Anies Baswedan dan Farhan/andi

Anies Baswedan akan membangun Pusat Kebudayaan bertaraf internasional. Kelak, bila mendapatkan amanat rakyat menjadi presiden.

Di hadapan para seniman budayawan Bandung, capres Anies Baswedan mendorong Spirit of Bandung menjadi pelopor perubahan. “Datanglah ke TPS, bukan semata untuk Anies — tapi demi fase perubahan Indonesia lebih baik,” kata Anies, sambil meyakinkan “kekuatan moral yang kita miliki, dengan cara yang benar dan spirit yang benar — insyaAllah akan dibukakan pintu langit untuk perubahan.”

Dalam acara NgaJabarkeun Abah Anies di Hotel Papandayan, Minggu, 28 Januari 2024 — Anies bertekad membangun peradaban melalui kebudayaan. Sebuah investasi jangka panjang dalam pergaulan global. Namun demikian, kebijakan tidak boleh berjalan sendiri. Harus lebih dulu mendengar para seniman dan budayawan yang faham akan kebutuhannya.

Jangan menganggap sepele ikhwal kebudayaan. “Negara punya kewenangan, tapi belum tentu punya pengetahuan,” tegasnya. Karena itu pula, Anies mengimbau prasyarat pengorganisasian seniman. Pemerintah tidak boleh jalan sendiri dan mengatur segalanya berdasarkan selera. Perlu keterlibatan dan partisipasi rakyat. Kalibrasi antara pemikiran dan gagasan.

Acara NgaJabarkeur Abah Anies bertema Budaya adalah Investasi.., Budaya adalah Diplomasi. Digagas Aat Soeratin dan Hari Pochank dkk. Diawali nyanyian lagu kebangsaan Indonesia Raya dilanjut gerak pentas kibaran bendera merah-putih oleh seniman Imam Suyantoko. Dipandu Muhammad Farhan, diakhiri dengan gerak Imam menyerahkan merah-putih tadi dan pengenaan hasduk (kacu) pramuka kepada capres Anies Baswedan. Simbol bagi Anies yang tengah melalangbuana dari Aceh hingga Papua untuk Indonesia.

Capres Anies Baswedan juga menyinggung perubahan iklim. Kesadaran lingkungan sdh menjadi kesadaran dunia. Bahkan Anies menyebutnya sebagai “krisis iklim”. Hal yang tidak bisa dilakukan sendirian. Sudah seharusnya dengan effort atau upaya global. “Kita punya bekal Spirit of Bandung yang sudah lebih dulu mendunia,” katanya.

Di bagian lain, Anies kembali mengingatkan — pilpres bukan kompetisi pasang foto. Lebih dari itu mencakup pemikiran dan gagasan tentang Indonesia lima tahun ke depan. Selanjutnya seberapa sama dan atau beda, hingga memastikan pilihan terbaik. “Merah-putih jangan sampai sobek, bakal susah menyulamnya kembali,” kata Anies yang memperagakannya pada lembaran sang saka itu.

Sejalan itu capres Anies mengulang ajakan untuk bersama membangun negara dengan kekuatan hukum. Bukan dengan cara kekuasaan yang mengabaikan hukum sebagai supremasi dalam pengambilan keputusan. “Negara ini adalah negara hukum, yang menjamin hak berserikat dan berkumpul. Negara tak bisa mengatur pikiran dan perasaan orang. Hukum hanya boleh bertindak terhadap pelanggar.

Akhirnya, Anies Baswedan wanti-wanti — merah-putih jangan sampai sobek, bakal susah menyulamnya kembali,” kata Anies yang memperagakannya pada lembaran sang saka itu. Kibartinggikan merah-putih..!

– imam wahyudi (iW)
jurnalis senior di bandung