Nurul Arifin/ist

NURUL “Si Iteung” Arifin bakal bertahan di kursi DPR RI. Peluang terbuka lebar lewat Pemilu 2024. Ia kembali turun gelanggang sebagai caleg dapil Jabar-1. Wakil Partai Golkar di dapil bergengsi, meliputi Kota Bandung dan Cimahi yang identik star war. Kontestasi antar bintang.

Populer sebagai pemeran Si Iteung dalam film Si Kabayan Saba Kota dan Naga Bonar ini tak surut tandang makalangan. Filosofi Sunda sebagai ekspresi “siap tanpa ragu”. Terlebih, Nurul terlahir di Bandung. Urang Bandung. Bekal pengalaman pilwalkot Bandung 2018 yang mengantarkannya kembali ke parlemen nasional Senayan. Sebelumnya, dua periode DPR-RI (2004-2009 dan 2009-2014) dari dapil Jabar-VII (Kab. Bekasi, Karawang, Purwakarta).

Nurul Qomaril Arifin, MSi terbilang identik dengan Kota Bandung. Lahir dan dibesarkan di lingkungan yang dikenal nagara beling Cicadas, kawasan padat penduduk di belahan timur Kota Bandung. Toh, ia tak surut menemukan jalan masa depan. Setamat SMAN 10 Bndung, tak jauh dari rumah ortu — Nurul mulai bercengkrama dengan pesona Kota Bandung. Utamanya pentas fesyen.

Debutnya menjuarai Lomba Putri Logo Jabar 1982. Berikutnya menyandang gelar Ratu Disko Jabar 1983, Putri Fotogenik Jabar 1983 dan
Remaja Berbusana Terbaik 1984.

Melaju ke pentas film. Melewati “rintangan” talenta di Kota Bandung, Nurul tak menyerah. Menembus ibukota Jakarta sebagai magnet perfilman nasional. Lancar jaya dan berhasil menjemput passion dirinya. Antusiasme untuk menemukan menu yang di kemudian hari menjadi profesinya. Artis layar lebar alias film sebagai tontonan khalayak.

Tidak kurang dari 40 judul film dibintanginya. Menyusul delapan judul sinetron. Nurul mengawali peran film Hati yang Perawan, saat usia remaja 18 tahun. Sederet penghargaan diraihnya lewat Festival Film Indonesia (FFI). Pun penghargaan Artis Peduli Aids dari Yayasan Pelita Ilmu.

Dalam perjalanan suksesnya, Nurul Arifin tergerak hati untuk terjun ke dunia politik. Dalihnya, belum banyak wanita terwakili di parlemen — utamanya dalam produk berbagai kebijakan.

Nurul yang terlahir 18 Juli 1966 sudah malang-melintang di parlemen nasional. Tiga periode jabatan anggota DPR-RI. Kali ini yang ke-empat kejaran legislator. Nurul tak main-main dalam menoreh rekor. Tak sebatas publikasinya marak di banyak sudut kota Bandung dan Cimahi. Ia pun rela turun bersosialisasi dan aksi ke masyarakat. “Bismillah..,” kata pemegang predikat Young Global Leader pada World Forum-Swiss 2015.

Kiprahnya di parlemen memacu minat pendidikan lanjutan. Pendidikan tinggi di Fakultas Ilmu Sosial & Politik (Fisip) Universitas Indonesia pada 2004. Berikutnya program Strata Dua di tempat yang sama pada 2007. Penerima beasiswa dua kali dari Ford Foundation menandai langkah studinya.

Kini, Nurul Arifin tengah mengepakkan sayap untuk raihan (kembali) kursi DPR RI. Ruang dan peluangnya terbuka lebar. Begitu adanya.***

– imam Wahyudi (iW)
jurnalis senior di bandung