TIDAK SUDI DIJAJAH CINA (1)

Sutoyo Abadi

Sejarah panjang membentangkan lembaran putih  menorehkan tulisan bercak sejarah  terbaca dengan jelas sejak abad 13 Cina sudah  memiliki nafsu birahi ingin menguasai Indonesia ( Jawa ).

Pada abad 13 di Jawa telah berdiri kerajaan Singosari dengan Rajanya Sri Maharaja Kerta Negara. Pada masa itulah Raja Khubilai Khan dari daratan Cina mengutus “Mengki ( Meng Chi” untuk datang ke Jawa menundukkan Singosari.

Pada tahun 1289 pasukan “Meng Chi” mendarat di Tuban Jawa Timur,  merasa kuat, sombong dan angkuh meminta Raja Sri Maharaja Kerta Negara takluk dan tunduk dengan Raja Khubilai Khan.

Sri Maharaja Kerta Negara tersinggung merasa kehormatan dan harga dirinya terhina dan dihinakan “Tidak Sudi Dijajah Cina”Mengki ( Meng Chi ) langsung di potong telinganya dan di minta pulang ke negaranya.

“Khubilai Khan,” sangat marah dan dendam maka pada tahun 1293 empat tahun  kemudian di bawah panglima “Ike Mese” dengan seribu kapal perang kembali datang dengan pendaratan yang sama di pelabuhan Tuban untuk menundukkan Singosari.

Sayang Kerta Negara sudah tidak ada setelah di serang Raja Kediri Jaya Katwang digantikan menantunya Raden Wijaya,

Terjadilah siasat cerdik Raden Wijaya, memanfaatkan tentara “Ike Mese” untuk menumbangkan “Jaya Katwang”. Setetelah tumbang tak terduga P Wijaya memiliki tekad yang sama dengan mertuanya “Tidak Sudi Dijajah Cina”.

Tentara “Ike Mese” sebagian kapalnya di lumpuhkan ( dibakar ) sebagian pasukannya di bunuh dalam peperangan, sisanya di usir untuk kembali ke negaranya.

Inilah  kegagalan pertama sang penakluk menundukkan sasarannya. Sejarah penaklukan tidak pernah berhenti, tanpa putus asa pada akhirnya di kemudian hari Cina mampu menguasai Indonesia tanpa perang fisik.

Cina mengubah strategi politiknya dengan “Barongsari dan angpaonya”. Dengan mudah penguasa Indonesia di alam kemerdekaan di serang perutnya. Lahirlah oligarki  menjadi kekuatan lebih dahsyat  perang tanpa fisik.

Politik perang Barongsai dengan “Ternak Penguasa” kekuatan politik dan ekonomi Indonesia luluh lantak. Bukan saja mampu membeli semua peraturan dan UU yang mengatur  negara. Negarapun dibeli dengan mengubah UUD 45.

Setelah psl.6 ( 1 ) syarat menjadi Presiden  “Orang Indonesia Asli” jadi ubah maka tinggal selangkah lagi secara fisik dan psychis etnis Cina sebagai Presiden RI.

Sangat terasa NKRI telah masuk dalam jaring liputan perangkap negara Cina. Mereka ingin menguasai Nusantara sejak “Jaman Sriwijaya”.

Indonesia berhasil runtuh total di era Nusantara dalam genggaman kekuasaan  “Raja Joko Widodo” ( Bersambung …) – (*)

22/7/2024