JAKARTASATU.COM — Association Of South East Asian Nation (ASEAN) Foundation dan ASEAN-Korea Cooperation Fund bekerja sama mengembangkan seni budaya yang menjadi bagian dari KONNECT ASEAN dengan dukungan dari Republik Korea (ROK).

Ada dua program pillihan untuk para seniman yang tergabung dalam negara-negara ASEAN untuk mengikuti program residensi. Ada 15 karya seni dari KONNECT ASEAN Chiang Mai Print Residency di Thailand dan KONNECT ASEAN Artists Residency Programme (KAARP) yang diserahkan dan dipamerkan untuk ASEAN Gallery di Sekretariat ASEAN, Jakarta, pada Senin (16/10).

Acara tersebut menegaskan komitmen ASEAN Foundation dalam mendorong pertukaran dan kolaborasi seni budaya sebagai bagian dari program KONNECT ASEAN, dan berfungsi sebagai inisiatif utama ASEAN Foundation di bidang seni dan budaya.

Project Director KONNECT ASEAN, Benjamin Milton Hampe (Ben), mengatakan diplomasi budaya antara ASEAN dan Korea sudah dimulai sejak tahun 2020. Tahun ini yang kedua kalinya digelar program residensi (bermukim dan berkarya di satu tempat). Sejak dimulai pada 2020, KONNECT telah berkontribusi pada kehidupan dan pengembangan, dan lebih dari 250 seniman serta pekerja budaya melalui berbagai platform seperti pameran, konferensi, workshop, dan educational outreach. Meskipun diluncurkan pada masa pandemi Covid-19, program ini telah berhasil melibatkan audiens melalui pendekatan hybrid yang memadukan aktivitas fisik dan digital.

Dr. Piti Srisangnam, Direktur Eksekutif ASEAN Foundation mengatakan, “KONNECT ASEAN merupakan bukti komitmen kami untuk membuka peluang seni dan budaya bagi seniman di negara-negara ASEAN dan Republik Korea sekaligus bertujuan untuk mengembangkan kreativitas di seluruh kawasan. Program ini menegaskan pentingnya pertukaran seni dalam mendorong ikatan yang lebih kuat dan keharmonisan dalam komunitas ASEAN.”

“Ini juga menjadi hadiah diplomatik yang didonasikan ke ASEAN Gallery hari. Sebanyak 15 karya hasil residensi diserahkan, dan bakal bersanding dengan lukisan-lukisan koleksi lainnya, serta artefak budaya dari mancanegara,” ujar Ben. Menurutmya, KONNECT ASEAN juga mendukung seniman-seniman muda Tanah Air untuk berkarya dan berpameran. Ketika pandemi, semua event seni stagnan dan para seniman tidak bisa saling bertemu. “Sekarang sudah berlalu dan seniman bisa mengunjungi negara lain untuk residensi, membuat koneksi, dan saling berkolaborasi. Ini adalah era baru yang harus didukung,” kata Ben yang juga kurator dalam pameran tersebut menambahkan.

KONNECT ASEAN Chiang Mai Print Residency, yang berlangsung pada 1 – 29 Juli 2023 di Chiang Mai, Thailand, dan KAARP, yang diadakan dari 12 Juli hingga 9 Agustus 2023 di Jakarta, Indonesia, dirancang untuk memfasilitasi pertumbuhan seniman dan pekerja budaya baik di ASEAN maupun Republik Korea.

Hal ini mencakup konseptualisasi, desain dan implementasi produksi karya seni residensi di Indonesia dan Thailand, presentasi resmi hasil akhir di Chiang Mai City Arts and Culture Centre, ASEAN Culture House di Busan (ROK), Sekretariat ASEAN, dan pameran permanennya di ASEAN Gallery.

KONNECT ASEAN Chiang Mai Print Residency melibatkan partisipasi 14 seniman lukis kontemporer dari berbagai negara ASEAN dan Korea, sementara KAARP menampilkan dua (2) seniman berbakat, Catherine Oslo dan Eunji Cho, masing-masing mewakili ASEAN dan ROK, yang berkolaborasi menciptakan satu karya bersama. Setelah program residensi intensif selama satu bulan berakhir, 15 karya seni yang dihasilkan didonasikan ke ASEAN Gallery di Jakarta pada 5 Oktober 2023. Upacara serah terima dihadiri oleh Executive Director ASEAN Foundation Dr. Piti Srisangnam, Ambassador of the Republic of Korea to ASEAN H.E. Lee Jang-Keun, dan Deputy Secretary-General of ASEAN for AEC H.E. Satvinder Singh.

Dalam program KONNECT ASEAN tahun ini, ada dua seniman Indonesia yang lolos seleksi residensi sampai memajang karya di ASEAN Gallery. Mereka adalah Catherine Oslo yang berkolaborasi dengan Eunji Cho asal Republik Korea dan Muhammad Panca Satria. Sepanjang perjalanan untuk menyeleksi para seniman, Ben mengatakan ada banyak cara salah satunya open call atau undangan terbuka. Tapi khusus untuk di Indonesia, ada andil pemerintah untuk mengajukan nama-nama untuk mengikuti program ini.

“Uniknya tahun ini yang berkolaborasi dan residensi adalah mereka bisa apply, tapi harus berpasangan dengan seniman Korea. Nanti akan ada komite yang memilih lagi,” kata Ben.
Apa saja program ke depannya? Ben Hampe menegaskan KONNECT ASEAN bakal tetap menjaring seniman-seniman muda untuk berpartisipasi. “Kami tetap ingin mendorong seniman untuk berkarya dan memajukan kebudayaan,” jelasnya.

Catherine Oslo, perwakilan seniman Indonesia dalam KAARP, mengatakan, “Saya bersyukur atas kesempatan untuk mengembangkan dan menyempurnakan kemampuan artistik melalui KAARP. Karya seni yang saya hasilkan dengan Eunji juga turut menjadi sebuah kebanggaan. Program ini menawarkan kesempatan berharga bagi seniman seperti kami untuk melebur dengan lingkungan kreatif, berkolaborasi dengan rekan seniman dari berbagai latar belakang berbeda, dan mengeksplorasi horizon seni baru. Hal ini mendorong pertumbuhan pribadi dan pertukaran lintas budaya, memungkinkan kami mendapatkan perspektif dan inspirasi baru dari sesama seniman.”

Karya Catherine Oslo, lulusan dari Nanyang Academy of Fine Arts (NAFA), Singapore yang berkolaborasi dengan Eunji Cho asal Korea menampilkan karya grafis dengan Teknik cungkil pada media kayu yang kemudian di cetak untuk menghasilkan karya baru. karya seni kolaboratif ini terinspirasi oleh kehidupan seorang anak. Di mata anak-anak segalanya tampak mungkin. Tidak ada salah atau benar. Seringkali kilas balik kenangan masa kecil kitalah yang membentuk siapa kita sekarang. Kayu sebagai medium mencerminkan kesan kuat dan percaya diri namun pada saat yang sama para gadis harus tampil lembut dan halus. detailnya berupa simbol-simbol dipengaruhi oleh mainan tradisional, drama, atau acara TV serupa di Korea dan Indonesia.

Sedangkan 14 seniman lainnya yang tergabung dalam residenci di Chiang Mai (Thailand) mereka adalah : Tan Kok Chuan (Brunei Darussalam), Sou Kimsan (Kamboja), Mohammad Panca Satria (Indonesia), Silvilay Saypasert (Laos), Tab Kar Mern (Malaysia), Yi Mon Thant (Myanmar), Maria Therese Hautea (Pilipina), Samuel Xun (Singapura), Thammasin Darunkan (Thailand), Vu Xuan Tinh (Vienam), Sane Jung (Korea), Seoul Kim (Korea), Ko Hyun Ji (Korea), Lee Sangmi (Korea),

Ragam inisiatif yang menandai keberhasilan penyelesaian program KONNECT ASEAN pada tahun ini merupakan hasil kerja sama antara KONNECT dengan mitra ASEAN seperti CAP Studio di Thailand, Gudskul dan Jatiwangi Art Factory di Indonesia, serta Nanyang Technological University Centre of Contemporary Arts (NTU CCA) di Singapura. Dukungan dari para mitra dan pemangku kepentingan utama, termasuk Misi Republik Korea untuk ASEAN, telah berperan penting dalam membentuk keberhasilan KONNECT dan potensinya untuk terus mempromosikan seni dan budaya di seluruh wilayah Asia Tenggara.
(Sun/Red) ***