JAKARTASATU.COM – Nampaknya lembaran  kasus PCR belum usai dan memang harus diungkap tuntas. Bukankah ini hal yang kejam saat rakyat sedang pandemi para elit di kekuasaan berasyik masyuk bisnis dan mengahasilkan cuan yang melimpah. Ngeri kali negeri +62 ini.

Terbongkarnya keterlibatan Luhut Binsar Panjaitan (LBP) dan Erick Tohir  (ET) dalam kasus bisnis PCR bukan sekadar mengejutkan namun banyak pihak inilah sebagai tindakan KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) yang nyata.

Berbagai organisasi telah melaporkan kedua Menteri tersebut baik kepada KPK maupun Kepolisian RI hingga kini masih sepi responnya atas pelaporan.

LBP dan ET terseret sudah dilaporkan ke KPK oleh PRIMA (Partai Rakyat Indonesia Adil Makmur) dan Prodem ke Polisi. LBPK dan ET membantah telah berbisnis soal PCR. Bahkan LBP di Instagram Pribadinya berikan kabar tidak menerima keuntungan dari perolehan perusahaan yang terkait pendapatan Laboratorium PCR.

ET  lewat Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga mengungkapkan tidak terkait sama sekali dengan perusahaan milik kakak kandungnya, Garibaldi Thohir yang tergabung dalam solidaritas bisnis Lab PCR.

LBP  bahkan nantang siap diaudit. Nah yang menarik Kausus Masyarakat Sipil untuk Demokrasi dan Keadilan Sosial secara etik dan sukarela  siap menjadi Auditor Rakyat namun juga secara Professional telah mempersiapkan KANTOR AKUNTAN PUBLIK untuk ditunjuk mengaudit PT GSI.

Dalam konferensi Pers Senin 29 November 2021 di Kawasan Cikini Jakarta Pusat Ferry Juliantono yang juga Wakil Ketua Umum (Waketum) DPP Partai Gerindra mengatakan, beberapa pihak telah menyiapkan auditor rakyat dan Kantor Akuntan Publik.

“Auditor rakyat nantinya akan melakukan audit perusahaan PT GSI dan beberapa perusahaan lain terkait dugaan bisnis PCR yang melibatkan Luhut Pandjaitan dan Menteri BUMN Erick Thohir,”jelasnya.

Ferry menambahkan bahwa secara formal silakan Pak Luhut tanpa mengeluarkan uang sepeser pun, “Kantor akuntan publiknya akan kami sediakan,” kata Ferry lagi.

Ferry juga mengatakan bahwa Selain membentuk auditor rakyat, pihaknya juga membentuk posko pengaduan yang akan menerima pengaduan masyarakat maupun bukti-bukti kwitansi maupun dokumen lainnya yang berkaitan dengan PCR.

“Sejak awal pihaknya menduga terjadi praktik kolusi dan nepotisme yang menjadi kunci dari masalah bisnis PCR yang melibatkan dua menteri Presiden Jokowi. Bahwa sebagai seorang pejabat, seharusnya yang bersangkutan dalam hal ini Pak Luhut dan Erick Thohir, tidak membentuk sebuah perusahaan baru untuk mengadakan PCR ini,” beber Ferry.

Selain nama Ferry kantor akuntan piublik rakyat ini ada nama Novel Baswedan,
Anthony Budiawan, Boyamin Saiman, Haris Azhar, dll.

Wakili Rakyat, Ferry Juliantono hingga Novel Baswedan Siap Audit Perusahaan Luhut dan Erick Thohir Terkait Bisnis PCR

Acara ini, juga dihadiri oleh mantan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan, Anthony Budiawan, Refly Harun, Marwan Batubara dan lainnya.

Jika kasus ini terbuka maka tulisan saya sebelumnya jelas bahwa LBP & ET harusnya jujur saja dan terbuka di publik “mengaku” dan minta maaf, karena ini akan terus jadi bola liar kasus PCR. Saya masih ingat pernyataan senior saya Hendrajit dari Global Future Institute (GFI) bahwa LBP dan ET jika kasus hukumnya lolos tapi secara sosial keduanya telah habis. “Secara sosial sudah selesai meski secara hukum belum di sentuh, ini kasus serius,”jelas Hendrajit yang juga wartawan senior.

PCR memang gurih jika merujuk bisnis ini dimana harga yang luar biasa mahal, padahal harga dasarnya bisa saja kalau di Rp10 rb saja, demikian kata Sekjen Gabungan Pengusaha Alat Kesehatan & Laboratorium, Randy Teguh kepada Aiman dalam perbincangan di KompasTV.

Gurihnya bisnis ini dalam kurun waktu Oktober 2020 sampai Agustus 2021, ICW menyebut angkanya mencapai 10 Triliunan rupiah.

Pusaran bisnis tes PCR bergulir terus, aturan bepergian yang mengharuskan hasil tes PCR yang dikeluarkan pemerintah kini akan makin ketat di akhir tahun sampai awal tahun lantas benarkan ini untuk stock PCR akan kedaluwarsa di gudang?

Ah… masih perlu dibuktikan yang jelas publik makin mengedor kasus PCR ini yang menyakiti rasa keadilan dan kemanusian rakyat Indonesia ini.

Semoga tidak kendor makanya saya Ngopi dulu ah..ini ada Kopi Arabica Santos Brasil masih ada… Salam ngopipagi menyeduhnya dengan hati. Menyadarkan ruang keterbukaan untuk nilai luhur dan martabat bangsa. Salam KopiNesia Tabik…!!

Aendra Medita