SANG Menteri itu ujug-ujug menuduh pencak silat dan Kungfu. Satu tuduhan yang absurd. Lemahnya literasi dalam sejarah sehingga ungkapan itu bukan sekadar aneh namun mencederai. Jika ungkapan itu disampaikan sebagai guyonan juga rasanya tak elok, tak pantas untuk sekelas menteri bahkan cenderung menghina dan ini mencederai.  

Pak Menteri Pencak Silat Indonesia itu telah diakui dunia. Jadi jangan asal cangkem  jika punya retorika hendaknya dengan elegan dan cerdaslah. Pak menteri ini harus kembali  menguatkan pencak silat Indonesia pada dunia dimana Silat itu telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Dunia Tak Benda/ Intangible Cultural World Heritage oleh UNESCO. Ini malah membuah kacau dunia persilatan.

Tokoh silat Roedy Wiranatakusumah dari PENCAK SILAT INSTITUTE INDONESIA (PSII) bahkan mengatakan Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia bikin kegaduhan yang tak sepantasnya mengucapkan kata yang tak cocok untuk kelas menteri dan membuat dunia persilatan marah dan kecewa. 

 “Apa maksudnya bawa-bawa Pencak Silat dikatakan tidak bisa lagi bermain-main,” ujar Roedy Wiranatakusumah yang juga praktisi Hukum Senior juga tokoh Sunda ini

Roedy sebenarnya merespon apa yang disampaikan Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia membeberkan bahwa dengan adanya OSS maka para pengusaha nakal, yang diistilahkan Bahlil tukang ‘pencak silat’ atau ‘kungfu’ tidak bisa lagi bermain-main.

“Dalam (OSS) ini memudahkan betul, tidak perlu lagi ketemu-ketemu pejabat terlalu banyak selama dia benar, jangan pengusaha pencak silat. Kalau pengusaha pencak silat, kungfunya banyak pasti harus ketemu karena harus luruskan kungfu-kungfunya itu,” kata Bahlil dalam webinar, Kamis (12/8/2021) dilaman detikcom.

“Tapi hendaknya Bahlil harus tahu silat ini aset. Bahkan saya sedang merancang dengan Malaysia agar bersama sama untuk memperjuangkan Pencak di Event Exhibition (Olimpiade 2024 Paris) agar lolos dan dijadikan new sport in Olympic 2028 di USA,
Eh si Bahlil berulah,” kata pendiri Pusat Kajian Kebudayaan Pencak Silat Indonesia (PKKPSI) atau lebih dikenal dengan Pencak Silat Institute Indonesia (PSII) dan juga yang ikut memabawa
Pencak Silat sehingga diakui UNESCO itu.  

Selain sebagai asset bangsa yang menjunjung nilai luhur bangsa pencak silat itu mulia. “Pengusaha yang pencak silatnya banyak wajib kita tahan supaya jangan membuat masalah di negara ini,” lanjut Bahlil. Kalimat ini menyakitkan bagi para pelaku silat di tanah air. Bahkan seorang praktisi silat  Indonesia yang berada di eropa kini sedang membuat petisi.  

Kepada saya Roedy  menyampaikan bahwa tokoh silat dibeberapa daerah telah menelepon
dan siap melampiaskan dalam menegakkan kebenaran dan ingin terlibat dan mendukung bahwa pernyataan menteri itu tak benar.
“Ini baru dalam sejarah ini ada Menteri berkata seperti itu, dan banyak para pendekar ingin meminta pertanggungjawabannya,” jelas Roedy menyampaikan.

Kawan yang enggan disebutkan dulu namanya menyampaikan pada saya bahwa, sebenarnya banyak praktisi kungfu juga mau ikut tanda tangan petisi atau mengecam. Sayangnya dalam 2 organisasi besarnya yang mengayomi saat ini tidak mengakomodir karena kepentingan politik. “Mungking hanya person saja,” kata sumber tadi. 

Senada dengan itu Roedy berharap bahwa Pak Menteri harus minta maaf  dan mencabut kata-kata yang diungkap dalam webinar soal OSS yang membawa-bawa pencak silat dan kungfu.

“Saya juga minta Presiden Jokowi harus menegur Menteri Bahlil,” papar Roedy Wiranatakusumah. 

Sejarah Abah Khair

Sakitnya para pelaku silat oleh ocehan menteri itu sangat disayangkan, Menteri Bahlil telah menghina dan tak pantas. Saya ingin sampaikan sebuah kisah bahwa ada tokoh silat lengendaris dikenal Mbah Khair. 

Dalam lama silatindonesia.com  terulis nama Mbah Kahir tinggal di kampung Cogreg, Bogor menjadi pendekar yang disegani kira-kira pada tahun 1760 pertama kali memperkenalkan kepada murid-muridnya jurus mempo’ Tjimande. Kemudian murid-muridnya menyebarkan luaskan kedaerah lainnya seperti Batavia, Bekasi, Karawang, Cikampek, Cianjur, Bandung, Garut, Tasikmalaya, Sumedang, Ciamis, Kuningan, dan Cirebon.

Sewaktu beliau tinggal di Cogreg Bogor, Mbah Kahir sering bepergian jauh meninggalkan kampung halamannya untuk berdagang kuda. Pengalamannya sering di begal oleh rampok dan bandit namun keadaan itu dapat diatasi karena kepiawaiannya bermain maempo’.

Di Batavia berkesempatan berkenalan dengan pendekar-pendekar silat Minangkabau dan Cina yang ahli dalam dunia persilatan untuk saling mencoba dengan bertukar pengalaman. Pertemuan dengan ahli silat lain ini memberikan cakrawala untuk membuka wawasan pandangan tentang permainan yang dimilikinya berinteraksi dengan budaya lain.

Ketika berdagang di Cianjur, beliau bertemu dengan Bupati Cianjur ke VI yakni Raden Adipati Wiratanudatar(1776-1813) Beliau menetapkan pindah ke Cianjur dan berdomisili di kampung Kamurang.

Raden Adipati Wiratanudatar mengetahui bahwasanya Mbah Kahir mahir bermain mempo’ untuk itu memintanya untuk mengajar keluarganya, pegawai kabupaten dan petugas keamanan.

Untuk membuktikan ketrampilannya, bupati mengadakan adu tanding melawan pendekar dari Cina dengan permainan kuntao Macao di alun-alun Cianjur. Pertandingan yang dimenangkan oleh Mbah Kahir ini membuat namanya semakin populer di Kabupaten Cianjur.

Pada tahun 1815 Kahir kembali ke Bogor, beliau memiliki 5 putra yaitu Endut, Ocod, Otang, Komar dan Oyot. Dari kelima anak inilah Tjimande disebarkan keseluruh Tanah Pasundan. Sementara di Bogor yang meneruskan penyebaran Tjimande adalah muridnya yang bernama Ace yang meninggal di Tarikolot yang hingga kini keturunannya menjadi sesepuh pencaksilat Tjimande Tarikolot Kebon Jeruk Hilir.

Pada permulaan abad XIX di Jawa Barat adalah masa-masa kejayaan Tjimande sehingga cara berpakaian Mbah Kahir dengan menggunakan pakaian celana sontok atau pangsi dengan baju kampret menjadi model pakaian pencak silat hingga kini.

Pada tahun 1825 Mbah Kaher meninggal dunia sedangkan buah karyanya terus berkembang dan diterima secara luas oleh masyarakat Jawa Barat. Pola pendidikannya dikembangkan oleh anak didiknya seperti Sera’ dan aliran Ciwaringin yang dalam perkembangannya mengadakan perubahan jurus seperti yang dilakukan Haji Abdul Rosid. Akan tetapi berubahan itu tidak jauh berubah dari pakem mempo’Tjimande .

Dewasa ini Tjimande sudah berkembang ke seluruh pelosok dunia, masalahnya Mbah Kahir meninggalkan maempo Tjimande tidak berupa catatan tertulis , oral tradisi yang tidak sistimatis. Di desa Tjimande, maempo’ Tjimande tidak berada di dalam tatanan yang terpadu seperti organisasi.

Maempo Tjimande perkembang bermula dari keturunan dan keluarga yang tidak terorganisir dalam waktu yang panjang telah menghasilkan murid-murid yang banyak dan dari senilah berkembang dengan seizin atau tidak menjadi perguruan-perguruan Tjimande yang baru yang satu dengan yang lain tidak aling mengenal lagi.

Setidak tidaknya Tjimande menjadi bagian dasar pendidikan aliran-aliran pencak silat baru yang sudah banyak tersebar diseluruh dunia.  

Saya hanya ingin sampaikan itu saja semoga perjalanan Mbah Khair itu juga bagian dari kisah mulai dan akhirnya jejaknya sejak 1760 itu dan mendapat nilai dunia dalam hal ini UNESCO.

Dan semoga saja kabar bahwa katanya pagi ini di kabinet lewat sekneg ada ratas atas kasus penryataan  sang menteri yang tidak asal cuap.   

“Pak Menteri harusnya silat itu dijadikan nilai investasi yang luar biasa bagi dunia, sejarah jelas dan dunia mengakui, jika dituduh saya tak terima pastinya para pendekar-pendekar juga pasti tak akan terima,” bebernya. 

Menurut Roedy bahwa di lembaganya selalu melihat secara arif dan tidak lepas dari strategi sejarah bangsa. Dengan dibangun komunikasi budaya besar yang dikemas dalam ruang   pembinaan dan pengayoman untuk masa depan bangsa. 

“Makanya Visi Misinya jelas,  menjadi institut bela diri, seni, dan tradisi Pencak Silat Tradisional Indonesia berbasis riset yang unggul dan mampu menjadi jembatan silat tradisional ke era modern. Membentuk pesilat yang ber-literasi, memiliki kepribadian yang bijak, cerdas, kreatif, kritis, mampu bekerjasama, mampu bertanggung jawab sebagai pilar masyarakat,” jelas Roedy.

Masih menurut Roedy bahwa di Silat Institut kami melakukan penelitian, pengembangan dan penyebarluasan pengetahuan, serta melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat guna meningkatkan taraf kehidupan guru Pencak Silat, aliran, dan stakeholders terkait.

“Dan kami menciptakan lulusan yang mempunyai kompetensi tinggi pada aliran masing-masing khususnya ilmu beladiri dan literasi Pencak Silat yang mampu bersaing di peringkat Nasional dan Internasional,” pungkas Roedy.

Kini saatnya sang menteri yang telah mencederai dunia persilatan akibat ungkapannya yang tak santun harus segera minta maaf dan bahkan tak sedikit ada yang menuntut diganti. Sebab penca silat adalah tumbuh sebagai kebaikan, penca silat adalah mulia, maka janganlah kau mencederai para leluhurmu. Jika saja tak minta maaf maka janganlah menyesal jika kelak “terhinakan” dan perditekankan juga sebab penca silat bukan bersilat lidah tapi ini sebuah nilai luhur dan martabat bangsa. Tabik…!!!

Aendra MEDITA, penulis adalah salah satu angota PENCAK SILAT INSTITUTE INDONESIA (PSII)