Anas Bebas ada yang Panas & Konstelasi Bikin Was-was

Oleh Hendrajit

(Pengkaji Geopolitik dan Direktur Eksekutif Global Future Institute)

Anas Uraningrum bebas tinggal menghitung hari. Ada kawan bertanya apakah Anas keluar penjara menjadi faktor politik baru dalam konstelasi politik jelang pilpres 2024? Kalau faktor politik saya kira tidak. Lha wong mantan terpidana apapun ya kartu mati.

Tapi Anas sebagai Katalisator politik ibarat amper pengantar panas, saya kira naif kalau ada orang anggap enteng.

Kemunculan kembali Anas bisa membuka berbagai kemungkinan baru tak terduga. Bukan untuk keuntungan dirinya melainkan bagi aktor akror politik yang saat ini lagi jalan buntu atau kejepit. Setidaknya konstelasi di KAHMI yang terdiri beberapa patron bisa bisa akan memaksa adanya kocok ulang kartu lagi.

Patron anas di HMI adalah bang Akbar Tanjung. Basis kekuatan Anas ada di Jawa Timur. Adapun jejaring di NU terkoneksi ke jejaring kiai Atabik Ali. Memang bukan sebuah arus besar. Namun tradisi politik di NU yang biasanya para kiai pondok kerap menerapkan strategi Tebar Jala, Anas bisa jadi katalisator politik yang sontak menguntungkan kemunculan sosok yang tak terduga di pentas politik.

Selain itu satu fakta penting yang tak boleh diabaikan yaitu para loyalis HMI Anas yang dimotori Saan Mustapa yang semula gabung di Demokrat, sejak Anas kecokok KPK lantas bergabung di Nasdem.

Irisan-irisan politik jelang 2024 memang makin kompleks, tapi sama sekali tidak rumit merajutnya asalkan ada simpul tengah yang merajutnya.

Saya lihat yang piawai merajut irisan irisan politik dari berbagai organ dan jaringan adalah Mahfud MD. Ia adalah alumni HMI, secara geneologi kultural dan keluarga adalah NU, namun kaum nasionalis dari berbagai spektrun politik merasa nyaman pada putra asli Madura itu.

Maka untuk menggambarkan konstelasi politik pasca bebasnya Anas saya kira pas lah banget ungkapan khas orang Madura. Yaa tak tentu.