Dr Rizal Ramli adalah tokoh bangsa. Ia adalah Senior para Aktivis. Sejarah mencatat banyak kisahnya. Ia tokoh panutan aktivis muda. Aktivis 1998 banyak sekali meminta pandangan dia. Dalam peta politik nama Rizal Ramli sangat termasyur. Ia tulus, ia punya pandangan yang sangat cerdas.
Saat Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli mengaku pernah bertemu langsung dengan Chairman Freeport-McMoRan, James R. Moffett di Jakarta dan mengisahkan satu peristiwa tahun 2000 atau 15 tahun silam. Rizal Ramli mengaku saat itu, Rizal Ramli masih menjabat sebagai Menko Bidang Perekonomian di bawah pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid alias (Gus Dur), saat itu pertemuan berlangsung di Hotel Mahakam, Jakarta Selatan, Rizal dan Moffett membahas renegosiasi Kontrak Karya (KK) Freeport di di tambang emas dan tembaga Grasberg, Papua. Freeport menyatakan akan menggelontorkan investasi baru sampai US$ 3 miliar. Rizal Ramli berpesan agar para pejabat pemerintah tidak mudah dilobi, apalagi disuap oleh siapa saja. Menurutnya demi kesejahteraan rakyat, pejabat pemerintah harus tegas tanpa kompromi. Rizal yakin Freeport pasti tunduk bila para pejabat bersih, tegas, dan benar-benar ingin menegakkan kedaulatan negara.
“Kalau kita menegakkan kepentingan kita, nggak gampang disogok, nyerah kok mereka. Kalau dia (Freeport) nggak mau kompromi sama pemerintah Indonesia, jatuh sahamnya dia bargaining position (posisi tawar) kita tinggi, jangan merendahkan diri,” katanya.
Beliau memang keras kepada Freeport makanya ia dikenal Rajawali Ngepret yang berani, ia adalah Konsultan top ekonomi indonesia yang kritis terhadap kekuasaan Orba. Jika diskusi Rizal soal aktivis Nuku ia paham betul siapa Nuku Sulaeman sang penentang Orba.
Komitmen Rizal Ramli terhadap moralitas dan profesionalitas keilmuan seperti tidak bisa ditawar-tawar. Ia selalu berbicara dengan data, itulah mengapa setiap menjadi pembicara diskusi, ia selalu medeseminasikan data-data yang faktual. Dapat dipahami mengapa ia sangat kesal berada di lingkungan yang mempermainkan etika dan moral keilmuan dan profesionalme, dengan mencetuskan istilah penguasa dan pengusaha (Pepeng), demikian cerita Sukmadji Indro Tjahyono.
RR yang terus mikirkan nasib rakyat selalu jadi moral hazaard perjuangannya, dan idealismenya luar biasa. Oun demikian pandangan Anies Baswedan sang capres nomor 1 yang mengatakan, Bang Rizal Ramli sosok yang konsisten memerangi korupsi, nepotisme, feodalisme, dan konsisten memperjuangkan demokrasi melawan segala macam praktek-praktek penyimpangan.
“Sosok beliau, mengingatkan kami masa-masa ketika kuliah dan aktif di pergerakan mahasiswa. Bang Rizal selalu telaten membantu kami mencari data dan mengkonsultasikan bahan saat kami diminta bicara di berbagai forum diskusi ekonomi di Jakarta. Bahkan pada saat itu, sbg mahasiswa kami selalu diterima Bang Rizal. Beliau waktu itu memimpin ECONIT. Kami punya cerita unik mengenai mesin fax. Suatu ketika di awal dekade 1990an, kami akan melakukan protes demonstrasi tentang pembobolan Bapindo oleh Eddy Tansil, yang melibatkan Menteri Sudomo. Saat itu, kami membutuhkan data-data detil yang tidak bisa didapat lewat koran. Lalu saya telepon minta data dan Bang Rizal ingin mengirimkan data tersebut melalui fax. Permintaan yang membuat kami cukup kebingungan, karena belum pernah menggunakan sebelumnya. Hingga akhirnya dikirimkan data tersebut melalui fax salah satu wartel di Yogyakarta. Akhirnya, berkat Bang Rizal, kami menggunakan mesin fax untuk pertama kalinya, tulis Anies di laman FBnya.
Saat kami selesai kuliah, orang pertama yang menawari pekerjaan untuk jadi asistennya adalah Bang Rizal. Meskipun dengan berat hati kami harus menolak ajakan beliau saat itu, karena ingin meneruskan kuliah master ke Amerika. Namun, hubungan kami terus berjalan dengan baik, kenang Anies.
Kini bang RR sudah pergi untuk selamanya dan kami sampaikan… Innalillahi wa innailaihi rojiun…Kami berduka dan bangsa ini kehilangan tokoh yang peduli negeri ini. Tabik…!!!