga Densus 88 tidak bergerak, sekalipun telah banyak membunuh TNI, Polri dan warga masyarakat termasuk Brigjen IGK Danny?
Bandung, 16 Ramadhan 1442/28 April 2021