Aendra MEDITA, jurnalis kerja sebagai analys Komunikasi Media di Pusat Kajian Komunikasi Politik (PPKPI)

Catatan Aendra MEDITA*

HAH…apa? Pemilu ditunda ke Juli 2025? Aya-aya wae…kata urang Sunda mah (Ada ada aja kata orang sunda sih). Ini tersiar kabar bikin semua berkicau. Bahkan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang pernah menjadi Presiden dua periode turun gunung dan bersuara keras atas ulah PN Jakpus yang perintahkan Pemilu ditunda, dan ia beruaja simple “Jangan Bermain Api, Terbakar Nanti,” jelasnya dalam cuit SBY dalam akun Twitternya @SBYudhoyono, kejalesan aku sedak waktu presiden dengan kode *SBY*, adalah asli dari SBY bahakan SBY merasa ada yang aneh di negeri ini. Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat ini, ada banyak pikiran dan hal yang keluar dari akal sehat. SBY pun mempertanyakan apa yang sesungguhnya sedang terjadi dan berharap agar sesuatu yang tidak diinginkan tidak terjadi di tahun politik ini.

“Menyimak putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat kemarin (ttg Pemilu), rasanya ada yg aneh di negeri ini. Banyak pikiran & hal yg keluar dr akal sehat. Apa yg sesungguhnya terjadi? What is really going on? Semoga tdk terjadi sesuatu yg tdk kita inginkan di tahun Pemilu ini*SBY*,” cuit SBY Jumat (3/3/2023).

Bisa jadi teriak SBY yang satu ini sudah puncak dari sebuah respon absuditas negeri ini, dimana sebenarnya sebelumnya ada para petinggi yang sudah main ingin bahwa Pemilu ini tertunda dan diperpanjang waktu jabatan Presiden kini.

Mereka adalah mulai dari Senayan DPD dan MPR Menteri BPKM ada juga dan mereka pemimpin parpol yang jadi ketua partai bahkan sempat bikin koalisi parpol, ada juga galangan ke relawan yang mengatasnamakan rakyat, ada para kepala desa bahkan di iming-imingi masa jabatan jadi lama dan gaji naik. Juga yang lebih absurd lagi ada lembaga survei yang ikut-ikutan. Dan saat ini putusan PN Jakarta Pusat. Nyanyian sumbang yang sama beda sumber dimana tujuannya masa jabatan diperpanjang tiga periode.

Inilah Sutradara dan pemainnya yang bagi saya sedang mendzolimi demokrasi dan konstitusi. Saya juga kaget ketikan Amir Hamzah tokoh politik intelejen saat diwawancara JakartaSatu.Com mengatakan jika ini terjadi penundaan dan Pemilu Presidn 2024 maka dunia akan boikot Indonesia. Wah sereeemmm….

Dampaknya adalah andai kata karena sesuatu hal lalu misalnya Presiden Jokowi dengan gengnya itu, katakanlah memperpanjang masa jabatan atau melakukan penundaan pemilu dua atau tiga tahun lagi.

“Lalu di dalam negeri tidak ada protes, partai-partai tidak protes, TNI bungkam, semuanya bungkam maka kondisi akan ditimbulkan dari sikap Amerika itu adalah paling tidak Amerika pada tingkat awal akan mengajak negara-negara koalisinya untuk tidak mengakui pemerintahan Jokowi setelah 20 Oktober 2024,” ujar amir Hamzah kepada Jakartasatu.com

Bahwa rencana-rencana yang ingin pemilu ditundan dan sibuk ingin 3 periode adalah salah dan melawan yang sudah ditentukan Konstitusi, bahwan buat pa akita mengagungkan terus demokrasi. Keputusan PN Jakarta Pusat kata Hedrajit, “Itu out of the box,” jelas paraka geopolitik ini.

Jalas bahwa PN Jakarta Pusat itu merupakan keputusan diluar kewenangannya, melanggar Konstitusi, melawan UUD 45 yang menetapkan pergantian Presiden dan Legislatif 5 (lima) tahun sekali melalui Pemilu. Dalam UU Pemilu jelas yang sama sekali tidak mengenal istilah ‘penundaan pemilu’, yang ada hanya istilah ‘pemilu lanjutan’ atau ‘pemilu susulan’.

“PN Jakarta Pusat teah mengabaikan melanggar Konstitusi,”jelas Pernyaan KOALISI AKSI MENYELAMATKAN INDONESIA (KAMI) LINTAS PROVINSI.

Jika viralnya partai baru dan sebenarnya berselimut dari orang-orang lama di partai itu seperti sudah ada agenda tersendiri, sehingga putusan PN Jakpus bikin viral di Indonesia. Ini namanya juga test the water. Darah para aktifis sempat naik malam usai putusan PN Jakpus, konsolidasi terjadi dimana-mana. “Mulai ada gerakan dari sejumlah kelompok aktifis. Suasana seperti mau perang. Ada yang dianggap bermain-main dengan api. Ini bisa jadi ledakan. Berbahaya! Harus kita cegah.” ujar  Tony Rosyid Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa.

Jika saya sampaikan bahwa mereka memang sedang mendzolimi Demokrasi & Konstitusi…….ya kenyataannya memang demikian, suara dimunculkan meski sumbang terus dicuatkan. Keabsurditas yang harusnya dicegah karena absurdisme adalah suatu paham atau aliran yang didasarkan pada kepercayaan bahwa usaha manusia untuk mencari arti dari kehidupan akan berakhir dengan kegagalan dan bahwa kecenderungan manusia untuk melakukan hal itu sebagai suatu yang tidak jelas dan Absurditas itu begitu kata Albert Camus.

Udah ya saya mau #ngopipagi Gayo Honey yang enak untuk dinikmati. Tabik…!!!

*)Pemimpin Redaksi JAKARTASATU.COM

Dari Cingised Arcamanik Endah Bandung, 4 Maret 2023