Gimik Iklan Kampanye Pilpres, Jangan Cuma Lucu-lucuan Tanpa Pesan
Oleh: WA Wicaksono, Analis Iklan dan Pencitraan
“Nobody reads advertising. People read what interests them; and sometimes it’s an ad,” ~David Ogilvy
Tentu saja, pemilihan umum adalah momen penting dalam kehidupan sebuah negara, di mana masyarakat memiliki kesempatan untuk memilih pemimpin yang tentunya sesuai dengan harapan. Dus, untuk merebut dukungan, kampanye pemilu seringkali diwarnai dengan berbagai strategi untuk menarik perhatian khalayak pemilih yang disasar. Nah, salah satu elemen kreatif yang tak terhindarkan pemakaiannya dalam kampanye adalah gimik (gimmick). Elemen gimik menjadi salah satu kunci untuk menjangkau pemilih, khususnya generasi milenial dan zelenial yang saat ini memiliki potensi pemilih terbesar dalam pemilu 2024 mendatang.
Dalam pertarungan di arena kampanye, gimik seringkali menjadi senjata andalan untuk menggoda dan menarik perhatian pemilih. Apalagi di tengah serunya gempuran informasi dan pesan politik yang begitu berisik, maka kreativitas dalam mengemas pesan menjadi kunci meraih kemenangan. Pemanfaatan gimik diharapkan mampu menciptakan daya tarik dan keunikan yang out of the box, sehingga calon pemimpin bisa lebih mudah dikenali oleh masyarakat yang ditargetkannya.
Salah satunya adalah generasi milenial dan zelenial yang tentu saja saat ini telah menjadi fokus utama para kandidat yang berkontestasi. Pasalnya secara demografi, mereka menempati prosentase terbesar dari kue pemilih yang ada pada pemilu 2024 sekarang. Dan lagi, kedua generasi ini memiliki preferensi komunikasi yang berbeda, diantaranya, mereka lebih menyukai pesan yang ringan, cepat, dan kreatif. Tak heran jika akhirnya gimik menjadi salah satu strategi yang efektif untuk mencapai generasi ini.
Namun harus diingat, meskipun gimik dapat menjadi daya tarik yang kuat, penting untuk diingat bahwa pesan yang disampaikan harus tetap memiliki substansi. Gimik yang melupakan visi-misi, bisa menjadi lelucon kosong tanpa pesan yang jelas dan daya persuasi yang lemah. Tak boleh diabaikan bahwa pemilih, terutama generasi muda, akan cenderung mencari pemimpin yang tidak hanya kreatif dalam mengemas presentasi kampanye yang menggoda, tetapi juga memiliki pandangan dan rencana yang jelas untuk memajukan negara.
Beberapa contoh pemakaian gimik yang nampak pada Pemilu kali ini adalah adanya munculnya ikon vespa dan slepat-slepet sarung pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN), joggingnya Ganjar Pranowo, dan “Gemoy” Prabowo-Gibran. Namun yang paling menonjol dan sepertinya digarap serius adalah gimik “Gemoy” Prabowo-Gibran.