Seorang  bertanya pada kami. Apa media seperti yang saat ini ramaai wajib menyampaikan hasil survei dalam sebuah debat capres?

Kami hanya mengambil diksi Dr Gede Moenanto Soekowati M.I.Kom, Dewan penasehat CSI, pakar strategi dan analis politik komunikasi media dimana terkait survei, kita bisa belajar dari beberapa pilkada dan pemilu atau beberapa kegiatan survei yang dilakukan untuk kepentingan partai politik (parpol) atau kandidat di ajang pilpres. Hasilnya harusnya tidak berbeda-beda antara satu lembaga survei dengan lembaga survei yang lain walaupun lembaga surveinya berbeda.

Menjadi sangat aneh saat sejumlah lembaga survei hasil surveinya juga berbeda padahal populasi dan sampelnya itu sama. Taruhlah sampel itu 1.200 orang atau 1.200 responden, tapi yang paling jadi masalah adalah bukan terkait dengan jumlahnya karena mau jumlahnya 1200 atau 5 juta responden atau puluhan juta responden itu tidak masalah ketika kita mempertanyakan mengapa hasil survei yang dilakukan oleh lembaga survei X dengan lembaga survei lainnya hasilnya kemudian berbeda-beda padahal responden sama artinya populasi dan sampel itu sama. Sehingga tidak mungkin hasilnya itu berbeda antara satu lembaga survei dengan lembaga survei lainnya karena populasinya sama, maka otomatis sampel yang digunakan adalah juga berasal dari populasi yang sama.

Nah berkaca pada survei yang katanya semua publik sebagi penyaksi maka harusnya ya tak beda. Hasil lembaga survei atau media yang ada beda semua hasil dari hasilnya. Hasil itu umumnya analisa dari survei yang jadi dalam kurung sebentar. Sah? ya silakan saja.

Dari analisa itu kita lihat bahwa dalam hasil, umumnya hampir semua timses klaim menang jagoannya. Tentu saja akan banggakan itu wajar. Jika mengatakan kami kalah kan bukan kompetisi, akhirnya cara ini adalah cara efektif. Tak boleh mengaku kalah, lalu tak boleh tmses itu merasa paling minder.

Adakalahnya timses itu walau lemah harus paling hebat jagoannya. Dan kami melihat nila jujur disini adalah publik dan kuncinya adalah ke depan di kota suara bukan. Nah tyerlapas dari curang maka hasil adalah akhir. Karena capres 2024 ternyata hasil adalah angka tabulasi, sedang kehidupan itu hasil adalah proses hakiki yang jujur. Nah  survei yang lain  surveinya berbeda-beda maka saat ini sah saja, umumnya hasil adalah nanti di kotak suara 14 Februari 2024.