Rocky Gerung/ist

Rocky oh Rocky & kekuatan Dramaturginya

OLEH AENDRA MEDITA, jurnalis dan analis di Pusat Kajian Komunikasi Politik Indonesia (PKKPI)

DALAM tulisan ini saya ingin dan sengata kutip penyataan Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo dimana dalam Surat Telegram yang isinya adalah petunjuk bagi para penyidik saat menangani kasus terkait dugaan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).

“Tolong dibuatkan semacam STR (telegram) atau petunjuk untuk dijadikan pegangan bagi para penyidik saat menerima laporan (kasus UU ITE),” kata Listyo Sigit di Mabes Polri, Jakarta, Ini terjadi sejak 16 Februari tahun 2021. Artinya kasus yang mengandung laporan ITE mesti orang yang merasa dirugikan langsung.

Dalam surat telegram tersebut, kata Listyo Sigit, nantinya diatur bahwa pihak yang melaporkan terkait kasus dugaan UU ITE haruslah korban sendiri. Dengan demikian, pelaporan kasus UU ITE ke depan tidak boleh lagi diwakilkan.

Saat ini ada yang dilaporkan ke Polisi oleh para relawan Prisiden Jokowi yaitu Rocky Gerung (RG) yang dituduh menghina Presiden ketika berorasi di depan acara organisasi buruh di Bekasi baru-baru ini.

Ucapan Rocky yang dikatakan menghina Jokowi itu adalah “bajingan yang tolol”. Harusnya jelas Jokowi yang haru lapor. Bukan yang lain.

Saya ingin mengutip sejumlah tokoh yang komentar atas kasus Rocky Gerung ini.

“Di negara yang demokrasinya liberal siapapun Presidennya harus siap dikritik oleh oposisi dengan beragam narasi yang mungkin bernada hinaan. Kalau tidak siap di kritik dengan keras jangan pernah mau jadi Presiden di negara liberal seperti Indonesia ini,” jelas Ubed pengatam politik dari UNJ.

Asyari Usman seniior jurnalis menulis keras bahwa,  tokoh kritik terbaik Indonesia, Rocky Gerung, dilaporkan ke Polisi oleh para relawan Prisiden Jokowi. Rocky dituduh menghina Presiden ketika berorasi di depan acara organisasi buruh di Bekasi baru-baru ini.
Ucapan Rocky yang dikatakan menghina Jokowi itu adalah “bajingan yang tolol”.
Benarkan ini menghina? Tentu harus dibuktikan di pengadilan jika Presiden Jokowi sendiri melaporkannya langsung ke Polisi.
Dalam konteks implementasi hubungan sosial-politik dan ketatanegaraan, maka orang harus melihat siapakah sebetulnya yang menghina? Rocky Gerung atau Presiden Jokowi? Sebelum menjawab pertanyaan ini, kita perlu mendudukkan posisi kedua orang yang diasumsikan sedang berperkara itu.
Pertama, Rocky Gerung adalah salah seorang dari 270 juta rakyat Indonesia yang harus dimuliakan oleh Presiden Jokowi. Mulia kehidupan ekonominya, mulia martabatnya, dan mulia suasana pikirannya. Inilah tanggung jawab Presiden kepada seluruh rakyat yang di dalamnya ada Rocky Gerung.
Kedua, Presiden Jokowi adalah pemegang otoritas tertinggi yang dilengkapi dengan berbagai instrumen untuk memuliakan seluruh rakyat. Jokowi punya kekuasaan tak terbatas, sumber daya alam yang melimpah, dan dukungan intelektualitas yang serba ada. Artinya, dari segi kelengkapan operasional tidak ada yang kurang.
“Pertanyaannya: sudahkah rakyat Indonesia dimuliakan oleh Presiden Jokowi? Sudahkan semua janji untuk memuliakan rakyat itu dipenuhi?” tulis Asyari
Fakta-fakta material dan non-material menunjukkan Presiden Jokowi belum memuliakan rakyat –termasuk Rocky Gerung. “Rocky mungkin saja sudah mulia kehidup ekonominya. Tetapi, bisa jadi dia belum merasa mulia suasana pikirannya. Dia selalu dirisaukan oleh berbagai ketimpangan dan penyimpangan,”tegas Asyari.

Pandangan yang tajam juga disampaikan mantan juru bicara Presiden Abdurachman Wahid (Gus Dur) Adhie Massardi bahwa dalam menyikapi pernyataan politik Rocky Gerung yang bikin relawan (pendukung) Presiden Widodo meradang, sikap Polri tampak selangkah lebih maju, terutama dalam memahami demokrasi. Menurut undang-undang (No 2 Th 2002) memang berada di bawah Presiden, tapi Polri sadar institusinya bukanlah instrumen bagi relawan pendukung Presiden (Widodo) untuk menjarakan orang-orang yang beda pendapat dengan (kebijakan) pemerintah.

“Lihat saja sikap Mabes Polri yang tidak menggubris tekanan sekelompok orang yang ngaku pendukung Widodo untuk menjarakan Rocky Gerung yang ngeritik sangat keras terhadap kebijakan pemerintahan Joko Widodo, dan Refly Harun yang lewat kanal podcastnya nayangkan secara live orasi Rocky di forum kaum buruh itu.”

Pujian ini disampaikan Ketua Komite Eksekutif KAMI (Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia) Adhie M Massardi kemajuan Polri dalam menegakkan keadilan ini merupakan buah dari langkah Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo melakukan introspeksi institusi “Pasca beberapa petinggi Polri terlibat berbagai tindak pidana,” jelas Adhie

Pengamat Direktur INFUS Gde Siriana menilai Ketua Barikade 98 Benny Rhamdani yang juga Kepala BP2MI melaporkan akademisi Rocky Gerung ke Bareskrim Polri sebagai perwakilan dari sejumlah kelompok relawan atas tuduhan menghina Presiden Joko Widodo.

Hal itu dia lakukan karena merasa kepala negara telah dihina dengan sebutan ‘bajingan tolol’ dalam pernyataan Rocky yang tengah viral. Meski begitu, upaya melaporkan Rocky tak diindahkan Bareskrim Polri.

Diketahui sebagai relawan presiden, Benny Ramdhany pernah menuai kontroversi lantaran meminta izin tempur di hadapan Jokowi secara langsung dengan dalih banyak pihak menyerang pemerintahan.

Berikut wawancara melalui seluller Jakartasatu.com dengan Direktur INFUS Gde Siriana. “Ini adalah opini Rocky Gerung, terkait dengan Jokowi sebagai presiden dalam forum akademis. Orang tidak perduli dengan orang bodoh atau pintar, tetapi orang peduli ketika presidennya bodoh atau pintar. Jadi konteksnya ini kritik kepada Presiden. Ini dilindungi konstitusi,” tegasnya.

“Mau gunakan apa sebagai kebencian itu? suku, agama atau apa? Sekali lagi ini soal kritik kepada presiden, bukan Jokowi sebagai pribadi. Orang boleh ngomong DPR nya goblok bisa dikadalin eksekutif misalnya. Dalam konteks hubungan negara dan rakyat, kalimat goblok, bodoh, tolol digunakan untuk menggambarkan ketidakmampuan seorang pejabat negara, misalnya membuat kebijakan yang salah yang merugikan rakyat banyak. Suka atau tidak suka pejabat negara harus bisa nenerima ini tanpa sakit hati. Sekali lagi ini wujud dari kritik.

Tokoh Anthony Budiawan  dari Managing Director PEPS (Political Economy and Policy Studies) Rocky Gerung membuat (relawan) Jokowi gelisah. Karena Jokowi disebut ‘bajingan tolol’ dan ‘pengecut’.

Segerombolan relawan Jokowi bereaksi. Benny Rhamdani dkk melaporkan Rocky Gerung ke polisi, dengan tuduhan menghina Presiden, melanggar pasal 218 KUHP.

Aksi gerombolan Benny Rhamdani dkk ini terkesan sangat bodoh, seperti dijelaskan sebagai berikut. “Benny Rhamdani Kehilangan Muka dan Martabat,” ungkapnya.

Rizal Fadillah pengamat yang sangat tajam menilai bahkan pengamat politik Rocky Gerung dilaporkan kepada pihak kepolisian oleh Ketua Barikade 98 yang juga Ketua Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia Benny Ramdhani dengan alasan dalam suatu acara agenda buruh di Bekasi Rocky Gerung dituduh telah menghina Presiden Jokowi. “Tentu saja laporan Benny Ramdhani ini bermasalah dari sisi hukum,” jelas Rizal.

Yang dimasalahkan adalah ucapan Rocky Gerung “ambisi Jokowi adalah mempertahankan legacy nya. Dia masih pergi ke China buat nawarin IKN. Dia masih mondar mandir dari satu koalisi ke koalisi lain. Untuk mencari kejelasan nasibnya. Dia memikirkan nasibnya sendiri, dia tidak memikirkan nasib kita. Itu bajingan yang tolol”. Benny merujuk pada video yang dilihatnya.

Lantas keseimpulan saya sebagai analis dari PKKPI menlihat bahwa secara khusus kritik RG itu bagian dinamika politik demokrasi yang keren secara komunikasi politik, bahkan secara kekuatan Dramaturgi RG adalah bagian yang paham apa arti plot, teknik muncul, spectacle konklusi bahkan ending sebuah drama dan dalam hal ini soal berbangsa adalah drama besar.

RG tentu yang ahli filsafat itu tahu bahwa saat ini struktur dramaturgi secara aristoles, brecht atau teatar barba dilihatnya saat ini bangsa sedang tak jelas.  bahkan absurd. Saya apahm bahwa dramaturi adalah yang pernah saya dapat 4 semester saat kuliah. Jika disksi RG dan retoriknya bermain dangan akal sehat iotulah RG yang piawai dan makanya lebih baik kasusnya abaikan saja, dan yang harusnya fokus adalah bagaimana bisa jualan IKN sehingga kita seperti sedang obral bangsa. Itulah Rocky yang saya rasa selain cerdas pihak polisi sudah menjalankan intruksi kapolri yang benar dan lurus. Akhirnya saya sampaikan salam untuk RG dari saya yang hanya kawan, junior dan rekan dari Bang Jus Soema di Praja yang sampai kini saya terus belajar darinya. Rocky oh Rocky Tabik…!!!

Kebagusan Jakarta Selatan, 2 Agustus 2023