Abu Muas T., Pemerhati Masalah Sosial/ist

Oleh: Abu Muas T. (Pemerhati Masalah Sosial)

Sungguh aneh suatu kehidupan di negeri Aneh Tapi Nyata, ada seseorang yang mengajak atau mengimbau masyarakat untuk memberikan “permakluman” terhadap tindakan yang tergolong kemungkaran tak terkecuali tindak kejahatan korupsi.

Munculnya ajakan mempermaklumkan tindak kejahatan korupsi oleh yang bersangkutan, disadari atau tidak merupakan sebuah potret tindakan koruptif yang sedang terjadi di negeri Aneh Tapi Nyata karena dia sendiri saat ini berada dalam sistim pemerintahan yang koruptif. Alih-alih dia berupaya untuk dapat menghentikan tindakan koruptif, malah yang ada mengajak masyarakat untuk mempermaklumkan kondisi koruptif yang sudah menggurita di negeri Aneh Tapi Nyata ini.

Imbauan atau ajakan permakluman tindakan koruptif seperti di atas, layakkah jika disamakan dengan permohonan permakluman Iblis kepada Allah? Kita ketahui apa yang tersirat dan tersurat di dalam Al Qur’an, bahwa Iblis telah divonis sebagai penghuni neraka lantaran menolak (membangkang) “perintah Allah” untuk bersujud kepada Adam karena tidak mau mengakui kelebihan Adam sebagai ciptaan Allah.

Karena kesombongannyalah Iblis yang merasa dirinya lebih baik dari Adam yang diciptakan dari tanah sementara dirinya diciptakan dari api, pada gilirannya Iblis berani “menolak” perintah-Nya”, maka Allah pun murka dan melaknatnya, sebagai penghuni neraka yang kekal.

Usai menerima kemurkaan Allah, dengan kesombongannya pula Iblis pun berani mengikrarkan dirinya untuk menggelar perang dan permusuhan abadi kepada manusia hingga hari kiamat. Iblis bertekad bulat akan memperdaya manusia dari segala arah dan cara, agar manusia juga akhirnya terperosok ke dalam neraka jahannam pula.

Setelah dilaknat oleh Allah, Iblis tak malu-malu lagi masih memohon permakluman kepada Allah untuk menyesatkan manusia, sebagaimana tersirat dan tersurat dalam firman-Nya: “Iblis menjawab: Beri tangguhlah saya sampai mereka dibangkitkan. Tuhan berfirman: “Kamu diberi tangguh!” Iblis menjawab: “Karena Engkau telah menetapkan saya makhluk sesat, saya bersumpah untuk menghalang-halangi mereka dari jalan-Mu yang lurus”. Kemudian saya akan memperdayakan mereka dengan mendatanginya dari muka, dari belakang, dari kanan dan dari kiri. Dan Engkau tidak akan menemui lagi kebanyakan mereka sebagai golongan orang-orang yang bersyukur” (QS. Al A’raaf, 7:14-17).

Semoga saja kita tidak terpedaya oleh tipu muslihat Iblis/setan yang berbentuk manusia yang mengajak memaklumi tindak koruptif yang sudah menggurita di negeri Aneh Tapi Nyata. Siapa pun orangnya atau status jabatannya, lalu mengajak kita untuk memaklumi perbuatan kemungkaran tak terkecuali tindakan koruptif maka wajib untuk ditolak ajakan atau imbauannya.***