Indonesia | IST
Indonesia | IST

Oleh: Muhammad Nur Lapong

30 September 1965 ,,

Butuh waktu panjang dalam macam cara anak negeri ini untuk maju
bersama bergangdeng tangan dalam senyum yg tulus ,,

Besok ,,

kita mengenang sejarah anak negeri yg kelam dalam genangan darah ,,
sesama anak bangsa bertikai dan mati sekarat oleh angkara murka ,,

penghujung September 1965 dan sesudahnya ,,

Tragedi itu rasanya tak patut kita kenang sebagai bangsa yg beradab ,,
Sebab sembab oleh bayangan lautan darah ,,
Cukuplah menjadi pelajaran atas kepedihan dan rasa malu yg dalam atas tragedi
itu ,,

Banyak waktu kita bersama ,,
Tapi sedikit waktu kita ,,
Untuk saling memahami ,,
Saling bertukar kalimat dalam rasa belas kasih untuk berbagi ,,

Selain itu ,,
Entah siapa saja ,,
Banyak dari kita hidup seperti kawanan hewan yang saling mengintai ,,
Kamu atau aku ,,
Besok atau lusa ,,
Siapa yang kalah dan menang ,,
Itulah yang penting !!

dan terbitlah ,,
Keserakahan ,,
Mulanya hanyalah ,,
Keinginan ,,
Keinginan memiliki sekedarnya,,
Kemudian ,,
Keinginan memiliki semuanya,,
Setelah itu merampas semua yg perlu di miliki ,,

Anak negeri sedang berlomba kesana,,
Yang menang menghisap yg lemah ,,
Istana dan gedung2 mewah para penghuninya ,,
Hanya bersiasat untuk berbagi sesama mereka,,
Begitulah adanya,,
Yang kuat menindas yg lemah,,

Politik negeri ,,
Bukan untuk ibu pertiwi dan anak cucunya,,
Politik negeri hari ini hanya untuk memuaskan nafsu memiliki ,,

Genangan darah 30 September 1965 ,,
hanyalah masa lalu ,,
Lupa ?
Tragedi itu akan membayangi cermin hidup masa depan,,
Jika anak negeri ini ingat ,,
Keserakahanmu,,
Keserakahanku ,,
untuk memiliki tanpa henti ,,
Tidak dihentikan !

maka ,,
Itulah biang dalam pertikaian politik anak negeri di masa yg akan datang,,
Tega saling mencabik cabik sesamu ,,
melahirkan pertumpahan darah kembali di masa depan ,,

????

@MNL_rorotan/september/2022